thursday - pep talk

393 55 9
                                    

Habis ranah serius, Leo sama Alika masih lanjut ngobrol sampai sore.

"Eh Yo, tapi tradisi nginep-nginep di rumah Kay tuh dari kapan lo lakuin?" tanya Alika.

"Ya semenjak kuliah aja, tapi sebelum-sebelum itu gue beberapa kali nginep di rumah Kay," balas Leo.

"Idih, ada adab lu nginep-nginep rumah gadis kaya gitu?" omel Alika.

"Gue tuh sebenernya kaget ya mendapati lo malem-malem ada di rumah Kay. Ya gue tau sih kalo lo tuh emang sedeket itu sama Kay CUMA????"

Leo ketawa. "Cuma apa?"

"YA GAK GITU JUGA SIH."

"Apa sih gue nggak yang tiap ke Depok nginep ya," balas Leo.

"Bohong lo males gue, dah lah."

Leo ketawa lagi. Kayanya cuma Leo deh, yang Alika ngomel-ngomel malah ketawa. Kayanya ini juga sih kenapa Alika mau-mau aja pacaran sama Leo dulu.

Karena Leo tuh sabar.

Harlan sabar juga sih, cuma Leo tuh sabar dan akan selalu dengerin omelan Alika walaupun nggak masuk akal.

"Lik, tapi emang keliatan banget ya gue suka sama Kay?"

Alika menatap Leo tidak percaya. Bisa-bisanya orang ini nanya kaya gitu disaat dia obviously bolak-balik Depok-Bandung padahal semua orang tau Leo nggak ada urusan di Depok???

"Apa lo bilang?" tanya Alika balik.

Leo nyengir. Tau nih dia bakal digas sama Alika.

Alika melengos. "Tau deh, gimana ya? Lo sekeliatan itu cinta mati sama Kay sampe gue bertanya-tanya Shelza gimana."

Alika lebay aja sih, tapi nggak salah kan!

"Nggak cinta mati juga sih," sahut Leo.

"Cinta mati."

"Oke."

Habis itu Alika ketawa, sebenarnya sengaja tuh dia sebut-sebut Shelza karena emang salah satu tujuan Alika mau ketemu Leo itu buat tanyain Shelza. Tapi gimana ya ini lelaki bodoh di depan dia ini nggak kepancing.

Karena Alika kesel, akhirnya langsung dia tanyain aja.

"Shelza gimana Yo?"

"Lo gimana sama Shelza?" tanya Leo balik.

Kan, malah nanya balik.

Alika menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi. Pertanyaan berat ini.

"Segala ditanya, ya masih nggak temenan lah," jawab Alika.

Leo menatap Alika yang sekarang mainin sedotan di gelas minumannya. Tiba-tiba rasa bersalah Leo akan Alika mulai muncul.

"Lo beneran nggak apa-apa kaya gini? Maksud gue, Shelza nggak beneran marah," kata Leo pelan-pelan. "Gue yang salah, Lik."

Leo salah karena dia yang buat suasana canggung antara Alika sama Shelza.

Kalo aja Leo lebih jujur sama diri sendiri.

Kalo aja Leo lebih tegas sama diri sendiri.

Kalo aja Leo bisa buat pilihan dengan benar.

"I was mad too, Yo," kata Alika tanpa menoleh. "Dan gue juga merasa bersalah sama Shelza."

"I'm sorry," balas Leo.

Alika senyum. "That's fine. Gue udah selesai marah juga."

"Nggak, that's not fine, Lik."

Friday Hugs | jeno x karinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang