#17

13.4K 1.5K 129
                                    







Makan siang di apartemen Yoo Joonghyuk adalah hal baru. Ngomong-ngomong, Dokja yang membayar deposit tempat ini. Lumayan mahal, tapi melihat bagaimana Joonghyuk menyukai dan terbiasa dengan apartemen ini, rasanya tidak masalah. Joonghyuk suka melihat pemandangan malam, jadi tempat ini sangat cocok untuknya menikmati malam di Seoul melalui dinding kaca yang menutupi hampir sebagian besar ruang tamunya.

Namun, Joonghyuk tetap badmood sampai pagi ini, meski ia tetap sibuk memasak dan menyajikan susu cokelat untuk Dokja.

Habisnya..., malam itu...

*flashback*

Dokja memberikan handjob pada Joonghyuk. Yah, karena dia merasa perlu membereskannya. Ia, dengan beraninya membuka celana Joonghyuk. Dan Joonghyuk hanya bisa melihatnya dengan alis mata bertaut,

Mulutnya sedikit bergetar, saat Dokja mulai menarik celananya. "Profesor... hati-hati..."

Dokja yang mendengar peringatan pelan itu mengangkat wajahnya untuk melihat Joonghyuk, tapi...

Ia terkejut saat ia selesai menarik celana dalam Joonghyuk dan penis Joonghyuk menampar pipinya. Like, wth?

Joonghyuk terlihat sangat khawatir saat penisnya yang mencuat menampar sedikit wajah Dokja yang diam dengan ekspresi tidak menyangka, "Sudah kubilang hati-hati, prof. Sakit, tidak?"

Ia memegangi wajah Dokja yang masih belum lepas dari kekagetannya, dan Dokja hanya bisa menggeleng sebelum menepuk kecil lengan berotot itu untuk memberi tahu Joonghyuk kalau dia tidak apa-apa.

Hanya saja... kenapa benda itu jadi besar banget begitu? Apakah itu bahkan sudah keras sepenuhnya?

Dan Dokja mengakui ditampar penis Joonghyuk seperti itu terasa hebat namun juga menakutkan,

Karena ia tidak berpikir bisa memasukkan itu ke...!

Yah, ke itulah.

"Joonghyuk... aku bantu sedikit saja... ya," Dokja berusaha menangani dirinya sendiri dan memutuskan memberikan handjob untuk Joonghyuk.

Ia harus akui kalau dia takut. Padahal situasinya sudah mendukung begitu, tapi sesaat setelah Joonghyuk keluar ditangannya, Dokja langsung lari kekamar mandi.

Habisnya Joonghyuk dengan matanya yang tampak sangat terangsang seperti siap menerkamnya,

Tidak!

Dokja masih belum siap.

*flashback ends*

"Kau... marah padaku?" Tanya Dokja, saat melihat Joonghyuk dengan wajahh datarnya menghidangkan nasi goreng omelette dihadapan Dokja.

"Tidak," jawabnya, singkat.

"Kau marah."

"Tidak..." Joonghyuk menghela nafas. "Aku memang sangat tidak terkendali semalam, baguslah kau masuk ke kamar mandi, prof. Aku agak kecewa karena tidak bisa lebih jauh, tapi bagaimana lagi kalau kau belum siap?"

"Kau... serius ingin melakukan lebih dari itu padaku semalam?" Tanya Dokja, tidak percaya.

Joonghyuk menaruh air hangat dihadapan Dokja. Lalu duduk didepannya. Ekspresinya masih sama, datar. "Padahal aku hampir gila karena tidak bisa melakukan apapun padamu, saat kau ada didepanku dan dengan dada serta paha terpampang jelas. Kau masih tanya juga bagaimana perasaanku?"

"Apa rasa penasaranmu padaku memang sejauh itu..." gumam Dokja.

"Prof. Penasaran? Haha, kau pikir aku penasaran?" Tanya Joonghyuk, sinis.

YJH 0.9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang