Di sore hari yang nampak cerah ini, Leo memutuskan untuk nongkrong bersama teman sejatinya, tapi bukan Ken, karena dia super sibuk. Jadi siapa lagi kalo bukan Askar dan Atta.
"Eh lur, lo yang bener aja masa kita harus nongkrong di hotel begini. Gue gak mau jadi buronan tersembunyi gini," protes Askar sambil nyalain rokoknya.
Leo melengos, masih liatin pemandangan Bandung yang mendadak jadi kota jelek ini dari teras balkon tempat dia duduk. Leo sebenarnya lagi ada di hotel Alva, karena ini adalah tempat aman, nyaman, dan keren.
Atta yang lagi otak-atik TV jadi ikutan noleh. "Tau dah lu, EH lo lagi kabur ya masa kita bercengkrama sembari bersembunyi begini."
Bener banget temen-temen, Leo sebenarnya emang lagi sembunyi. Karena harusnya sekarang dia lagi duduk di perumahan Wijaya Fams dan mendengarkan perbincangan serius kedua keluarga.
Leo males banget ngebayangin dia bakal digeprek sama Tante Sarah gara-gara selingkuhin Shelza yaitu anaknya, udah gitu sama anaknya direksi R Grup yang jelas-jelas adalah pesaing besar bisnis Wijaya. Padahal kan udah basi juga loh, kaya eh sekarang dia tuh sama sekali gak pernah ketemu Alika (kecuali kemaren).
"Sejujurnya emang iya," sahut Leo.
"BJIRRRRRRRRR," Askar langsung bangun. "EH KELUARKAN GUE DARI SINI, GUE GAMAU URUSAN SAMA MR. TYO APALAGI BOKAP LOOO!"
"Ah lebay lu," balas Leo.
"Eh Askar lo stop pake bjir, bjir," kata Atta. "Kaya jamet lu bjir."
"Eh lo juga pake bjir, bjir."
"BJIR."
"BJIR."
Leo udah pusing banget dengernya. Tapi untungnya makanan yang udah dipesan mereka lewat room service udah datang, jadi Askar sama Atta berhenti debat dan langsung berkumpul mendekati Leo yang lagi duduk lesehan di teras balkon kamar hotel mereka.
Teras balkon yang mereka duduki ini luas banget, ada sofa-sofa beserta mejanya. Sedangkan Leo duduk lesehan di ujung balkon menghadap ke pemandangan kota dan kolam renang. Leo suka booking kamar ini, soalnya balkon-nya paling luas.
"Lur, tapi menurut gue uang lo ga habis-habis dah," kata Askar sambil mencomot kentang goreng. "Mana ada mahasiswa mau nongkrong, tapi nongkrongnya di hotel bintang lima begini. Mending duitnya buat makan nasi campur depan kos gue sebulan."
"Eh Kar, menurut gue Leo emang anak yang punya POM bensin," sahut Atta. "Ya gak, Yo? Bener gak dugaan analisis gue?"
Leo ketawa. "Gak sih, tapi kalo POM bensin gue emang punya."
"TAIIIIII."
"Dah lah, mending lo cerita kenapa sekarang lo ngajak kita bersembunyi," ujar Askar.
"Jadi gini..." kata Leo.
Tapi habis itu nggak dilanjutin.
"Eh jangan sampe gue umumin ke seluruh dunia lo ada di sini," kata Atta kesal.
"Ya sabar," kata Leo. "Jadi gue tuh dijodohin."
Atta sama Askar ketawa.
"Terus lo nggak setuju, jadi lo kabur?" tebak Atta sambil ketawa. "Wattpad banget bjir."
"Nggak, gue mau-mau aja sebenernya. Lagian dia temen kecil gue, terus kaya yaudah gue nggak keberatan," ujar Leo.
"Oke... terus?"
"Terus, gue mikir kalo calon tunangan gue nih nggak gitu tertarik sama gue, dan dia kayanya terbebani sama adanya perjodohan aneh ini. Makanya gue bilang ke dia buat santai aja, kalo dia punya cowok yang dia suka, dia boleh pacaran. Begitu juga gue, gue boleh pacaran sama orang yang gue suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friday Hugs | jeno x karina
FanfictionSetiap Jum'at malam, Leo akhirnya pulang.