6.

33.9K 2.7K 37
                                    

I wish you enjoy your reading🤗
.
.
.
.
.
Olivia melangkahkan kakinya memasuki kediaman Narendra dengan menenteng paper bag yang berisi sebuah sepatu yang ia beli bersama kedua temannya.

Hari sudah berganti malam dan dia baru pulang setelah berkumpul dengan teman temannya. Lampu rumah sudah di matikan jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ia memelankan langkahnya agar orang rumah tak mendengarnya. Namun tiba tiba saja lampu menyala menampilkan sosok garang sang ayah dengan si ibu di sampingnya, sedangkan Avaro? Entahlah mungkin sudah di kamar.

“ Darimana kamu Alisha?” ucapan dingin Abichandra membuat putrinya gugup.

“Main” jawabnya singkat, ia berpura pura biasa saja mencoba menutupi kegugupannya. Entah kenapa melihat mereka berdua mengingatkan Olivia pada pasangan Brown yang akan memarahinya kala nilai nya turun.

“Tanpa meminta izin siapa pun?” tanyanya lagi, ekspresinya tak berubah.

“Aku sudah minta izin mamah” memang benar tadi siang kan dia sudah meminta izin walaupun dengan perdebatan.

“TAPI MAMAH KAMU GAK IZININ ALISHA!” si ayah membentaknya. Gadis itu hanya diam seperti sudah biasa dengan bentakan seperti ini.

“Mau jadi apa kamu hah?! Ini baru sebulan dan kamu mau buat masalah lagi Alisha?! Mungkin benar kata Barra kalo kamu itu pura pura amnesia!” Olivia hanya diam dia tidak habis pikir dengan jalan pikir keluarga Narendra ini.

Pikirannya menerawang jauh praduga praduga muncul di otaknya. Apa mungkin Alisha terlalu jahat, atau gadis itu berkelakuan terlalu urakan, apa orang tua nya saja yang terlalu cemas dengan anak gadisnya, dan atau mungkin si orang tua yang hanya membenci Alisha. Jika praduga terakhir benar Olivia tak mau menjadi Alisha.

“Jawab papah Alisha!” si ayah kembali membentaknya lagi.

“Maaf” hanya gumaman lirih yang keluar. Sebisa mungkin ia harus keluar dari situasi ini. Jangan sampai hal tersebut memicu panic attack nya lagi.

“Ini yang terakhir kalinya, kedepannya gak akan kayak gini lagi” si ayah terdiam mendengar ucapan lirih anaknya begitupun dengan si ibu.

“Baik, papah pegang janji kamu” Abichandra mencoba mempertahankan sikap tenangnya, menekan rasa bersalah yang muncul di hatinya.

“Lebih baik sekarang kamu istirahat Bri” Olivia tak menjawab ucapan lembut Puspa, ia hanya melenggang pergi saat si ibu selesai bicara.

Gadis itu memasuki kamarnya mengistirahatkan tubuhnya di ranjang abu abunya sambil menggumamkan kata kata penyemagat untuk dirinya. Ia menekan rasa lelah jiwa dan raganya meyakinkan dirinya sendiri kalau dia baik baik saja.

 ***

Hari ini hari yang sangat sial untuk gadis itu. Pagi harinya ia harus mendengar caci maki dari kembaran Alisha itu karena ia dituduh mengganggu gadis bernama Binar yang waktu itu bertabrakan dengannya. Padahal lagi lagi ia hanya tak sengaja menabraknya karena berjalan terburu buru.

Kenapa ia harus mendapat tuduhan membully orang lagi dan kenapa juga gadis yang di tabraknya sangat lemah. Padahal ia rasa ia hanya menabrak gadis itu pelan tapi Binar malah langsung jatuh. Kenapa juga Avaro dan teman teman nya hanya melihat sepotong kejadiannya. Dan kenapa pula gadis bodoh itu hanya diam saja tak ada niatan menjelaskan kronologi kejadiannya banyak sekali kata kenapa di otaknya sekarang.

Alhasil karena kejadian itu ia mendapat ocehan-ocehan yang membuatnya muak dari avaro dan teman temannya, terutama pemuda bernama Daffin itu, Olivia sampai bergidik ngeri melihat wajah menyeramkan nya tadi pagi.

I AM NOT HER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang