16.

29.3K 2.7K 124
                                    

I wish you enjoy your reading...

.

.

.

.

.

Sebelum menemui Hanessa, Olivia mampir terlebih dahulu ke toko buku yang jaraknya tak jauh dari kafe yang akan dituju. Beberapa hari ini Olivia mulai menyukai buku-buku fiksi milik Alisha, bahkan tujuannya mampir ke toko buku hanya karena ingin membeli series buku berikutnya yang belum Alisha miliki.

Setelah membeli buku Olivia segera pergi menuju kafe yang biasa dipakai nongkrong oleh mereka bertiga karena Hanessa dari tadi terus terusan menelponnya dan menggerutu bahwa Hanessa sudah terlalu lama menunggu dirinya.

Dan mengenai Aruna setelah siang tadi kakaknya membawa pulang ia menangis kejer di rumah sampai-sampai Rion pun meledeknya terus menerus. Ia mengiyakan ajakan teman temannya untuk menghilangkan rasa sedihnya, mungkin saja jika berbincang dengan temannya ia akan melupakan kejadian tadi.

Olivia memasuki kafe mengedarkan pandangan mencari kedua temannya. Ia akhirnya menemukannya kedua wanita seumuran dengannya yang sama sama menatap dirinya sambil melambaikan tangan. " udah sampe Al" basa basi Aruna kala temannya sudah sampai di mejanya.

"Ya" Jawab Olivia singkat. Gadis itu memilih duduk di samping Hanessa. Aruna hanya tersenyum bodoh mendengar jawaban temannya.

"nih udah gue pesenin" Hanessa menggeser stroberry cheese cake dan milk tea yang beberapa saat lalu sudah ia pesan untuk Alisha.

"Thanks" Olivia menyeruput minumannya pelan.

"Alisha" panggil seorang pemuda yang tak asing.

"uhuk..uhuk" Olivia tersedak minumannya saat mengetahui orang yang memanggilnya ternyata temannya si makhluk menyebalkan Avaro.

"ngapain lo disini?"

"lah bebas dong, emang ada peraturannya kalo gue nggak boleh kesini?" jawab Olivia sewot. Ia kesal saja karena pemuda tersebut ia sampai tersedak.

"ya enggak sih" ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"lo disini sama temen-temen lo? Olivia celingukan, kali saja dikafe ini ada makhluk-makhluk sesat itu, jika iya ia aka langsung pergi daripada kafe ini menjadi medan tempur.

" gue sendirian" Jawaban pemuda itu membuat Olivia bernafas lega. Untung saja.

" nongkrong sendirian? Kayak sad boy aja" celetuk Aruna, mengundang tatapan kedua temannya dan pemuda tersebut.

"gue lagi kerja"

"kerja? Barista? Tapi kok nggak ada name tag nya" Hanessa menepuk pelan lengan Aruna karena takut jika temannya ini sudah ikut campur terlalu jauh.

"bukan, cafe ini milik nyokap gue. Gue disini disuruh ngontrol doang"

"udah sana, lo ganggu" ujar Olivia malas dengan tema percakapannya.

"sialan lo, ya udah gue kesana dulu"

"iya sana"

Pemuda tersebut pergi setelah pengusiran yang dilakukan Olivia dengan wajah dongkolnya. Ia tak habis fikir akan diusir dikafenya sendiri. Ah tidak kafe sang ibu maksudnya.

" siapa Al? Anak orang kaya? kenalin sama gue Al ya..ya..ya" kata Aruna antusias.

Olivia menatap malas Aruna, belum tahu saja gadis itu jika pemuda tadi prilakunya sangat-sangat membuatnya naik pitam.

I AM NOT HER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang