friday - satu

614 78 3
                                    

Leo rencananya mau kerjain tugas dia yang banyak itu sore ini karena besok adalah hari jum'at tapi Alva sengaja banget datang ke rumah dia terus izin ke bunda mau ajak Leo main. Sama bunda diizinin lah.

"Mau kemana dah? Ini lo mau berdua doang sama gue? Pacaran kita?" tanya Leo. Soalnya ini yang muncul Alva doang.

Alva dengernya males banget. "Kalo mau pacaran mending sama Shelza, ogah sama lo."

Ini sekarang Alva lagi turun tangga di rumah Leo, banyak banget men capek. Mau naik lift tadi lagi dipake.

Alva tiba-tiba berhenti turun tangga. "Bentar dah ini Adek lo kemana Yo?"

"Lah? Nggak tau, gue kira udah lo amanin," balas Leo yang jadi ikutan berhenti turun juga.

"Aduh, mana rumah lo kaya kebun binatang."

"Apa?"

"Luas banget anjrit mana Adek lo suka kaya setan nggak keliatan dimana-mana," keluh Alva. Sekarang dia lanjut turun tangga, tapi sambil nyari-nyari kontak di ponselnya. Kontak siapa? Oh jelas bukan kontak Arfa, tapi kontaknya Shelza.

"Halo Shel, Arfa sama lo nggak?"

"Oh, udah sama lo? Oke ini gue otw sama Leo ke depan. EH mobil lo aja lah suruh ke halaman, lama kalo naik mobil golf."

Yang dimaksud depan sama halaman tuh beda tempat. Kalo depan tuh beneran di depan gerbang, tapi kalo halaman maksudnya depan rumah yang Alva dan Leo lagi di sana.

Leo bingung sebenarnya soalnya dari tadi dia nggak ketemu Arfa sama sekali dari habis makan siang, kok tiba-tiba udah sama Shelza aja anaknya. Ini antara rumah Leo kegedean atau Arfa nggak mau ketemu Leo aja sih.

"Haloo Miss Gheia, haloo Pak Kiyu, haloo Mba Tria. Pamit duluu." Alva lagi nyapa semua orang yang dia temuin sepanjang menuju pintu halaman depan.

Alva tuh sebenarnya nggak sering-sering banget ke rumah Leo, tapi emang kalo sekali datang pasti arisan dulu tuh sama para tim bersih-bersih ataupun asisten di rumah Leo makanya dia hafal semua. Leo sih daritadi cuma senyam-senyum aja sambil nunduk sesekali.

"Lo parah dah masa orang rumah nggak ada yang lo sapa," omel Alva.

"Lo kalo seumur hidup tinggal sini lama-lama capek," balas Leo. "Kebanyakan, mana kadang mukanya baru, kan gue mana hafal."

"Iye bang seumur hidup, lo aja ke Depok mulu."

"Nggak jelas lu."

Sampai di halaman depan rumah udah ada mobil Shelza yang disetirin sama Arya. Urutan duduknya template alias nggak pernah berubah. Arya sama Arfa, Ken sama Leo, Alva sama Shelza.

Leo duduk di tengah belakangnya pengemudi, tapi baru banget duduk langsung ngomel liat Arfa yang duduk di samping kursi pengemudi.

"Lo sejak kapan boleh pergi-pergi pake celana super pendek kaya gitu?"

"Yey ditraktir McD," sahut Ken. Soalnya dari tadi dia juga udah bilangin ke Arfa kalo nggak bakal lulus sensor tuh bajunya dia hari ini sama si Leo, tapi anaknya batu jadi taruhan McD.

"Lo batu sih dibilangin," ujar Arya ikutan.

Yang diomelin cemberut. "Apa sih, ini masih batas wajar ya! Shelza juga sering pake celana pendek?!" protes Arfa.

"KOK GUE?!" Shelza nggak terima, udah mau ngomong lagi tapi sama Alva ditutup mulutnya pake tangan.

Buru-buru Alva angkat suara. "Emang gue anak nakal sering kali ngomong kasar tapi masih batas wajar." Kalo udah kaya gini emang udah saatnya Alva nyanyi.

Friday Hugs | jeno x karinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang