Chapter XXVII - sadness

4.3K 371 1
                                    

Lisa POV

Malam ini aku tidur di kamar Jennie, aku melihat foto Yoona dan ibunya berada di kamarnya..

Aku meraih foto yoona, sedangkan Jennie masih berada di kamar mandinya..

"Yoona-ssi, apa kabarmu di sana?  Aku minta maaf aku tidak datang waktu itu, ada yang ingin ku katakan, saat ini, aku dan adikmu, saling mencintai.. ku rasa, ini bukan kebetulan, aku mempercayai takdir saat aku mengenalnya.. yoona-ssi.. terimakasih pernah ada di dalam hidupmu, aku janji, aku akan melakukan yang terbaik, dan aku akan menjaga adikmu, dan juga ayah mu" ucap ku berbisik sambil menatap foto Yoona, airmataku berlinang saat ini.. aku tidak bisa menahannya..

Jennie pun keluar dari kamar mandinya hanya menggunakan bathrobe nya..

Aku yang langsung menaruh foto Yoona dan menghapus airmataku cepat-cepat..

"Hun, ada apa? Aku melihatmu, kamu baru saja menangis" ucapnya yang melihat kearahku.. dan duduk di sampingku..

"Hun?" Panggilnya lagi dengan lembut..

"Hmm, aku hanya memikirkan Yoona, tetapi tenang saja, kali ini aku sudah mengikhlaskannya, aku yakin dia sudah tenang di sana" jawabku yang membuat Jennie memelukku dan aku bersandar di dadanya, dia mengelus rambutku hingga punggungku..

"Terimakasih telah menjadi teman terbaik untuk unnieku, Lisa" gumam Jennie dan aku hanya terdiam memeluknya..

"Hun, kenapa kamu memikirkan bahwa aku yang melakukan hal jahat pada unnie mu?" Tanyaku kali ini dengan serius.. "apakah karena kepribadianku?" Lanjutku kali ini..

"Ah, sebenarnya tidak, ah ya, sebenarnya iya, aku tadinya melihatmu aneh, dan seperti psikopat, tetapi. Unnie ku benar, aku tidak boleh menilai seseorang dari luarnya saja. Mungkin kamu akan tersinggung mendengarnya, tetapi, itu pandangan orang awam pasti seperti itu terhadapmu, kamu memakai serba hitam bahkan rambut sehelai pun aku tidak tahu" ucap Jennie kali ini yang membuat aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku, bahkan dia menganggapku psikopat?

"Memang ada psikopat sepertiku?" Tanyaku menggoda..

"Ya, saat melihat wajahmu, aku mulai ragu.. tidak akan ada psikopat yang mempunyai wajah sepertimu, tampan dan cantik" ucapnya dengan menunjukan gummy smilenya yang membuat aku mencubit kedua pipinya..

"Ugh! Jangan memasang senyuman itu!" Jelasku yang membuat Jennie mengelus pipinya dan cemberut..

"Apakah itu sakit?" Aku menggodanya dan dia menganggukan sedikit kepalanya..

"Sakit, baby~" dia merengek seperti bayi.. yang membuatku mendorongnya hingga dia berbaring di atas ranjangnya, dan aku menindihnya..

Aku menatap wajahnya "bagaimana seseorang bisa memiliki wajah seperti ini, huh?" Ucapku dan menempelkan keningku pada keningnya.. nafas kami saling bertukar, aku bisa merasakan nafasnya yang panas dan pipinya yang merah.. mungkin malu mendengar ucapanku..

"Aku beruntung memiliki kamu" ucap Jennie dengan pelan..

Aku pun memejamkan mataku untuk merasakan bibirnya, aku mencium bibirnya dengan lembut, dia pun membalasnya dan melingkarkan tangannya di leherku untuk memelukku..

Lidahku mulai masuk ke dalam mulutnya di saat dia membuka mulutnya, aku memainkan lidahnya dan terus menerus memainkan lidahnya menggunakan lidahku, lidah kami saling beradu, di antara dinginnya malam, suasana menjadi hangat dan hening.. hanya ada suara ciuman kami dan detakan jantung kami saat ini yang bisa ku dengan..

Aku menghisap lidahnya dengan kuat, ciuman kami berubah jadi ciuman nafsu, nafsu untuk melakukan lebih di malam ini.. aku menghisapnya terus menerus sampai lidahnya ketarik di dalam mulutnya.. dia yang masih menggunakan bathrobe nya, aku lepaskan talinya, yang membuat tubuhnya langsung terlihat.. aku mulai merada dadanya untuk menyentuh payudaranya.. aku menggaruk dan mengelusnya dengan lembut menggunakan ujung kuku ku.. sesekali aku mencubit putingnya yang sudah mengeras itu.. dia mengerang diantara ciuman kami, aku pun melepaskan ciumanku dan turun ke lehernya, aku menjilat dan menghisap tulang lehernya dan urat nadinya, aku menghisap kecil dan menggesek lidah ku di lehernya yang membuat Jennie mendesah kecil.. "hun~ yahh~" dia membuka bajuku dan melemparnya ke lantai.. tangannya mulai meraba payudaraku dari dalam bra ku dan memijatnya, yang membuatku merasa makin panas dan makin nafsu saat ini, keringat kami, mulai keluar dan nafas kami mulai panas..

Don't Touch Me {GxG} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang