Jangan lupa vote dan komentarnya 💚
Biar aku makin semangat 💚
Selamat datang di chapter pertama Favorite Boyfriend 💚
Di hari pertama semester 5, Mirza Nareswara harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dia dan temannya tidak berada di kelas yang sama karena gagal menyamakan jadwal saat pengisian KRS (Kartu Rancangan Studi). Mirza melakukan pembayaran mendekati tenggat, sehingga dia mendapatkan PIN lebih lama dibandingkan temannya.
Akibat PIN yang dia dapatkan di akhir, Mirza harus rela memilih dosen yang kurang menyenangkan untuk beberapa mata kuliah tertentu dan di kelas bersatu dengan kakak tingkat yang mengambil ulang mata kuliah tersebut, atau tertinggal akibat cuti.
Mirza bukan orang yang kesulitan beradaptasi atau mendapatkan teman, dia juga punya kenalan kakak tingkat yang asyik dan selalu memberi saran di tugas-tugas tertentu. Mirza juga punya kenalan baik itu masih anggota maupun sudah lepas jabatan dari BEM, baik dari kalangan seangkatan, adik tingkat, sampai kakak tingkat.
Namun, itu tidak membantu membangkitkan gairah Mirza untuk memulai hari pertamanya, sebab sepanjang pintu kelas terbuka dan orang-orang bergiliran masuk, tidak ada wajah familier yang bisa dia ajak bicara. Akibatnya Mirza ogah membuat relasi baru, hingga dia memilih diam di barisan paling belakang bersama earphone yang setia mengait di telinga.
Bosan sekali, memainkan ponsel untuk memeriksa media sosial saja enggan dia lakukan. Well, setidaknya itulah keadaan Mirza saat menunggu kelas dimulai. Sampai semua itu berubah saat Mirza dihampiri oleh seorang gadis berambut kecokelatan, membuat laki-laki itu otomatis menegakkan posisinya kala pandangan mereka tidak sengaja bertemu.
"Hai, maaf. Kursinya masih kosong?" tanya gadis itu dengan tatapan penuh harap bahwa Mirza tidak akan berkata kursi itu untuk temannya. "Bagian depan udah penuh dan aku nggak mau duduk terlalu pinggir, makanya mau mastiin dulu kursi ini nggak akan diisi temen kamu yang nitip tempat," gadis itu menjelaskan lagi masih dengan harapan yang sama.
Mirza baru sadar tasnya disimpan di atas kursi kosong itu, maka tidak heran ditanyakan keberadaannya. Mirza segera menyingkirkan tasnya dan memasang ekspresi datar—bukannya tidak ramah, ingin stay cool, apalagi merasa terpaksa, tapi Mirza sedang menahan diri agar tidak tampak salah tingkah dihampiri oleh seorang gadis di hari pertamanya.
"Kosong, kok. Duduk aja."
Gadis itu tersenyum, membuat Mirza kontan berpaling akibat malu ditebar pesona begitu. "Makasih, ya."
Mirza mengangguk seadanya sembari mengawasi gadis itu dengan ekor matanya yang kini telah duduk berdampingan. Masih dengan earphone yang terpasang dan volume lagu dikecilkan, Mirza mengamati gadis di sampingnya yang mengeluarkan hasil cetak KRS untuk melihat jadwalnya hari ini. Dari situlah Mirza tahu ada beberapa mata kuliah mereka yang berada di kelas sama, juga tahu nama gadis itu beserta NIM-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last
FanfictionBermula dari pertemuan di hari pertama semester 5, berhasil membangkitkan rasa dalam waktu yang terbilang singkat. Mirza dan Erina saling mengenal, hingga percaya diri untuk memadu kasih sebagai pasangan. Layaknya pasangan muda pada umumnya, mereka...