i wish you enjoy your reading
.
.
.
.
.
3 bulan kemudian
Selama tiga bulan ini, Olivia sama sekali tidak menghubungi keluarganya. Ralat, keluarga Alisha maksudnya. Kembaran brengseknya selalu saja meneleponnya setiap hari dan membuat dia naik pitam. Oh jangan lupakan si angkuh kepala keluarga Narendra dan istri tak berperasaannya yang beberapa bulan ini berubah menjadi cengeng. Mereka bertiga sangat menyebalkan menurutnya. Ia juga bahkan sudah lupa jika ia pernah punya teman di sekolahnya.
Jika saja mereka tak mengganggunya setiap saat sudah dipastikan kehidupannya di Amerika sangat lah sempurna. Ia memiliki sepupu yang menggemaskan, bibi yang baiknya seperti ibu peri dan paman yang selalu mendukungnya. Kurang sempurna apalagi coba.
Namun semua itu tetap saja ada gangguannya.
Ah.. sialan keluarga Narendra.
Tunggu, jika keluarga Narendra sialan, berarti paman. Bibi dan sepupunya juga sialan dong. Mereka kan juga termasuk keluarga Narendra. Persetan dengan itu semua, kali ini ia sedang emosi dengan Abichandra, lelaki tua yang menjabat sebagai ayah dari dua anak kembar itu sangat lah membuatnya kesal.
Triling...triling...
Ponselnya bergetar lagi, sudah dipastikan jika itu pasti dari ayahnya.
Sialan, jika ingin menghubunginya tolong pikirkanlah posisinya. Mereka berbeda negara kenapa Abichandra ini dengan tidak pedulinya menelepon ia di tengah malam menyebalkan dasar.
Mau tak mau Olivia menjawab panggilannya, karena ia tahu jika dibiarkan terus menerus pria tua kekanakan ini pasti tetap akan menghubunginya.
"tolong tuan Narendra berikan rasa iba sedikit kepada saya kali ini saja. Saya tau di sana masih siang, tapi di sini sudah tengah malam dan anda sangat mengganggu saya. Jadi tolong cari waktu yang pas jika anda ingin menghubungi saya. Jika anda tetap seperti ini saya akan mengganti nomor ponsel saya supaya anda dan keluarga anda tidak mengganggu saya lagi!" Olivia mengucapkan kalimat tersebut dalam satu kali tarikan nafas. Entahlah mungkin dia berbakat menjadi rapper.
"ah maaf papah mengganggu ya" sesal Abichandra. Suaranya terdengar lembut seperti seorang ayah baik hati.
Tunggu-tunggu, ini kenapa? Ini ada apa? Kenapa pria tua arogan itu berbicara lembut padanya. Apa jangan jangan ayahnya Alisha ini sedang sakit?
"hah?" ucapan pria tua itu mampu menyadarkan Olivia dari rasa kantuknya, mungkin malam ini ia akan begadang lagi.
"papah cuma mau kamu pikirin lagi baik baik soal kamu yang ngga mau pulang, maaf ya papah sampai ngga sadar kalo di sini beda jam. Kamu bisa lanjut tidur nanti papah hubungin kamu lagi ya" jelas Abichandra dengan nada sesal.
"papah?" heran Olivia "sejak kapan anda menjadi papah saya" sinisnya.
"maafin papah Alisha, papah tau papah salah. Semua kelakuan papah selama ini ke kamu emang ngga bisa di anggap benar. Tapi tolong kasih kesempatan papah buat menebus dosa papah ke kamu" Olivia dapat tahu jika tuan Narendra ini sedang menyesal. Suaranya terdengar lirih, ia jadi penasaran bagaimana wajah memelas dari pria tua yang biasanya menunjukkan sisi angkuhnya.
Tidak.. tidak apa yang kau pikirkan Olivia.
"saya selalu memberi kesempatan kepada anda selama saya tinggal di kediaman anda. Meski memuakkan, meski saya merasa tercekik oleh suasana rumah anda, saya tetap bertahan semampu saya dengan harapan bahwa suatu saat anda dan keluarga anda akan menerima saya. Tapi nyatanya pangkat lebih penting dibandingkan seorang putri kan tuan Narendra"
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HER (end)
General FictionOlivia Brown nama yang di sandang gadis berkebangsaan Inggris tersebut. Gadis yang mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju tempat les pianonya. Si sempurna milik keluarga Brown itu tiba tiba masuk ke dalam tubuh milik Alisha brinna Narendra. P...