friday - can we hug?

415 55 12
                                    

Kay nggak punya reaksi lain selain mengangguk-angguk. Habis itu bengong. Banyak pertanyaan yang mulai muncul secara bersamaan memenuhi kepalanya sekarang.

Laki-laki yang mirip Leo itu, bukan, Haidar, sekarang terkekeh kecil. "Lo bingung ya? I bet Leo will be mad at me after this, but you can ask him instead."

Kay menggeleng. "Bet he won't answer my question," balas Kay, secara tidak langsung meminta Haidar buat jelasin lebih lanjut, karena Leo nggak akan jawab apapun.

Haidar sekarang mengangguk-angguk. "He's still the same Leo then," kata Haidar senyum. "Oke, Kyra? I'm so glad to meet you, but I gotta go, sorry."

Haidar emang keliatan lagi buru-buru, makanya Kay cuma mengangguk. Tapi ekspresi kecewanya nggak bisa ditutupin, karena Kay beneran sebingung itu. Banyak pertanyaan di kepala dia yang butuh dijawab, tapi Haidar harus pergi.

"But we can meet again, right?" kata Haidar.

Kay mengangguk. "Iya, rumah gue yang biru itu, kalo lo mau tau."

Haidar ketawa. "Lo se-mau itu ngobrol sama gue ya, sampe kasih tau rumah lo yang mana," kata Haidar melihat Kay yang sedang berdiri di hadapannya.

She's pretty, and... lovely. No wonder he adores her so much, pikir Haidar.

"Leo emang payah kalo jelasin sesuatu, but understandable, he was taught to keep a lot of secrets," ujar Haidar yang tidak tega untuk pergi meninggalkan Kay begitu saja. "You must be very tolerant to him, mungkin udah saatnya lo kasih dia tanda?"

"Tanda apa?" tanya Kay.

"I don't know, tapi mungkin lo bisa bilang kalo bakal ada saatnya lo capek dan pergi ninggalin Leo," kata Haidar dengan senyum miringnya.

Kay tersenyum kecil. "I thought you wanna go?"

Haidar jadi ketawa. "Oke kalo gitu."

Haidar balik masuk ke dalam mobilnya, habis itu buka jendelanya buat pamitan ke Kay. "See you later, Kyra girl. Leo was right, you are a flower. I wish you for your best bloom." Habis itu Haidar menjalankan mobilnya, meninggalkan Kay yang masih senyum.

Begitu balik ke rumah, Kevin udah sigap berdiri di teras nungguin Kay.

"Kenapa? Kenapaa? Itu bukan Leo ya? Kok diliat-liat nggak kaya Leo?" tanya Kevin bawel banget.

Kay mengangguk. "Itu kembarannya Leo, namanya Haidar."

Kevin kaget, tapi tetap diam untuk membiarkan kakaknya lanjut ngomong.

"Tapi tadi dia juga sebut nama dia Darien."

"Kaya namanya anak presiden, Darien Zakary," ujar Kevin.

"Mungkin emang anaknya presiden," balas Kay.

"Kok gitu?" tanya Kevin balik.

"Hal kaya saudara-saudara dan keluarganya Leo aja ternyata masih ada yang belum aku tau. Aku gak heran kalo dia beneran anak presiden."

"Kalo dia anak mafia beras?"

"Nggak heran juga," balas Kay sambil berjalan kembali ke dapur.

**

Leo langsung disemprot Mba Hafsa begitu dia sampe ke rumah pukul 11. Padahal Leo udah sengaja datang jam segini, karena dia yakin Mba Hafsa udah tidur, namun ternyata salah. Leo cuma meringis, habis itu jalan mendekat ke Mba Hafsa karena kakak keduanya itu kebetulan duduk di sofa dekat tangga.

Friday Hugs | jeno x karinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang