Cup. Dokja bisa merasakan sentuhan bibir Joonghyuk yang terasa dingin didadanya. Setiap kali Joonghyuk memainkan ujung dadanya yang berwarna merah muda dan mungil itu,
Dokja merasa pusing. Dada sebelah kanannnya dihisap dan diemut oleh Joonghyuk seperti bayi, dan yang satu lagi dimainkan denggan jari telunjuk dan jempolnya. Kedua jari itu terus saling menggesek didada Kim Dokja, mencubitnya pelan, dan menekannya.
Dokja tidak tahu darimana Joonghyuk mempelajari itu, tapi rasa sentuhannya sangat mendebarkan. Saat telunjuk dan jempol Yoo Joonghyuk tak sengaja menekan terlalu kuat, seluruh tubuh Kim Dokja terkejut dan lenguhan ringkih terdengar dari bibirnya.
Yoo Joonghyuk bisa melihat profesornya yang selalu terlihat strict dan dingin, menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Wajahnya memerah dan suara nafas terdengar jelas. Satu tangannya yang lain terus saja menahan dada Yoo Joonghyuk yang semakin mendekat kearahnya.
Yoo Joonghyuk melepas bibirnya dari ujung dada Kim Dokja yang sedikit mencuat karena hisapan intens darinya. Sejujurnya, dia merasa profesor Dokja cukup lucu sekarang ini. Padahal dia bisa saja terus mendekat dan tidak mengindahkan perjuangan Kim Dokja untuk menahan tubuhnya,
Tapi Profesornya yang sedang berjuang keras mempertahankan dirinya itu imut. "Kancing celanamu sudah copot dimobil tadi, prof."
Kim Dokja menyadari arah tatapan Yoo Joonghyuk, dan kemudian reflek menahan celananya yang hanya tersisa resleting tanpa kancing yang biaa dibuka kapan saja itu,
Dan begitu tangan Profesor Dokja lepas dari bahu dan dadanya, ia segera saja kemudian mencium bibir itu dengan bernafsu. Bibir mereka bertemu, tapi Yoo Joonghyuk merasa belum cukup. Ia mengigit pelan bibir Profesor Dokja agar ia membuka mulutnya sedikit, dan kemudian dengan buas melahap bibir bagian dalamnya.
Lidah mereka bertemu, lidah Kim Dokja yang tidak tahu apa-apa itu hanya bisa pasrah saat lidah Yoo Joonghyuk menjilat dirinya dan menciumnya, melilitnya dan kemudian menghisapnya dengan perlahan,
"Umh..." Profesor Dokja sudah merasa mulai kesulitan,
Tapi Yoo Joonghyuk masih belum. Ciumannya berlangsung lagi, dengan intens dan panas,
Tapi begitu ada tepukan yang agak keras dibahunya, barulah Yoo Joonghyuk tersadar dan melepas bibirnya dari ciuman yang menuntut itu.
Profesor Dokja menghirup oksigen dengan susah payah, benang saliva yang terulur diantara bibir mereka membuat Yoo Joonghyuk semakin ingin mencium lagi,
Itu niatnya saat kemudian, Profesor Dokja yang sudah sedikit lega, menangkup kedua pipinya dan kemudian mengusap bibir Yoo Joonghyuk. Bibir itu basah dan penuh saliva, jadi Kim Dokja hanya ingin membersihkannya.
Pupil mata Yoo Joonghyuk melebar bersamaan dengan usapan itu, lagi-lagi rasa menggelitik didadanya muncul lagi, dan kali ini sedikit menyiksa. Profesor Dokja memang pandai mengambil momen untuk membuatnya terjatuh lebih dalam, dan lebih dalam lagi. Yoo Joonghyuk tidak tahu harus berbuat apa...
"Prof." Yoo Joonghyuk dengan mudahnya kemudian meraih tubuh shirtless Profesor Dokja, dan menggendongnya didepan dadanya, seperti anak kecil yang masih berumur 6 tahun.
Kim Dokja yang sedikit kaget lalu berseru pada pria itu, malu. "Apa-apaan Yoo Joonghyuk—"
Dug
Dokja merasakan tubuhnya bersentuhan dengan dinding. Dinding kamar hotel tempat ia dan Joonghyuk singgah,
Dokja masih belum sempat bicara lagi, tapi Yoo Joonghyuk sudah memelorotkan celananya Kim Dokja, dan menarik beserta celana dalamnya turun hingga semuanya tertanggal di pahanya. Tapi bokongnya sudah bebas,
![](https://img.wattpad.com/cover/300733863-288-k244016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YJH 0.9
FanfictionDihari dimana Dokja hampir menyerah menyempurnakan robot buatannya, percobaannya yang ke 99.99 dengan luar biasanya berhasil. Bahkan melebihi harapannya. Tapi... entah kenapa, robot ini... terlihat sangat terobsesi dengan Dokja?