#02

18.9K 2.2K 59
                                    


"Aku tidak akan melakukannya." Dokja tersenyum.

Sementara Joonghyuk yang secara tiba-tiba menerima penolakan itu terdiam, meneliti ekspresi profesornya dengan seksama. "Aku hanya ingin memberimu tes kecil, Joonghyuk. Setelah aku membuatmu cerdas begini, aku ingin tahu apa jawabanmu kalau aku bertindak tidak senonoh begini."

Dokja yang tertawa kecil saat melihat Joonghyuk memasang ekspresi serius itu, kemudian memegang kepalanya dengan susah payah. Kadang dia sedikit menyesal membuat Joonghyuk setinggi itu. Dia jadi berjinjit saat ingin mengelus kepalanya, "Apa karena kau buatanku, ya? Kau jadi lebih lembut padaku."

Dokja jadi teringat beberapa bulan lalu. Saat itu sifatnya Joonhyuk masih diatur satu-persatu, dan saat itu hal dasar yang Dokja tambahkan adalah sifatnya yang keras dan arogan.

Tepat setelah Dokja mengaturnya seperti itu, Joonghyuk seharian memaki Sooyoung karena sifat wanita itu yang ugal-ugalan. Bahkan dia hampir saja menyerang Sooyoung jika saja Dokja tidak mematikan tombol powernya.

Dokja tidak mengerti, meski Joonghyuk tidak diatur menjadi pria kuat dan bertingkah seperti preman, dia memang kadang terlihat seperti itu. Dan pukulannya juga terlihat sangat menyakitkan. Mungkin dia begini karena dia tidak sepenuhnya robot...

Joonghyuk hanya diam. Tangannya masih memegang lengan Dokja yang ramping. Tapi matanya terlihat lesu, "Kau mengujiku, prof?"

"Itu tes kecil." Jawab Dokja.

"Tapi aku benar-benar ingin."

"Apa?" Dokja terdiam seketika. Apa kata robot ini? Apa Dokja tidak salah dengar?

"Prof, jika kau tidak ingin bertanggung jawab, jangan mengatakan apapun. Seperti yang kau tahu, sekarang aku punya perasaan. Seperti manusia pada umumnya."

Dokja sama sekali tidak tahu jika Joonghyuk bisa beradaptasi dengan semua itu secepatnya. Dia pikir Joonghyuk masih akan membutuhkan sedikit waktu untuk mengerti apa itu perasaan, pikiran, kata hati, semacam itu. Tapi dia...

Sudah menguasainya.

"Joong-"

"Lain kali kau seperti itu, aku akan membuatmu menyesal, prof." Setelah mengatakannya, pria itu melepas lengan Dokja. Tidak kasar sama sekali, malahan terkesan sangat hati-hati. Kemudian, robot itu berjalan dengan santainya kekamarnya sendiri, seperti tidak terjadi apa-apa.

Meninggalkan Dokja yang masih termenung dalam pikirannya sendiri. Jantungnya berdegup kencang. Sial! Tadi itu, dia pikir dia sedang berbicara dengan manusia asli saking kagetnya. YJH 0.9 itu... ah, bukan, maksudnya adalah, Yoo Joonghyuk, untuk dikatakan sebagai robot lagipun sepertinya tidak bisa. Dia terlalu cerdas dan juga tampan.

Sepertinya... Dokja berhasil membuat seorang teman yang baik... mungkin(?)



***



"Apa ini..." Dokja lagi-lagi dibuat terkejut dengan Joonghyuk.

Robot itu, dengan santai menyodorkan piring berisi hidangan terakhir didepan Dokja. Dokja bahkan tidak mengaturnya untuk mahir memasak, tapi dia bisa langsung bisa melakukannya setelah membaca buku resep milik Dokja!

Robot siapa ini? Kenapa cerdas sekali?

"Joonghyuk..."

"Profesor, cobalah dan katakan dengan jujur rasanya," Katanya, serius.

"Kau membuatnya seperti ini saja sudah hebat," pujinya. "Kalaupun rasanya tidak enak, kau sudah melakukan yang terbaik. Selamat makan!"

Slurp. Dokja menyendok makanan itu kedalam mulutnya.

YJH 0.9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang