friday - no reason

463 61 4
                                    

"This is not goodbye, Kay. Makanya gue ke sini lagi."

Kay nggak pernah tau kalau hari ini, yang dia butuhkan cuma kehadiran Leo di depan pintu kamarnya.

"Do you mind if I hug you?" tanya Kay.

Jadi, meski hari ini bukan hari jum'at, Kay tetap mau peluk Leo.

Leo mengernyit. "For no reason?"

Kay mengangguk. "For no reason."

Tentunya tanpa perlu lama-lama, Leo langsung menghambur ke arah Kay. Pelukan padahal tadi pagi ketemu.

Nggak apa-apa, namanya juga remaja kasmaran.

"Kay," panggil Leo sembari mengelus rambut Kay yang selalu panjang.

"Apa?"

"Lo kangen gue ya."

"Dih?" balas Kay sambil melepaskan pelukannya.

Leo cemberut. "Kok dilepas? Gue nanya doang loh," protes Leo.

"Ya habis?" balas Kay.

"Ya gue nanya aja... habis tiba-tiba minta peluk?"

Kay melengos, habis itu menjauh dari Leo. "Ya habis bener, makanya gue lepas."

Kay ngomong gitu jelas lah Leo jadinya ketawa, langsung riang gembira orangnya.

"Nih," ujar Leo sambil menyodorkan plastik Watsons.

Kay menerima sodoran Leo. Begitu tau isinya apa, Kay langsung senyum. "Lucu banget lo beliin gue serum rambut?"

"Ya kalo gak dibeliin kayanya nggak beli-beli," balas Leo, habis itu dia duduk di tempat tidur Kay kaya yang punya kamar.

"Idih? Sabar dong, besok baru mau gue beli tau," ujar Kay sambil taro serum rambutnya di atas meja rias. "Mau nginep?" tanya Kay.

Leo baru aja mau jawab udah ada panggilan masuk dari Mr. Tyo, tapi anaknya pura-pura nggak denger.

"Iya mau nginep," jawab Leo.

"Besok nggak ada kelas emang?" tanya Kay, matanya masih ke arah ponsel Leo yang masih berdering.

"Ada."

"Angkaaaaat, lo nggak bilang Mr. Tyo ya kalo kesini?"

Leo menggeleng, habis itu matiin ponselnya. "Nggak mau angkat."

Kay mengernyitkan dahinya. Baru kali ini kayanya dia liat Leo nggak mau angkat telfon Mr. Tyo sesantai ini. Biasanya Leo nggak angkat telfon Mr. Tyo tapi langsung chat orangnya, tapi sekarang mau nyentuh ponselnya aja nggak.

Kay mendekat pada Leo yang lagi duduk di sisi tempat tidurnya, tangan Kay terangkat mengelus rambut Leo tanpa bersuara.

Kay mengelus rambut Leo yang hari ini lebih rapih dari biasanya.

Nggak ada pertanyaan apapun buat Leo, cuma sentuhan kecil dari Kay.

"Makan," ujar Kay.

"Mau telor ceplok," kata Leo.

"Oke, ayo ke bawah," kata Kay sambil berjalan ke arah pintu.

Leo nyengir, langsung semangat ikutin Kay keluar kamar turun tangga.

Sampai bawah masih ada Kelvin yang udah setengah tidur nontonin Ikatan Cinta. Nggak sih, Leo nggak tau itu beneran Ikatan Cinta atau bukan tapi yaudah sebut saja begitu.

Kay langsung ke dapur terus panasin wajan di atas kompor, sedangkan Leo samperin Kelvin yang lagi tiduran di atas sofa.

"Vin, naik gih," ujar Leo sambil goyang-goyangin pelan bahu Kelvin biar anaknya bangun, habis itu cari remote mau matiin TV.

Friday Hugs | jeno x karinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang