7.

33.2K 2.9K 23
                                    

I wish you enjoy your reading🤗

.

.

.

.

.


"Lo sih ngeyel, gue kan udah bilang jangan sampe kepancing. Kalian berdua yang ikutan berantem gue yang repot ini namanya" sudah hampir 15 menit Rendi mengomeli temannya yang ngeyelnya minta ampun.

"Lo juga Bin, harusnya kasih tau pacar lo supaya gak berantem" omelnya pada Binar. Kalau sudah kesal siapapun akan menjadi korban omelan seorang Rendi yang ceriwisnya minta ampun ya salah satunya Binar ini.

"Udah kenapa jangan ngomel mulu muak gue dengernya" Avaro melayangkan protes pada temannya itu.

"Jangan nyalahin Binar" Daffin pun jadi ikut ikutan protes.

"Kalo gak mau gue omelin makanya jangan berantem" Rendi menatap malas ketiga orang yang sedari tadi membuatnya emosi.

mereka berdua terpancing emosi saat musuhnya dari sekolah lain tiba-tiba datang dan membicarakan hal yang buruk tentang mereka.

Karena tak terima akhirnya kedua belah pihak bertengkar. Daffin dan Avaro kalah jumlah ia hanya berdua sedangkan lawannya berlima. Walaupun kalah jumlah mereka tetap menang namun tak bisa di pungkiri kalau wajah mereka babak belur sekarang.

Setelah pertengkaran itu Rendi yang baru sampai langsung membawa mereka berdua ke warung tempat mereka nongkrong yang jaraknya tak jauh dari tempat kejadian. Dan tak di sangka di sana sudah ada Binar.

"Bentar gue mau beli betadine sama plester dulu"

Saat hendak berangkat ia melihat Alisha yang berjalan melewati mereka. Gadis itu tak sadar kalau ada mereka Rendi pun memanggilnya.

"Al!" Teriak Rendi, si gadis masih belum menoleh, pantas saja telinga disumpal oleh earphone.

"ALISHA" panggilan kedua dilayangkan si gadis pun menoleh. Namun wajah Avaro terlihat tak enak.

"Lo ngapain sih manggil dia" ucapnya kesal.

"Supaya marahin lo"

"Lo pikir dia peduli?" ia benar Rendi kadang kali suka lupa jika hubungan persaudaraan antara si kembar itu kurang baik. Namun tak ada yang menyangka kalau gadis itu akan mendekati mereka berempat.

"Kenapa?" tanya gadis remaja itu setelah sampai di depan mereka.

"Saudara lo nih berantem" adu Rendi

Olivia menatap Avaro sekilas lalu pandangannya ia alihkan ke arah Rendi lagi.

"Saudara gue siapa?" tanya Olivia malas. Avaro merasa ada yang aneh dalam dirinya. Diakesal saat Alisha tidak mengakui dirinya.

"Avaro lah siapa lagi" Ucap Rendi.

"Oh"

"Oh doang? " Tanya Rendi tak percaya mendengar jawaban Alisha.

"Terus gue harus apa?" Tanya nya.

"Ya apa kek, marahin kek, obatin kek dia kan saudara lo" dumal Rendi.

"Lo gak salah ngomong gitu ke gue?"

si pemuda ceriwis mengernyitkan keningnya " Ya nggak salah lah, lo kan emang saudaranya si batu"

"Lo apa apaan sih Ren" ucap Avaro tak suka.

" Tuh dengerkan temen lo marah" gadis itu memandang pemuda ceriwis tadi.

" Gak usah nge libatin gue ke dalam urusan kalian" lanjutnya dingin. Avaro merasa kesal mendengar ucapan gadis itu.

Olivia membencinya, pemuda jangkung berwajah dingin itu. Setiap kali bertemu pasti saja memancing amarahnya, tidak di rumah atau pun di sekolah hobinya hanya memarahi dirinya.

I AM NOT HER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang