friday - dua

518 74 6
                                    

Ini udah kelas terakhir dan Leo udah loyo banget karena dari pagi dia udah di kampus gara-gara ada praktikum pagi-pagi. Capek, mana tadi cuma makan roti doang, tapi Leo nggak apa-apa soalnya habis ini dia ke Depok.

Iye Depok iye.

"Woy, tungguin!"

Leo menoleh, sebentar doang habis itu lanjut naik tangga. Hari-hari ketemu Atta tapi bukan Halilintar untuk apa?

"Yo muka lo kenapa galak banget dah, perasaan hari ini hari jum'at," kata Atta begitu jalan dia udah sejajar sama Leo.

Leo mengernyit. "Apa hubungannya anjir."

"Tuh galak. Padahal hari ini mau ke Depok."

Kayanya emang udah informasi umum deh kalo Leo setiap hari jum'at nggak bisa diganggu gugat alias dia habis kelas langsung buru-buru balik nggak bisa diajak nongkrong. Dulu waktu open recruitment KM terus diwawancarain, Leo ditanya kekurangan dia apa, terus Leo cuma jawab satu, jum'at nggak bisa diajak rapat.

"Ta lo kalo bukan halilintar nggak usah berisik," kata Leo asal. Atta tuh awal kenal Leo pemalu banget, dikit-dikit ketawa. Sekarang udah setahun keluar bawelnya.

Masuk kelas Leo duduk di antara Atta sama Askar. Kemana-mana bertiga mulu, Leo juga bosan sebenarnya. Tapi walaupun Leo punya banyak teman, dia nggak gitu bisa akrab banget sih kecuali sama Ken, Atta, dan Askar ini.

Askar tuh teman SMA Leo, makanya kemana-mana bareng. Kalo Atta karena sering barengan kelasnya dari awal maba jadi yaudah deh lama-lama main bertiga.

"Eh habis ini makan bakso dong, mau bakso," ujar Askar.

Leo sih diem aja. Yang nyaut Atta.

"Ayo tapi ajak yang lain lagi Kar biar ramean, Leo kan nggak bisa dia ada urusan negara."

"Oiya lupa. Ah elahh ikut dong gue ke Depok, mau liat Kay kaya gimana sih dia sampe Leo my bestie tiap jum'at nggak bisa diapa-apain," kata Askar pasang muka cemberut, walaupun Askar juga udah tau sih jawabannya apa, soalnya hampir tiap minggu Askar ngerengek mau ke Depok ikut Leo.

"Gak."

"Pelit," balas Askar.

Selesai kelas, Leo udah jalan ke parkiran terus di depan mobil dia udah ada dua orang nungguin Leo. Satunya Mr. Tyo, satunya lagi Ken.

Leo nggak kaget sih liat Ken tiba-tiba muncul sambil cengengesan sambil duduk di kap depan mobil Leo. Ken emang suka samperin Leo tiba-tiba gitu di kampus kaya orang nggak punya tugas sama laprak, padahal mah...

"Ngapaiiiin?" tanya Leo begitu sampai di dekat mobil.

"Ikut, gue mau ke Depok juga samperin Bunda," kata Ken sambil masuk ke dalam mobil. Masuk-masuk Ken langsung pakai seatbelt karena #safetyfirst.

"Tumben lo sama Mr. Tyo," kata Ken lagi.

Leo juga pasang seatbelt habis itu siap-siap mau keluarin mobilnya dari parkiran. "Si Arfa kemaren marah-marah liat rumah Depok berantakan, ketauan juga lagi gue nginep di rumah Kay. Jadi dia bilang Mr. Tyo harus ikut gue ke Depok," ujar Leo yang langsung diketawain Ken.

"Tumben berantakan? Biasanya lo rajin rapih-rapih," kata Ken.

"Kemaren kan gue ke Depok bukan hari jum'at, jadi emang heboh aja," jawab Leo.

Mr. Tyo bawa mobilnya sendiri bareng supir juga makanya nggak ikut masuk mobil Leo.

Leo tuh sebenarnya begitu dia masuk kuliah, Mr. Tyo udah nggak wajib ikutin Leo kemana-mana, karena Mr. Tyo udah pasang GPS juga di ponsel Leo (permintaan bunda). Tapi gara-gara Arfa pusing dan panik jadi dia mengerahkan Mr. Tyo kembali kerja lapangan ikutin Leo kemana-mana.

Friday Hugs | jeno x karinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang