"Good morning."
Begitu membuka mata, hal yang pertama kali Kay liat adalah Leo, lagi senyum, matanya hilang. Kay buru-buru menjauhkan diri dari Leo, yang langsung dicemberutin Leo.
"Kenapa... gue bau?" tanya Leo.
Kay menggeleng. "Gue yang bau, belum sikat gigi."
Leo ketawa. "Yaudah sikat gigi dulu kalo gitu."
"Arfa kemana?" tanya Kay sambil bangkit.
"Udah balik ke kamarnya, 20 menit sebelum lo bangun," jawab Leo.
"Ya ampun... oke deh, bentar Kal," kata Kay masuk ke dalam toilet.
Leo udah berdiri di depan pintu toilet sambil megangin ponselnya dan ponsel punya Kay. Begitu Kay keluar dari toilet dia kaget. "Lo kenapa di situ sih?" tanya Kay bingung.
"Sarapan yuk... gue udah laper daritadi," kata Leo sambil menyodorkan ponsel Kay yang daritadi dia pegang.
"Tapi gue belum mandi," kata Kay.
"Yaudah? Cuma sarapan aja kok? Apa mau pesen aja dianter ke kamar?" tanya Leo.
Kay menggeleng. "Yaudah ayo, ajak Arfa juga," kata Kay yang memakai sandalnya.
Leo menggeleng. "Gak mau."
"Lah kenapa?" tanya Kay.
"Ada Idar di kamar Arfa."
"Loh bagus lah kita ajak Idar juga kalo gitu," kata Kay lagi.
Leo menggeleng lagi.
"Stop geleng-geleng. Ayo sarapan bareng-bareng habis itu gue pulang ke Depok," kata Kay membuka pintu, nggak mau mendengar lebih lanjut penolakan Leo.
Leo mau nggak mau ikut menyusul Kay keluar kamar. "Kok gitu sih? Kok pulang?" tanya Leo protes.
"Ya masa gak pulang," balas Kay seadanya. "Kamar Arfa dimana?"
Leo merangkul Kay. "Sini gue tuntun."
Kay ketawa. "Apa sih Kal, lebay."
Leo membunyikan bel kamar Arfa. Sambil menunggu Arfa membukakan pintu, Kay melihat sekitar. Lorong di lantai tempat mereka menginap sepi. Gak ada satupun orang yang lalu-lalang padahal sekarang lagi jam sarapan, jam dimana orang-orang seharusnya keluar kamar untuk makan sarapan di lantai bawah.
"Kenapa?" tanya Leo.
Kay menggeleng. "Gak apa-apa," jawab Kay.
Tapi habis itu Kay balik liatin sekitar. Apa emang lantai yang ini khusus buat mereka ya? Soalnya sepi banget...
"Duh ganggu dah," kata Arfa begitu dia membuka pintu. "Hai Kak Kay, sarapan yuk?"
"Yuk, ini kita kesini mau ajak kamu sarapan," balas Kay.
Arfa memberikan gestur mempersilahkan masuk Kay dan Leo. "Masuk dulu please, aku masih mau siap-siap," kata Arfa. Jadi keduanya melangkah masuk. Kay duduk di sofa, duduk sebelahan dengan Haidar yang lagi mainin ponselnya.
"Ada A' Idar tapi, kamu emang mau bergaul sama dia Kak?" tanya Arfa yang langsung disautin Haidar.
"Tengil dah sekarang Adik kecil," sahut Idar dengan baju yang keliatannya kaya baju seragam, entah seragam apa.
"Ayo makan. Lu ganti baju dulu bisa gak, Nyet?" kata Leo ke Haidar.
"Ngatur dah. Yaudah tungguin," balas Haidar yang langsung buka seragamnya, memperlihatkan badannya yang tanpa baju.
Kay tiba-tiba canggung jadi dia langsung menghadap depan. Padahal dia sering liat Kelvin, bahkan Leo, nggak pake atasan. Tapi karena ini Haidar, orang aneh yang baru Kay temuin sekali, itu juga di depan rumah, Kay jadi canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friday Hugs | jeno x karina
FanfictionSetiap Jum'at malam, Leo akhirnya pulang.