"ASSALAMMUALAIKUUUUUM KAAAY MAU CIMOL!!!"
Nanad tuh sebenarnya masih di depan pagar, tapi udah minta cimol duluan.
Gisel langsung bukain pintu, habis itu ngomel. "Berisik lu kaya klakson," kata Gisel.
"DIH."
"Suara luuuuu pelanin," omel Gisel lagi.
Begitu masuk rumah Kay, Nanad langsung ke dapur samperin Kay yang masih bulet-buletin cimol.
"Pake mozarella gak?" tanya Nanad.
"Iya, mau kan?" balas Kay.
"MAU LAAAAH."
"BERISIK YASA!!" seru Gisel yang lagi duduk di ruang TV tapi nggak ngapa-ngapain, soalnya Kelvin alias lawan main PS nya belom dateng.
"Oh bawa-bawa lakik sekarang!" sahut Nanad dari dapur. "Oke!"
"Leo, ada yang udah jadi belom? Gue gorengin deh sekarang," kata Nanad ke Kay.
Kay langsung noleh, mukanya sewot. "Lo ngomong sama gue?" tanya Kay datar.
"Iya lah? Kan lo Leo?"
"Gue nggak ikut-ikutan?" tanya Kay lagi, kali ini nada bicaranya agak naik dikit.
Nanad langsung natap Kay heran, bingung dia kok Kay sewot???
"Oh... lo bukan Leo ya, soalnya belom official," kata Nanad berusaha memahami Kay. "Eh tapi Gisel sama Zidan juga nggak official."
Ini Nanad tuh niatnya baik karena dia mencoba memahami Kay yang tiba-tiba sewot ke dia, tapi tentunya baik Kay mau pun Gisel yang tiba-tiba kena ledekan juga nggak mungkin nggak emosi habis denger omongan Nanad.
Gisel tiba-tiba bangun dari duduknya, liat-liatan sama Kay yang ada di dapur.
"Lo setuju nggak kalo gue usir Nanad?" tanya Gisel.
"Setuju," sahut Kay cepat.
"Eh nggak gitu sob!!!" seru Nanad heboh. "Guys Yasa juga lama kok kasih gue kepastiannya..."
"Nggak nanya," balas Kay.
"Lo diem deh ya, Yasa nggak maju-maju kalo bukan gue sama Kay yang omelin!" timpal Gisel.
"Tuh!" sahut Kay liatin Nanad sebel.
"Oh my god! Makanya gue sangat berterima kasih dengan kalian wahai sahabatku," ujar Nanad senyum-senyum, langsung nempel-nempel ke Kay.
"Gak," kata Kay ngedorong Nanad.
"Salah gue apaaa!!!" protes Nanad, habis itu dia jalan ke ruang TV samperin Gisel.
"Lo diem, lo nggak nyadar apa itu temen kita masak-masak?" omel Gisel begitu Nanad duduk di samping dia sambil cemberut.
Nanad langsung sadar sesuatu. "Gi anjir gue lupa! Jadi ini Kay lagi uring ya..."
Gisel dengernya hela nafas. Kadang Nanad tuh selain mulutnya yang harus dipukul, kepalanya juga harus dipukul biar bisa bekerja.
"Gara-gara apa?" tanya Nanad lagi.
Baru Gisel mau jawab, ponsel Kay dari dapur bunyi, suaranya kenceng banget tapi sama Kay nggak diangkat-angkat.
"Kay mau gue angkatin nggaaaaak?" tanya Nanad, soalnya dia liat Kay masih sibuk bulet-buletin cimol jadi tangannya kotor.
"Nggak," jawab Kay singkat.
Nggak tapi Kay ditelfon terus. Akhirnya Nanad yang beranjak buat samperin ponsel Kay. Tadinya mau dia reject tapi pas liat yang nelfon siapa langsung bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friday Hugs | jeno x karina
FanfictionSetiap Jum'at malam, Leo akhirnya pulang.