Chapter XV - meeting

4.5K 411 13
                                    

Jennie POV

Aku sangat merasa bersalah kepada Lisa apa yang telah ku lakukan kepadanya sebelumnya, aku memutuskan untuk kembali ke kamar dan mengetuk pintu kamar, tetapi tidak ada jawaban apapun di dalamnya.. mungkin Lisa sangat marah denganku..

Aku pun memutuskan untuk ke resepsionis, niatku ingin meminta kunci cadangan tetapi, aku takut Lisa akan semakin marah denganku.. aku terpaksa harus menyewa kamar lain untukku tidur..

Seseorang memegang tanganku saat aku berada di resepsionis.. saat aku menoleh itu adalah Kai..

Aku masih muak dengan perkataan dia kepada Lisa, tetapi bagaimana pun juga Kai masih atasanku, aku mencoba melepaskan tanganku tetapi dia memegangnya dengan erat.. "jangan seperti ini, kau menyakitiku" ucapku dan melihat ke matanya dan Kai pun melepaskannya..

"Aku minta maaf" jawabnya pelan.. aku melihat lenganku yang merah berbekas karena di genggamnya..

"Jen, tolong maafkan aku" dia berkata sangat tulus memandang mataku tanpa henti..

"Kau tidak harus meminta maaf kepadaku, kau harus minta maaf dengan Lisa" kataku pelan dan memegangi lenganku yang sakit karena ulahnya..

"Kenapa kau sangat membelanya?" Dia bertanya padaku yang membuat aku terdiam, ya.. kenapa aku seperti ini? Mungkin karena aku merasa bersalah?

"Aku tidak membela siapapun Kai, tetapi tetap saja. Kau tidak boleh seperti itu padanya.. bagaimanapun, dia sahabatmu dari kecil" ucapku berbohong untuk meyakinkannya, sebenarnya.. aku sendiri tidak tahu.. kenapa aku sangat marah saat mendengarnya di hina..

Aku melihat Kai mengepal tangannya, tetapi mulutnya tersenyum.. "ya, aku akan minta maaf padanya"

"Baiklah, aku akan masuk kamar dulu" kataku dan dia mengikutiku untuk masuk lift..

"Sedang apa kamu di resepsionis?" Tanya nya penasaran.. kami sudah berada di lift.. aku melihat angka perlantainya..

*ting* pintu pun terbuka di lantai dua.. aku memilih kamar di sebelah kamar Lisa..

Dan kami pun keluar dari lift aku hanya tersenyum dan membungkukan badanku sebelum aku meninggalkannya "aku permisi" jawabku dan meninggalkannya masuk kamar..

Aku melihat wajahnya penuh pertanyaan..

Mungkin dia memikirkan kenapa aku masuk kamar lain..

Aku pun berbaring di ranjang, merentangkan kedua tanganku, menatap langit-langit..

----

Flashback on

"Jennie-yah~" panggil unnieku yang masuk ke kamarku, dia membawa kantong plastik di tangannya dan duduk di ranjangku, dia menaruh palstiknya di meja samping ranjangku.. aku langsung membenarkan posisiku menjadi menyender di ranjangku..

"Ada apa, unnie?" Kataku yang menatap unnieku..

Unnieku meraih kedua tanganku dan menatap ku.. tatapannya sungguh tulus dan aku merindukannya..
"Kamu harus rajin belajar, unnie tidak ingin sia-sia karena telah menyekolahkanmu"

Aku yang mendengar ucapannya hanya tersenyum dan memutar mataku "tentu unnie, aku berbaring karena lelah seharian belajar" ucapku menjelaskan..

"Hmm benarkah?" Tanyanya meyakinkan..

"Ya, sepanjang unnie kerja, aku belajar dengan sungguh-sungguh" kataku tersenyum.. dan unnieku menganggukan kepalanya dengan pelan..

"Baiklah, aku percaya, kalau begitu.. aku punya hadiah untukmu" dia memberi kantong pelastik yang tadi dia bawa.. dan aku meraihnya, aku membukanya dan mataku berbinar saat menerimanya, dan itu adalah favoritku, eskrim "gomawo unnieee~" aku memeluknya dengan erat..

Don't Touch Me {GxG} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang