2.

39.6K 3.2K 47
                                    

I wish you enjoy your reading🤗
.
.
.
.
.

  Hari ini hari kepulangan Olivia dari rumah sakit setelah dirawat selama 2 minggu. Mereka sudah beberapa jam lalu sampai di rumah. Kakinya sudah bisa dijalankan walaupun masih tertatih. Padahal orangtua Alisha dan dokter sudah menyarankan agar Olivia memakai kruk saja namun gadis keras kepala itu menolaknya. Dia bilang kalau memakai kruk kaki nya akan pulih lebih lambat. Mau bagaimana lagi, orang tuanya pun hanya pasrah mengiyakan.

“Alisha makan dulu sayang” teriak si ibu di dapur masih berkutat dengan kegiatan memasaknya.
Di ruang makannya sudah duduk dua pria berwajah mirip itu sedang berbincang.

“Bri makan sayang” si ibu berteriak lagi kala mendapat putrinya belum juga turun. “Bar susul saudara kamu ke atas, ajak dia turun” titah sang ibu sambil menyiapkan makanannya di meja.

“ Suruh turun sendiri aja mah, aku males naik lagi” jawabnya datar.

“Bar jangan kayak gitu, kamu tau kan kalo Brinna baru pulang” kali ini suara si kepala keluarga yang menginterupsi.

Mau tak mau Avaro pun bangkit dari duduknya.

“ Gak usah aku udah disini” kali ini suara si gadis yang terdengar. Olivia menghampiri keluarga itu dan memilih duduk di depan ibunya.

“ Bri makan yang banyak sayang, supaya cepat pulih badannya. Mamah juga buatin ikan salmon sama tuna” ujar nyonya Narendra antusias. Namun olivia masih memasang wajah datarnya.

“ Aku alergi makanan laut” jawaban datar olivia itu menghapus senyum ibunya. Olivia memang memiliki alergi terhadap makanan laut ia akan sulit bernafas saat makanan tersebut melewati kerongkongannya. Namun gadis itu tak tau jika Alisha sama dengannya atau tidak ini hanya untuk jaga jaga saja.

“a..a...maaf sayang mamah gak tau”

“Sejak kapan lo alergi seafood?” tanya avaro. Olivia hanya mengedikkan bahu malas menjawab saudaranya alisha itu.

“ Lo bilang lo hilang ingatan, tapi kenapa lo inget kalo lo alergi seafood?” selidik avaro. Kedua orang tuanya pun langsung menatap putrinya meminta penjelasan.

Feeling aja” jawab olivia sekenanya. Tidak mungkin kan dia bilang kalau yang alergi itu olivia bukan Alisha.

“Gaya lo feeling, lo bohong kan soal amnesia” tuduh pemuda jangkung itu matanya menatap tajam gadis yang dari tadi memainkan makanannya.

“udah udah kita makan saja” lerai si ayah.

“kalo gitu makan sayur bayam sama sosis nya aja” lanjut si ibu.
Tak ada jawaban lagi, mereka pun melanjutkan makan dengan khidmat sampai suara si gadis memecah keheningan “aku besok mau sekolah” ucap olivia. Selama 2 minggu ini ia mulai mengetahui sedikit kehidupan tentang Alisha. Bahwa gadis tersebut ternyata seumuran dengannya dan masih mengenyam pendidikan di SMA. Ia juga mencoba menerima hal tak masuk akal ini, kalau dia entah mengapa bisa memasuki tubuh Alisha.

Memang awalnya Olivia masih kukuh menolak bahwa dia Alisha seperti ucapan keluarganya. Namun kalau dia tetap menolak dan mengaku sebagai olivia bukannya nanti keluarga Alisha akan menganggapnya gila.

Persetan dengan tubuhnya yang ada di Inggris, mungkin dia akan mencari tahunya pelan pelan bagaimana ini bisa terjadi.

“ nggak, kamu baru juga pulang Bri” tolak si ayah.

“aku bosan di rumah” pintanya, Sebenarnya Olivia sedikit takut saat berbicara seperti ini, ia tak pernah melawan ucapan orang tuanya selama tinggal di Norwich.

I AM NOT HER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang