"Do-Dokja... itu robotmu, kan...!"
Joonghyuk? Seriusan? Dia... disini?
Bagaimana bisa?
"Profesor," Joonghyuk mendekat dengan tapakan yang keras. Dia terlihat sangat menyeramkan. Saat dia sampai didepanku dan Sooyoung, matanya tak berhenti memicing pada Sooyoung seolah-olah sudah siap membunuhnya.
"Bagaimana kau..."
Dokja terdiam saat kemudian, Joonghyuk segera saja memeluknya.
Itu sangat tidak disangka.
"Prof."
Dia tidak menjawab pertanyaan Dokja, tapi jelas, kalau dia sangat mengkhawatirkan Dokja. Mungkin dia sudah dengar dari para peneliti lain kalau Dokja pergi mengetes alat penemuan Sooyoung bersama, tapi, bagaimana dia bisa tahu kalau ada kesalahan sistem hingga mereka terdampar ditempat yang berbeda?
"Dokja... robotmu... bisa mencari kita? Tidak, dia bahkan bisa terbang? Apa dia bahkan tahu kita akan kesini?"
Aku yakin Sooyoung banyak pertanyaan tentang mengapa Joonghyuk bisa muncul secara heroik disini, mengingat bahkan tim penolong saja sampai saat ini tidak kelihatan batang hidungnya.
"Aku tidak bodoh sepertimu." Joonghyuk menjawab dengan dingin. "Mesinmu tidak bekerja dengan baik jika koordinat lokasinya salah satu koma saja. Apa kau tidak tahu itu?!" Teriak Joonghyuk.
"Tunggu... kau mengotak-atik mesinku?!" Balas Sooyoung, geram.
"HARUSNYA KAU BERSYUKUR KARENA AKU TIDAK MENGHANCURKAN ALAT SIALAN ITU. KAU TAHU KALAU AKU BISA MELAPORKANMU ATAS MALPRAKTIK?"
"ITU TIDAK SENGAJA!"
"TERSERAH SENGAJA ATAU TIDAK, TAPI KENAPA KAU MEMBAWA PROFESOR-KU?!"
"PROFESOR-MU? SIAL! DOKJA BUKAN MILIKMU!"
"TAPI AKU...!" Joonghyuk mengeritkan gigi bersamaan dengan ekspresi geram diwajahnya. "AKU MILIKNYA."
"Teman-teman." Dokja mengintervensi pertengkaran itu dengan wajah lelah. Bersamaan dengan dirinya yang berjalan mundur karena menyadari sesuatu dibelakangnya telah datang. "Pedagang manusia itu sudah tahu kalau kita datang, jadi...
Kita harus bertahan sampai tim penyelamat datang."
Joonghyuk dengan cepat menunjuk kearah jam tangannya. "Tenang saja. Mereka datang dalam sepuluh menit."
"Apa? Tau dari mana kau?" Tanya Sooyoung, ketus.
"Aku melihat mereka. Tidak kelihatan?" Joonghyuk menunjuk kearah langit. Dimana hanya ada awan putih membentang. Dokja dan Sooyoung bahkan tidak tahu apa yang sedang coba dia tunjukkan.
"Apaan sih?"
"Disana, sekitar 10 kilometer, mereka menuju kesini dengan helikopter," jawab Joonghyuk, jengah.
"Apa? Kau bahkan bisa melihat benda yang belum muncul itu?" Sooyoung hampir saja menganga dibuatnya. Kemudian, menatap Dokja yang sibuk nengajak anak dari semak-semak itu bicara.
"Pengacak lokasi, terbang, dan mata super, Dokja.. kau memasukkan semua isi kepalamu kedalam robot ini?" Soyoung menatap Dokja dengan tatapan tidak percaya.
Sementara Dokja, hanya diam dan mengelus rambut Joonghyuk yang lebat. Dianya Dokja malah membuat Sooyoung semakin heboh, karena, tentu saja Dokja itu penemu paling hebat yang pernah Sooyoung temui, tapi bagaimana bisa dia membuat berbagai macam benda yang hebat dan memasukkannya kedalam YJH 0.9???
Ini semacam tradisi untuk para profesor membuat setidaknya satu atau dua penemuan, atau setidaknya rencana penemuan dalam satu tahun. Jadi Dokja, meskipun fokus membuat Yoo Joonghyuk dan segala macamnya, dia juga membuat beberapa penemuan kecil untuk menjelaskan mengapa ia selalu lembur di labolatoriumnya.
Dia menjalankan banyak proyek dalam satu tahun, dan dia masih bisa membuat penemuan yang bahkan tidak dia katakan kepada siapapun?
"Wow." Sooyoung berucap tidak percaya.
Setelah beberapa saat keterkejutan Sooyoung itu, beberapa helikopter tiba disana. Memang, seperti kata Joonghyuk, bala bantuan segera saja begitu ia tiba dimulai terpencil ini.
"Permisi, profesor Han Sooyoung dan Kim Dokja, kami menerima laporan jika tempat ini sarangnya kriminal tingkat internasional?" Tanya seorang polisi. Mereka adalah interpol. Organisasi khusus penanganan perkara internasional. Mereka datang begitu Dokja memberitahukan situasinya.
"Benar. Ini masih dugaan, tapi seperti yang kau lihat. Mereka kriminal besar jadi kami tidak mampu memeriksanya sendiri. Terlebih, bukankah aneh, anak yang bukan dari sini ditemukan didaerah ini?" Jelas Dokja, ia sedang memegang anak kecil yang tadi ia temukan bersama Sooyoung.
"Terimakasih atas bantuan anda... Dan anak ini..."
Anak itu, dengan cepat memeluk Dokja. Matanya terlihat awas dan mengawasi pergerakan polisi yang hendak menyentuhnya, jadi kemudian polisipun berhenti mencoba menyentuhnya dan berkata, "Kami dari kepolisian. Kamu aman sekarang, nak."
"Paman yang membawaku kesini juga berkata seperti itu. Kalau dia dari kepolisian dan aku aman sekarang."
Dokja melirik anak itu dengan tatapan kaget. Anak itu bisa bicara ternyata?
"Kau bisa bahasa inggris, nak? Perkenalkan, kami..."
"Aku tidak mau ikut bersama mereka, tolong aku, hyung!" Anak itu memegang jas labnya Dokja. Tangannya bergetar dan meskipun para polisi sudah mencoba melepaskannya dari Dokja, anak itu tidak melepasnya sedikitpun.
"Hmm, kalau begitu," Dokja kemudian menggendong anak itu dengan senyuman lembut. "Pak, aku akan merawat anak ini untuk sementara. Tidak apa-apa kan?" Tanya Dokja.
Petugas interpol itu kemudian menggaruk tengkuknya dengan bingung, lalu melihat Sooyoung yang jelas-jelas mendukung ide Dokja itu. Sooyoung cukup terkenal, jadi dia tidak berani untuk melarang Dokja dan akhirnya menghela nafas panjang.
"Saya akan biarkan selama beberapa hari..."
Dokja kemudian tersenyum senang. Sementara Joonghyuk, melirik kearah anak kecil yang memeluk leher Dokja.
Meski hanya sekilas, Sooyoung bisa melihat mata robot itu bersinar, dengan rahang yang mengeras.
Sial. Robot itu terlihat kesal?

KAMU SEDANG MEMBACA
YJH 0.9
Fiksi PenggemarDihari dimana Dokja hampir menyerah menyempurnakan robot buatannya, percobaannya yang ke 99.99 dengan luar biasanya berhasil. Bahkan melebihi harapannya. Tapi... entah kenapa, robot ini... terlihat sangat terobsesi dengan Dokja?