"Ini percobaan yang keberapa? Ke-97?" tanya Han Sooyoung, sembari meminum minuman kalengannya dengan khidmat. Memerhatikan Dokja yang sedang sibuk berkutat dengan bagian kepala robot yang dia buat.
"Iya, aku yakin setelah aku membereskan kepalanya, dia akan memiliki pikiran sendiri nantinya," jawab Dokja.
"Bukannya percobaan sebelumnya kau sudah menambahkan kontrol pada otaknya?" tanya Han Sooyoung.
"Itu..." Dokja menggeleng lesu. Sooyoung bisa merasakan nada lesu pada suaranya. "Dia memang mampu untuk menjawab pertanyaan apapun. Tapi jika ada pertanyaan yang tidak ada disistemnya, dia cenderung terdiam begitu saja. Aku tidak mau curhat dengan benda yang tidak mengerti apa maksud dari ceritaku."
Han Sooyoung mengetuk kaleng minumannya dengan pelan, "Kau selalu bisa cerita apapun padaku. Daripada membuat robot yang entah kapan berhasilnya itu."
Dokja kemudian menatap Han Sooyoung dengan raut yang lumayan mengerikan. Dokja hampir seperti mumi baginya. "Memangnya aku bisa cerita apa padamu? Kau kan tahu semuanya."
"Aku tidak keberatan untuk mendengarnya beberapa kali lagi," jawab Han Sooyoung.
Dokja kemudian mendengus lucu. "Orang yang lebih sering berada di negara tetangga daripada di negara sendiri mau sok-sokan jadi pendengar?" Dokja tertawa. "Apa aku harus pesan pesawat dulu kalau mau cerita?"
Sooyoung kali ini tertawa. Yah, yang satu ini tidak bisa dia hindari, sih. Setelah dia mendapat jabatan sebagai kepala institusi penelitian, dirinya sibuk kesana kemari dan bertemu banyak orang. Tidak seperti Dokja yang lebih senang mengunci diri di lab, dia lebih sering bepergian demi tugasnya.
Sejak 3 tahun ini Dokja sangat berambisi membuat robot yang benar-benar mirip dengan manusia. Bahkan Dokja membuatkan robot tersebut semua sistem organ tubuh dengan fungsi yang sama dengan manusia pada robot itu. Berusaha merancang sistem mental dan akal untuknya juga. Pada dasarnya, Dokja hanya ingin membuat seorang teman.
Dia menamakan robot itu Yoo Jonghyuk. Robot itu kekar dan wajahnya teramat tampan sampai Han Sooyoung saja takjub dengan itu. Dokja ternyata berusaha keras untuk membuat wajah robotnya. Karena Yoo Jonghyuk benar-benar setampan itu. Orang yang berkunjung ke lab Dokja pasti terpana sebentar kearah robot itu, dan kalau saja Dokja tidak menaruhnya di tabung besar khusus eksperimen, semua orang pasti akan mengira Yoo Jonghyuk itu manusia betulan.
Sebenarnya, dengan Yoo Jonghyuk yang sekarang saja Dokja sudah menjadi peneliti yang sanggup mencapai kancah internasional karena penemuannya. Yoo Jonghyuk dari luar penampilannya sama sekali tidak berbeda dengan manusia. Kulitnya saja hampir mirip dengan manusia kecuali fakta bahwa wajahnya yang diluar akal sehat itu.
Tapi, Dokja menolak penemuannya diperkenalkan. Dia bukan membuat Yoo Jonghyuk untuk dipamerkan. Dia hanya ingin membuat seorang teman untuk dirinya sendiri.
Itu sebabnya, dia berusaha keras selama 3 tahun ini.
"Ngomong-ngomong, kau terlihat mengerikan, Dokja. Kalau Jonghyuk bangun nanti dia pasti marah melihatmu lemas begitu," tegur Han Sooyoung.
"Aku sudah matikan semua sistemnya. Dia tidak akan tahu apapun."
"Hei, kelak sistem power itu harus kau hilangkan. Kalau kau mau dia punya pikiran sendiri, harusnya kau membebaskan dia untuk mengaktif dan mematikan sistemnya sendiri," ucapnya, mengingatkan.
Dokja terdiam kemudian. Karena Sooyoung benar,
Untuk kedepannya, dia tidak boleh lagi menggunakan sistem itu pada Yoo Jonghyuk. Karena setelah Yoo Jonghyuk punya akalnya sendiri nanti, dia pasti cepat atau lambat akan marah pada Dokja.
Dokja tidak akan bisa melihat apa yang dia buat marah kepadanya hanya karena satu kesalahan.
Dia kan sudah bertekat. bahwa Yoo Jonghyuk, akan menjadi temannya. Dalam segala hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
YJH 0.9
FanfictionDihari dimana Dokja hampir menyerah menyempurnakan robot buatannya, percobaannya yang ke 99.99 dengan luar biasanya berhasil. Bahkan melebihi harapannya. Tapi... entah kenapa, robot ini... terlihat sangat terobsesi dengan Dokja?