4.

36.8K 3.1K 24
                                    

I wish you enjoy your reading
.
.
.
.
.

Bel istirahat sudah berbunyi, anak-anak langsung berhamburan keluar menuju kantin untuk mengisi perutnya, namun tidak dengan Olivia setelah 10 menit hanya berdiam diri di kelasnya ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke toilet hanya sekedar ingin membasuh mukanya agar tak terlalu kusut. hari ini pikirannya sulit diajak kerja sama. Dari pagi ia tak bisa fokus bahkan pelajaran tadi pun ia tidak mendengarkannya, merupakan sebuah keajaiban jika anak seperti Olivia tidak mendengarkan pelajaran.

Setelah berada di depan pintu ia menghentikan langkahnya suara rintihan dan suara tawa tak jelas memasuki indra pendengarannya, tubuhnya meremang ia bergidik ngeri. Tidak mungkin ada hantu di siang bolong, Olivia mencoba menyingkirkan pikiran anehnya. Gadis itu melanjutkan niatnya, saat sudah berada di dalam toilet ia disambut oleh 3 gadis. Tidak, 2 yang menyambutnya sedangkan yang satunya terduduk ketakutan dengan penampilan berantakan.

"Oh Alisha, ngapain disini? atau mungkin ingetan lo udah balik ya" ucap gadis yang waktu itu memperkenalkan dirinya sebagai Vera sambil tersenyum senang.

"Gak sabar mau bully orang lagi Al?" kali ini gadis bernama Sina buka suara, ya ketiga gadis di depannya adalah teman sekelasnya. Ah tidak, lebih tepatnya anak anak yang sekelas dengannya. Vera, Sina dan si cupu yang duduk sebangku dengannya entah lah siapa namanya ia tak tau dan tak ada minat untuk mengetahuinya.

"Kalian ngapain?" bukannya bersekongkol dengan mereka, dia malah mengajukan pertanyaan bodoh yang sudah ia ketahui jawabannya. "Loh, duduk sehari sama dia udah ketularan begonya dia al?" tanya Vera, Sina hanya tertawa.

"Terserah kalian gue nggak mau ikut campur" Olivia tak menghiraukan ucapan kedua gadis yang menurutnya menyebalkan itu. Ia berjalan begitu saja mendekati wastafel dan mulai mencuci tangannya.

" Seorang Alisha nggak mau ikutan ganggu si cupu jelek ini? salah makan lo?" ledek Sina, disambut tawa mengejek dari Vera sedangkan gadis yang sudah seperti gembel itu hanya menunduk gemetar. Entah karena kedinginan atau ketakutan.

Olivia mengambil sapu tangan di saku jasnya kemudian menyeka tangan basahnya" Gue nggak peduli kalian mau bully dia kek, mau apain dia kek kali ini gue nggak ikut campur. Gue nggak mau disamakan dengan kalian berdua" Seorang Olivia disamakan dengan mereka berdua? tentu saja ia tak mau, gadis dingin dan angkuh itu tak akan pernah sudi.

" Setelah bangun dari koma lo makin aneh tau nggak, lo jadi sok alim" Sina tersenyum sinis.

" Gue bukan sok alim, tapi gue mau buktiin kalo gue lebih berkualitas dibanding kalian" kali ini senyum di wajah kedua orang itu menghilang. Vera menatap tajam gadis di hadapannya.

"Dari mana lo dapet kepercayaan diri lo itu" ucap Sina mengejek.

" Lebih baik dari kita berdua ya?" seringaian muncul lagi di bibir merah jambu milik Vera. " mau gue kasih tau? Alisha kita emang nggak sama, Lo dulu bahkan lebih kejam dari gue sekarang, jadi berhenti pura-pura baik, buka mata lo dan aku in semua dosa yang pernah lo lakuin.  Jijik gue liat lo yang pura pura nggak pernah ngelakuin apapun ini."

"Karena udah ada pahlawan yang nolongin lo, kali ini gue lepasin lo cupu, cabut Sin gue alergi sama orang sok alim" mereka berdua melenggang pergi.

Olivia memandang dingin gadis yang dari tadi hanya duduk tertunduk di lantai tak ada niatan sedikitpun untuk menolongnya. Ia pergi dari tempat itu begitu saja niat awalnya untuk mencuci muka ia batalkan karena sudah tak berminat lagi.

Olivia tak sadar kalo di luar berdiri seorang gadis yang berpura pura memainkan telepon genggamnya. Dia Hanessa salah satu gadis yang satu kelas dengannya. Sama hal nya dengan Alisha, Hanessa pun berniat untuk mencuci mukanya guna menghilangkan kantuk, namun niatnya terkurung saat mendengar pertengkaran mereka.

I AM NOT HER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang