#22

9.9K 1.1K 49
                                    






"Kim Dokja, hari ini sangat berat?"

"Huum..." pria itu memeluk Dokja yang sedang bersandar padanya. Membelai lembut punggungnya dengan sayang.

"Tidak masalah, kau tahu, kau punya aku. Dan jubahku."

Dokja tersenyum, seraya mendekatkan dirinya kepada jubah tidak terlihat milik pria didepannya, rasanya nyaman bersembunyi dijubahnya. Seolah-olah jubah itu menyembunyikan dirinya dari seluruh dunia, dan tak akan lagi ada yang bisa mencarinya.

"Kau menyelamatkanku lagi," gumam Dokja, matanya terpejam karena rasa hangat dan nyaman yang menerpanya. Rasanya dia ingin tinggal selamanya dijubah pria itu.

"Siapa yang menyelamatkan siapa?" Pria itu mengeratkan pegangannya pada lengan kurus Dokja yang menyedihkan. "Kau yang menyelamatkanku."

"Hmm. Kalau begitu kita saling menyelamatkan."

"Haha. Baiklah."

"Waktuku hampir habis, ngomong-ngomong." Dokja berucap dengan lesu.

"Oh, ya. Sial. Padahal aku masih kangen."

"Ngomong-ngomong, sebelum aku pergi, aku penasaran pada satu hal."

"Apa itu..."

"Kau, saat memelukku begini, apa kau merasa tergoda?"

"Tentu sa— hah? Apa maksudmu?"

"Maksudku, apa kau ada rasa ingin membuka bajuku, menciumku atau semacamnya?"

"A-a-a-apa?! Siapa yang mengatakan itu padamu? Sialan itu?! Benarkan?! Sialan itu bernafsu padamu, kan?! Si brengsek Yoo Joonghyuk itu! Argh! Dasar sial, kalau aku bisa kesana kubunuh dia!"

"Haha, apa sih?" Dokja terkikik geli. "Kalau kau bunuh dia, kau juga akan menghilang dong?"

"Ugh..."



***



Dokja terbangun karena merasa ada bau yang enak tercium dari arah dapur. Dia kemudian turun, berjalan dengan hati-hati keluar dari kamarnya,

Dan mendapati Yoo Joonghyuk didepan sana sedang memasak sesuatu.

Melihat roti panggang dengan mentega yang sudah sedikit mencair diatas meja bar dari dapur, Dokja menebak kalau Yoo Joonghyuk sedang membuat sandwich.

"Chef Yoo Joonghyuk! Baunya enak sekali, apa isian utama dari sandwichmu hari ini?" Tanya Dokja, bersemangat.

"Tuna," jawab Joonghyuk, sekenanya.

"Aku belum pernah makan tuna yang matang..."

"Tuna ini di goreng 1-2 menit diatas api kecil dengan minyak sawit. Diatasnya kubumbui dengan sedikit lada dan garam, dan diangkat." Yoo Joonghyuk berbalik, dan kemudian meletakkan tuna yang dimasaknya keatas sandwich, beserta dengan lapisan telur setengah matang dan juga selada. Sedikit tomat, jamur segar, dan kemudian... sebagai penutup, saus lezat yang dituang diatasnya.

Dokja langsung saja bersemangat. Tampilan sandwichnya saja sangat bagus, rasanya pasti tidak kalah hebatnya.

"Aku makan.!"

Robot Joonghyuk terkekeh sedikit saat melihat Dokja yang dengan semangat menyantap sarapannya pagi itu.

Dokja sudah tidur selama 24 jam. Tapi Yoo Joonghyuk sama sekali tidak membangunkannya. Itu karena Dokja terlihat sangat nyaman didalam tidurnya, berbeda saat ia terakhir kali bangun. Memeluk Yoo Joonghyuk dengan frustasi dengan air mata mengalir.

YJH 0.9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang