i wish you enjoy your reading...
.
.
.
.
.
Dia pembohong, ah tidak, mereka bertiga pembohong yang berkumpul menjadi satu.
Arunna gadis yang berpura pura tangguh dan ceria di tengah kerapuhannya. Hanessa membentengi dirinya dengan sikap masa bodonya. Gadis yang menciptakan garis agar orang lain tidak masuk ke dalam teritorialnya. Dan Olivia dengan kebohongan indahnya. Menjadi gadis dambaan semua orang. Cantik, pintar dan kaya. Tiga hal tersebut mampu membuat semua gadis iri padanya.
Ketiga nya terlihat baik baik saja, dengan semua topeng yang mereka gunakan. Mereka pintar menipu, mereka pintar menyembunyikan fakta bahwa mereka kesepian, mereka ingin melarikan diri dan bahkan mereka hampir sekarat.
Padahal mereka tak sendirian, tapi kenapa rasanya seolah tak ada seorang pun disisinya?
Mereka tak bisa menceritakan semua rasa yang di pendamnya pada siapapun. Sekalipun itu keluarga dan teman dekatnya. Yang mereka lakukan hanya hanya memeluk dirinya sambil menangis dalam diam di sudut kamarnya.
Lalu bagaimana dengan Alisha?
Gadis itu bahkan lebih menyedihkan. Dengan semua luka yang ia dapat dari kecil dan belum sempat tersembuhkan. Gadis dengan hati sudah hancur yang melangkah ke jalan salah.
Alisha sudah lama berada di tepi jurang, ia menunggu setidaknya satu orang yang bersedia memeluknya. Namun ia menyerah dengan hal sia sia yang ia tunggunya. Makanya ia memilih menjatuhkan diri kedalam jurang tersebut.
Ending yang sangat menyedihkan, atau mungkin itu akhir yang terbaik untuknya.
.
.
.
.
.
Olivia selalu memasang tampang datar dan dingin. Tanpa tawa, tanpa amarah dan tanpa rasa sedih Seolah dia adalah manusia tanpa ekspresi.
Musim dingin yang ia lalui di 5 tahun terakhir memmampu buat hatinya membeku. Olivia tak banyak mengeluarkan ekspresi sejak ibunya menyuruh dia menjadi anak yang luar biasa. Keanggunan, kerapihan dan kewaspadaan yang ia tanamkan pada dirinya membuatnya menjadi kebiasaan.
Namun hal tersebut sirna seolah hanya bualan semata. Seolah karakternya dulu tak pernah ada. Selama ia tinggal dalam keluarga Narendra tak ada lagi Olivia yang dulu dijuluki manusia tanpa ekspresi. Kini emosinya selalu saja meledak-ledak jika dihadapkan dengan semua keluarga Narendra, keluarga sinting yang tidak becus mengurus anak.
Setelah kejadian ingatan Alisha yang masuk ke otaknya itu, setelah pengakuan dirinya mengenai kondisi Alisha itu, Avaro menjadi lebih perhatian padanya sampai membuat orangtuanya keheranan.
Pemuda itu selalu mengajaknya sarapan, berangkat dan pulang sekolah bersama bahkan sampai suasana hati pun Avaro menanyakannya. Perlakuan yang sangat terasa asing untuknya. Sudah lama sejak ia berhenti merasakan kekhawatiran dari orang lain.
Gadis itu hanya tersenyum sinis saat mengingat hal tersebut. Ia merasa jijik dan mual dengan segala tingkah Avaro yang menurutnya berlebihan.
Semua perhatian orang kepadanya itu palsu, hanya bualan dan harapannya saja. Ucapan manis yang mampu membuat diri selalu bergantung pada si pengucap. Sama seperti perhatian keluarga Brown, perhatian yang keluarga Narendra berikan pun semuanya pasti menginginkan imbalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HER (end)
General FictionOlivia Brown nama yang di sandang gadis berkebangsaan Inggris tersebut. Gadis yang mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju tempat les pianonya. Si sempurna milik keluarga Brown itu tiba tiba masuk ke dalam tubuh milik Alisha brinna Narendra. P...