i wish you enjoy your reading
.
.
.
.
.
Hari ini Rion mengajak Olivia ke sebuah pasar malam yang seminggu lalu baru buka. Padahal dengan terang-terangan Olivia menolak ajakan Rion namun pria itu malah terus-terusan merengek dan mengganggunya. Mau tak mau Olivia mengiyakan demi keamanan hatinya.
Sudah beberapa minggu ini pria SKSD itu mampu memporak porandakan hatinya. Dengan segala tingkah absurdnya yang dapat membuat Olivia nyaman dan perhatian yang ia terima dari Rion membuat dirinya melayang. Pria itu benar-benar membuat pikirannya kacau.
Alasan dirinya menolak ajakan Rion pun karena ingin menenangkan hati dan pikirannya dari teror sosok Rion yang selalu muncul dalam pikirannya. Ia pikir dirinya gila sampai suara Rion pun tak jarang terdengar di telinganya.
Namun rengekan Rion membuatnya tak bisa bertahan lama dengan niatnya. Mana bisa ia menolak Rion yang terus-terusan merengek di setiap panggilan telepon dan memberi pesan dengan segala permohonan lucunya. Baru dipikirkan saja sudah lucu.
Sial!dirinya kenapa.
Tangan Rion merangkul pundak Olivia dengan santainya, seolah hubungan mereka memang sudah sedekat itu.
"lo apa-apaan sih jangan rangkul-rangkul ya" ujar Olivia tak suka. Bukan tak suka dengan rangkulannya, hanya saja banyak pasang mata yang menatap keakrabannya mulai dari iri hingga kagum. Ditambah hatinya tidak siap menerima rangkulan Rion. Jika dibiarkan dia bisa bisa mati gugup.
Olivia dengan kasar melepaskan rangkulan Rion "kenapa sih Liv" ujar Rion tak mengerti. Perasaan beberapa waktu lalu perempuannya tidak masalah sama sekali jika ia rangkul.
Tunggu. Perempuannya? Yang benar saja
"banyak yang liat tau"
"ya terus kenapa emangnya?" tanya Rion tak mengerti.
"mereka nyangka kita pasangan" kesal Olivia. Ia benar benar kesal masalahnya hubungan mereka ambigu, dan ia kesal karena mereka bukan pasangan yang sebenarnya.
Rion malah tersenyum sambil menatap Olivia, kenapa? Apa yang salah dengan ucapannya.
"kalo disangka pasangan ya gak papa" ujarnya santai. Olivia menatap melongo pria itu. Kenapa Rion bisa sesantai ini.
"kita kan bukan pasangan" gumamnya lirih.
Namun karena memang dasarnya peka, Rion dapat menangkap gumaman Olivia walaupun di tempat tersebut cukup ramai. Kemudian ia mengajak Olivia ke tempat yang tak terlalu ramai.
"kalo gitu ayo nikah"
"hah?" Olivia tak mengerti dengan maksud Rion, kenapa tiba-tiba mengajaknya menikah. Pria ini gila atau bagaimana. Jika nantinya Rion bilang bercanda Olivia tidak akan segan-segan untuk menampar pipi pria itu.
"biar beneran jadi pasangan" ujarnya kelewat santai.
"maksudnya gimana gue gak paham" Olivia menatap Rion meminta penjelasan.
"gue ngajak lo nikah biar kita bukan disangka pasangan tapi karena pasangan beneran" jelasnya. Hah benar-benar tidak punya sisi romantis.
Olivia paham dengan ucapan Rion, jadi maksudnya dirinya sedang dilamar? Ditempat seperti ini? Dengan cara yang tidak romantis? Awas saja jika nanti bilang bercanda.
"lo maksudnya ngelamar gue?" tanya Olivia. Rion mengangguk.
"gak lucu candaan lo" ketusnya.
"loh gue serius, beneran ini. Gue ngajak lo nikah beneran" jelas Rion, ia tak terima Olivia menyebut dirinya bercanda. Tidak tahu saja betapa gugup dia mengucapkan kalimat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HER (end)
Fiction généraleOlivia Brown nama yang di sandang gadis berkebangsaan Inggris tersebut. Gadis yang mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju tempat les pianonya. Si sempurna milik keluarga Brown itu tiba tiba masuk ke dalam tubuh milik Alisha brinna Narendra. P...