10.

42.7K 3K 40
                                        


I wish you enjoy your reading🤗
.
.
.
.
.

Olivia melangkahkan kakinya menuju dapur, ia mengambil sebotol air minum dari kulkas dan menenggaknya hingga tersisa setengah. Rupanya ia sangat kehausan. Saat ingin kembali ke kamarnya ia berpapasan dengan avaro yang masih mengenakan seragam lengkapnya sambil memandang kepada dirinya. Rupanya ia baru pulang.

“Kenapa?” tanya Olivia.

“Lo...  gak apa apa?” ucap Avaro, pandangannya tak luput dari si kembaran.

“Emang gue kenapa?” ia balik bertanya. Avaro menggaruk tengkuknya bingung, sedangkan kali ini gadis itu menatap nya penuh selidik.

“ Kalo gak apa apa ya udah” pemuda itu melanjutkan langkahnya.

“Lo” langkah si pemuda terhenti ia memandang si gadis lagi menunggu kata kata selanjutnya yang keluar dari bibir kembarannya. “Kenapa tiba tiba kayak gini?” Ah rupa nya kembarannya ini peka dengan kekhawatirannya.

“ Kayak gini gimana maksud lo?” Avaro berusaha bertingkah biasa saja.

“Lo kan biasanya marah marah mulu, waktu gue baru sadar pun lo marah kan sama gue” pemuda itu terdiam bingung ingin menjawab apa. Tak mungkin kan jika ia bilang kalau dirinya mengkhawatirkan Alisha.

"Lalu? "

"Kemaren, kenapa lo belain gue? Bukannya lo juga nuduh gue bully Ninda"

Avaro berdehem pelan “ Gue kayak biasanya kok” jawab Avaro kikuk.

"Biasanya lo belain gue? " Avaro terdiam mendengar pertanyaan Olivia.

“Emangnya lo pernah nanya kondisi gue?” ucapan telak makin membuatnya tidak bisa berkata kata.

“Gue mau nanya sama lo” oke kita akhiri saja topik yang tadi lagi pula gadis itu tau kalau pemuda itu tak akan menjawab ucapannya tadi.

Avaro mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya “Alisha... maksudnya gue... pemain piano?”

Kembaran Alisha itu malah terdiam lagi tak ada niatan untuk menjawab membuat olivia jengkel.

“Lo inget?” akhirnya buka suara juga.

“Jadi bener” gumamnya. “ sejak kapan gue main piano?” tanya nya lagi. Olivia jengkel bukan main kenapa sih kembarannya Alisha selalu diam dulu saat dirinya bertanya.

“Sejak kelas 4 SD” lebih baik memberi tahunya kan.

“Lalu kapan gue berhenti?” dan untuk yang kesekian kalinya ia tertegun lagi....Arrgghh

“Jawab jangan diem aja” ujar Olivia ketus.

“ kelas 6 SD” jawabnya singkat.

“Karena apa?” sial! Kenapa dia terdiam lagi.

“Oke kalau gak mau jawab, terima kasih infonya” Olivia mengacak rambutnya frustasi, ia meninggalkan Avaro dengan perasaan kesal.

“Dia bilang makasih? Seorang Alisha?" gumamnya tak percaya.
     

                                                                          
***

Aruna melangkah kan kaki jenjangnya memasuki rumah, tak ada siapapun lagi. Ia menghela nafas panjang. Mengeluarkan ponsel berwarna biru dari sakunya bersiap menghubungi seseorang.

“Dimana lo?” tanya nya pada orang di seberang sana saat panggilan nya sudah tersambung.

Kampus” seorang pemuda di seberang sana menjawabnya singkat.

I AM NOT HER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang