saturday - the aftermath

396 63 6
                                    

Keluar dari mobilnya yang baru aja diparkirin di garasi, Leo udah disambut Mba Hafsa yang lagi berdiri sambil maskeran. Kalo Mba Hafsa sih, Leo cukup pasang ekspresi melas juga udah berhenti ngomel.

"Leo, are you okay?" tanya Mba Hafsa begitu Leo samperin dia. "Abang ngapain sih ke Depok? Bukan hari Jum'at loh ini."

"Nggak apa-apa, mau aja," jawab Leo.

Mba Hafsa menghela nafas. Paham dia kalo adiknya ini pasti pusing banget sekarang.

"Capek nggak?" tanya Mba Hafsa.

Leo cuma mengangguk.

"Ayo ke atas, Arfa sama aku lagi maskeran," kata Mba Hafsa sambil narik pergelangan tangan Leo. Leo ditarik-tarik pasrah aja, soalnya buat apa nolak kan.

Begitu sampai di atas, beneran ada Arfa lagi maskeran sambil nonton Attack on Titan. Tapi begitu Arfa sadar ada Leo, buru-buru dia pause terus benerin posisi duduknya.

Leo duduk di samping Arfa sambil senderan. Lemes banget anaknya.

"Yo, are you crazyyyy? Beneran disamperin orang-orangan Ayah ya lo? Ya kan? Ya kaaan?" tanya Arfa menggebu-gebu.

"Fa liat itu Abang selemes itu jangan dicecer," ujar Mba Hafsa yang lagi campur-campurin bubuk masker sama air mawar ke mangkuk.

"Ya nggak bisa Mbaaa, Leo tuh udah gila!" seru Arfa.

"Bunda gimana?" bukannya jawab, Leo malah nanya. Soalnya dia pulang tuh nggak ada tanda-tanda bunda di rumah.

"Menurut looo??" tanya Arfa balik.

Leo menghela nafasnya pasrah. Habis itu memejamkan matanya.

Arfa sebenarnya nggak tega liat Leo selemes ini, tapi dia juga nggak terima soalnya daritadi dia sibuk alihin perhatian bunda. Pokoknya Leo tuh harus berterima kasih bukan bunda yang nungguin Leo pulang tadi karena Arfa udah back-up Leo sedemikian rupa.

"Bunda udah tau kamu di rumah Kay, terus hari ini ketemu sama mantanmu," yang jawab Mba Hafsa.

Leo makin lemes dengernya. Dia sebenarnya udah memperkirakan kalo bunda pasti penasaran sama apa yang Leo lakuin dari kemarin karena bukan hari Jum'at, tapi tetep aja lemes dengernya.

"Oh iya, gue mau protes juga sebenernya," kata Arfa. "Lo kenapa bisa-bisanya kopdar sama Kak Alika bedoooonn!!" semprot Arfa yang tentunya langsung ditegur Mba Hafsa.

"Arfa language!" gitu kata Mba Hafsa.

"Anak kecil nggak usah kepo," sahut Leo yang langsung ditoyor Arfa.

"Nggak usah anak kecil-in gue deh, yang ngerepotin aja dari kemaren lo," balas Arfa.

Leo akhirnya menegakkan posisi duduknya. Habis itu menatap Arfa dan Mba Hafsa.

"Alika tau," ujar Leo.

"Tau apa?" tanya Mba Hafsa.

"Lo bisa nggak kalo ngomong langsung aja nggak usah sok-sok pake prolog," omel Arfa. Ngomeel aja kerjaannya.

"Darien," jawab Leo. Singkat, padat, jelas.

"HAAAH!!!" ini yang terkejut dan terperanjat heboh bukan cuma Arfa tapi Mba Hafsa juga.

"Abang, are you being serious?" tanya Mba Hafsa sambil menutup mulutnya.

"I am, Mba. Buat apa aku bohong..." balas Leo lemas.

Yang stress dan tekanan batin nggak cuma Leo doang sekarang, tapi Arfa sama Mba Hafsa juga.

"Oh god..." kata Arfa, sekarang dia yang senderan lemes.

Friday Hugs | jeno x karinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang