8.

33.1K 2.7K 51
                                    

I wish you enjoy your reading...

.

.

.

.

.



  Dua bocah berbeda gender itu sedang berlarian di taman. Senyuman tak pernah luntur dari bibir keduanya.

Duk...

" Bar aku jatuh" gadis kecil berusia 10 tahun itu meringis saat melihat luka di lututnya, mata nya berkaca kaca siap untuk membuat air terjun.

Anak lelaki yang dipanggil tadi pun mendekat, wajah nya khawatir " kamu gak apa-apa bri?" tanya si anak.

"Sakit bar" cairan bening itu mengalir tak tertahan.

" Iya jangan nangis" si bocah lelaki meniup niup lukanya sambil merapal kan beberapa mantra untuk menghibur saudaranya itu.

"Udah sekarang gak sakit lagi kan, udah aku sihir" ucap si anak lelaki menenangkan, senyuman terbit di kedua sudut bibirnya di ikuti oleh gadis kecil.

"Iya udah gak sakit lagi, barra hebat" riang bocah yang di panggil Bri tadi.

"Ayo sekarang pulang nanti mamah marah" ajak bocah bernama Barra menggandeng tangan Brinna.

" Ayo" jawab si gadis dengan semangat 45.

Sesampainya di rumah mereka di suguhi situasi tak mengenakan. Ibunya sudah berkacak pinggang dengan wajah memerah menahan amarah. " barra, Brinna kalian dari mana aja ini udah sore!" kesal si ibu.

"Kita dari taman mah" jawab Barra polos. Sedangkan gadis di sampingnya semakin mengeratkan pegangan tangannya.

"Ngapain ke taman? Pasti kamu di ajak Alisha kan?" tanya si ibu menatap tak suka anak perempuannya. Si anak hanya terdiam menunduk. " Alisha! Jangan buat ulah lagi, saudara kamu itu harus belajar, jangan buang buang waktu saudara kamu!" si ibu menaikan satu oktaf nada bicaranya.

"Enggak mah, malahan Barra yang ngajak Brinna" jelas nya.

Tak mau makin panjang, si ibu mengalah " Kalo gitu masuk kamar kalian dan belajar"

"Iya mah" jawab keduanya kompak. Mereka berdua melangkahkan kaki mungilnya memasuki kamar, kenapa si ibu tak sadar dengan kaki putrinya yang terluka.

"Bar mamah benci yah sama aku?" tanya Brinna setelah kembarannya itu memasang plester di kakinya.

"Kata siapa, mamah cuma khawatir aja kok sama kita ini kan udah sore dan kita baru pulang" jelas bocah lelaki itu tenang.

"Bukan kita tapi kamu" gumamnya lirih yang tak bisa didengar oleh bocah di sampingnya. Gadis itu paham kalau si ibu memang tak menyukainya. Tapi ia juga senang mendengar penjelasan dengan unsur kebohongan di dalam kalimat yang kembarannya ucapkan.

"Denger Bri, kamu gak usah sedih aku bakal lindungin kamu kok" si anak memandang mata bulat kembarannya.

"Bener yah"

"Bener"

"Janji?" Brinna mengacungkan kelingkingnya di hadapan Barra.

"Janji" Barra mengaitkan kelingkingnya sambil tersenyum.



Olivia bangun dari tidurnya. Apa tadi hanya mimpi atau apa. Tapi kenapa nama anak itu terdengar tak asing. Tentu saja ia tak sadar kalau kedua nama itu merupakan nama panggilan dari Alisha dan Avaro semasa kecil.

I AM NOT HER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang