Jangan lupa vote dan komentarnya 💚
Biar aku makin semangat 💚
Maaf karena udah telat update, tapi mau ngasih tahu kalau Mirza bakal update barengan sama Home di hari Sabtu atau Minggu ^^
Itu pun kalau masih ada yang nunggu hehe ^^
Enjoy ^^
Terhitung sudah tiga hari Erina tidak memberi kabar apa pun pada Mirza, tidak membalas pesannya, apalagi bertatap muka di kampus sepanjang UTS berlangsung. Erina hilang bak ditelan bumi, tetapi jika Mirza tidak sengaja pas-pasan dengan Sabrina dan bertanya pada dia, gadis itu pasti menjawab kakak sepupunya ada di kampus. Sialnya meski ada kelas yang mereka ambil sama, ketika ujian berlangsung Mirza dan Erina ditempatkan di ruangan yang berbeda, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk bertemu tatap barang semenit.
Mirza masih bisa fokus pada ujiannya, tetapi konsentrasi itu akan buyar setelah semuanya rampung dan satu-satunya tujuan untuk singgah hanyalah bertemu Erina. Belakangan ini pikirannya kalut, jadi keanehan Erina membuat isi kepala Mirza kian tidak menentu. Mirza bisa saja ke rumah, tetapi setelah hari pertama UTS selesai Erina mengirim pesan untuk melarang Mirza datang.
Alhasil Mirza yang sudah dilarang tidak bisa muncul seenaknya tanpa izin bersangkutan. Sekarang di hari ketiga, tepatnya di waktu jeda menuju jadwal UTS mata kuliah kedua, Mirza berada di tengah-tengah keramaian kantin untuk mencari sosok Erina yang sudah dia rindukanㅡdan makin membuat laki-laki itu berpikir negatif terkait hilangnya. Sayang, sosok yang dia dambakan itu tidak ada di antara kerumunan, malah menemukan Lian yang sedang duduk sendiri menikmati makan siangnya dan melambai pada Mirza.
Mereka sebenarnya sedang perang dingin, tepatnya Mirza sengaja mendiamkan Lian karena masih sakit hati akibat ulahnya yang membicarakan hal tidak-tidak tentang Erina. Enggan berdekatan dengan Lian dan gagal menemukan Erina membuat Mirza memutuskan pergi untuk mencari ke tempat lain. Belum juga dia mencapai pintu kantin, Lian berhasil meraih Mirza dan menyeret ke bangkunya untuk duduk bersama.
"Gue nggak bisa ya didiemin lama-lama. Lo bukan cewek, jadi jangan cuekin gue," tegas Lian yang tidak menerima penolakan dari Mirza.
Seakan tenaganya ikut hilang, Mirza biarkan tubuhnya diboyong paksa hingga berakhir duduk di hadapan Lian. Lian singkirkan piringnya ke sebelah kanan, sengaja agar tidak mengganggu fokusnya untuk bicara dengan Mirza. Belum pernah Mirza terlihat semarah itu, jadi wajar bila Lian tidak terbiasa dengan respons dingin yang diberikan oleh temannya.
"Za, gue minta maaf soal yang di tongkrongan. Selain karena kebawa arus, omongan gue juga nggak bisa dijaga dan nggak ngehargain lo sebagai pacarnya Kak Erina. Gue udah bilang ke anak-anak di tongkrongan buat nggak ngomongin lo atau Kak Erina lagi pas kumpul, tapi gue janji deh nggak akan maksa lo buat datang ke sana lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last
FanfictionBermula dari pertemuan di hari pertama semester 5, berhasil membangkitkan rasa dalam waktu yang terbilang singkat. Mirza dan Erina saling mengenal, hingga percaya diri untuk memadu kasih sebagai pasangan. Layaknya pasangan muda pada umumnya, mereka...