Jangan lupa vote dan komentarnya 💚
Biar aku makin semangat 💚
Dalam hitungan menit setelah pertemuan tidak terduga, Johnny dan Erina sudah duduk di bangku kafetaria yang masih berada di area supermarket, tepatnya di dekat station sayuran dan frozen food. Di atas meja yang memisahkan keduanya sudah tersedia dua ice coffee pesanan masing-masing dan seporsi hot dog milik Johnnyㅡyang Erina yakin itu hanya pajangan agar meja tidak terlalu kosong.
Biar diceritakan sedikit bagaimana caranya Johnny dan Erina bisa mendarat berdua seperti saat ini. Ketika mereka akhirnya beradu tatap tanpa orang ketiga yang menengahi, Johnny dengan napas terengah bergumam, "Aku kira ... Erika."
Saat itu Erina termangu tanpa daya, rupanya Johnny yang di restoran hari itu tampak memiliki dunia baru masih mengingat Erika. Sedihnya, Erina dipandang sebagai Erika, menandakan bahwa Abigail berhasil mengubah gaya sang sulung agar terlihat seperti si bungsu dan mengingatkan Johnny pada masa lalu. Kedua insan itu sempat diam untuk beberapa saat, sampai akhirnya Johnny memberanikan diri untuk mengajak Erina mengobrol dan disanggupi tanpa penolakan.
Sekarang Johnny dan Erina sudah duduk bersama minuman masing-masing sebagai pengalih gugup, menunggu siapa yang ingin bicara sebagai pendahulu. Johnny nikmati ice coffee-nya, sembari menatap Erina yang memandang kosong ke arah meja. Begitu gerah mulai menjalar akibat tidak ada yang bicara, Johnny berinisiatif untuk membuka mengingat dia yang mengajak.
"Aku minta maaf udah nyebut kamu Erika. Enggak sopan banget nyebut orang lain yang jelas-jelas beda."
Erina mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya menatap Johnny yang tampak relaks bahkan tersenyum, kontradiktif dengan keadaan gadis itu yang justru murung dan berharap bisa kabur.
"Tapi jujur, style kamu mirip sama Erika," aku Johnny. "Tote bag yang kamu pake juga dari aku buat Erika. Desainnya khusus, nggak ada yang punya. Makanya aku langsung mikir kamu Erika."
Spontan Erina melirik ke arah tote bag yang tergeletak di kursi sebelahnya, jadi merasa tidak enak karena menggunakan barang pemberian orang lain yang ditujukan untuk adiknya. Erina tidak pernah tahu tas itu diberikan oleh Johnny karena mendiang Erika tidak bicara apa-apa soal kado dari mantannya itu. Seandainya Erina tahu tote bag itu dari Johnny, dia tidak akan mau mengenakannya meski Abigail mendesak.
Bila boleh mengenang masa sepuluh tahun lalu, Johnny adalah tetangga samping rumah Erina yang tinggal bersama sang ayah. Johnny lebih dulu tinggal di sana, sedangkan Erina dan keluarganya adalah pendatang baru di lingkungan yang sampai saat ini masih ditempati. Sejak dulu, Erina anak rumahan yang akan pulang tepat waktu saat sekolah usai tanpa berniat berkunjung ke tempat lain. Paling Erina bermain dengan teman, itu juga tidak sering dan dalam setahun, bisa dihitung jari berapa kali dia main.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last
FanfictionBermula dari pertemuan di hari pertama semester 5, berhasil membangkitkan rasa dalam waktu yang terbilang singkat. Mirza dan Erina saling mengenal, hingga percaya diri untuk memadu kasih sebagai pasangan. Layaknya pasangan muda pada umumnya, mereka...