"Dokja.... dokja!" Hyunsung memanggil Dokja yang terlihat sedikit linglung dengan nada keras.
Dokja yang segera saja tersadar dari lamunannya, terlihat canggung dan merasa bersalah. Huft, padahal hari ini kencan pertamanya dengan Hyunsung, tapi dia malah kepikiran kontrak yang dia buat dengan Joonghyuk.
Jujur saja, dia merasa marah karena sikapnya sekarang yang menerima Hyunsung dan Joonghyuk bersamaan untuk mendekatinya seolah membenarkan kalau Dokja itu benar penipu.
Apa aku memang dari awal punya sifat licik begini, ya?
Tanya Dokja.
"Hyunsung..."
"Ya?"
Dokja sedikit ragu saat dia ingin memulai, tapi kemudian ia membersihkan tenggorokannya, dan bertanya kemudian kepada pria didepannya. "Apa menurutmu aku licik?"
Semenit.
Hyunsung menyesap jusnya dengan ekspresi bingung. Kenapa?
Kenapa dia tidak langsung menjawab dan hanya memerhatikan Dokja dengan ekspresi prihatin itu. "Dokja, kau benar-benar tidak tahu...?"
"Apa..."
"Kau itu kan pendendam dan licik. Itu sudah pasti, kupikir kau sudah tahu..." ucap Hyunsung, lembut.
Apa?
Bahkan Hyunsung budiman yang akan tersenyum saja saat seseorang merampok dompetnya saja bilang begini?
"Kenapa aku licik? Aku itu baik, tau?! Kau tau kan cerita kalau aku merelakan bahan bakar alternatif yang aku ciptakan kepada pusat penelitian?! Kalian sampai emosi waktu aku cerita..."
Hyunsung mengangguk, membenarkan kisah itu. Mereka memang sangat marah saat mendengar Dokja merelakan kreditnya atas penemuan itu kepada pusat penelitian.
Setidaknya,
Sampai mereka tahu kalau penemuan itu hanya bisa dibuat oleh Dokja, dan Dokja enggan membagikan rancangan mesin itu kepada para peneliti lain.
Artinya,
Setelah Dokja keluar dari pusat penelitian, dia tidak punya tanggung jawab lagi untuk membuat mesin semacam itu dan semua orang cepat lambat akan tahu jika pemilik asli dari mesin itu adalah Dokja.
"Dokja, kau itu tidak sebaik itu..." ucap Hyunsung, pelan.
"Kau bilang suka padaku tapi kenapa kau berkata begitu?" Tanya Dokja, gusar.
"Kau itu orang paling perhitungan yang kutahu. Tapi karena itu jugalah... aku menyukaimu."
Waktu itu, Hyunsung adalah pesuruh. Wajahnya tampan dan tubuhnya atletis. Tapi sifatnya terlalu baik dan lemah. Dia sering dijadikan pembantu oleh anak lain dengan embel teman,
Tapi berbeda dengan mereka, Dokja yang perhitungan itu, selalu membalas semua yang diberikan orang lain kepadanya.
Dia juga tidak akan membiarkan seseorang memberikan sesuatu kepadanya cuma-cuma.
Oleh karena itulah, Dokja selalu membalas kebaikan Hyunsung meskipun Hyunsung saat itu benar-benar tulus ingin membantu Dokja.
Dokja yang seperti itu sangatlah memesona baginya.
Tapi...
Orang baik?
Hyunsung yang menyukai Dokja sampai setengah mati saja tidak akan bilang begitu,
Karena Dokja adalah Dokja.
"Dokja memang bukan orang baik, tapi kau bukan orang jahat," kata Hyunsung.

KAMU SEDANG MEMBACA
YJH 0.9
FanfictionDihari dimana Dokja hampir menyerah menyempurnakan robot buatannya, percobaannya yang ke 99.99 dengan luar biasanya berhasil. Bahkan melebihi harapannya. Tapi... entah kenapa, robot ini... terlihat sangat terobsesi dengan Dokja?