Bab 11

1.8K 113 4
                                    

Setelah mengadzani putranya, Davin kini tengah bermanja ria terhadap sang istri. Sebenarnya ia sangat ingin menggendong anaknya. Namun, sang anak terlihat lelap dalam tidurnya dan ia tak tega jika nanti anaknya itu terbangun.

" Mas, kamu udah kasih nama buat anak kita? " tanya Hanna sambil mengusap pelan rambut suaminya.

Davin menggeleng. " Belum, saya mau menunggu kamu berpartisipasi dalam pemberian nama anak kita ".

Wanita itu tersenyum. Suami Hanna ini sangat menghargai istrinya. Ia tidak egois. Padahal jika pun Davin ingin memberikan nama itu sendirian, ia tidak masalah.

" Aku punya usul nama. Ini udah aku fikirin dari jauh-jauh hari ". Davin mendongak. " Apa? ".

" Zayn " ucap Hanna. Nama itu sudah ia siapkan dari usia kandungannya baru memasuki trimester pertama. " Gimana? ".

" Bagus. Zayn, Bagaimana kalau ZAYN ARKAN ALFATHIH? " ucap Davin menambahkan.

Hanna tersenyum cerah. Itu nama yang indah. Ia juga tahu apa artinya. " Aku setuju mas. Itu nama yang bagus. Aku suka ".

Akhirnya Hanna dan Davin sepakat untuk memberikan nama tersebut pada putra pertama mereka.

Ceklek

Tiba-tiba pintu ruang rawat terbuka. Seorang suster masuk dan menghampiri dua orang didalamnya.

" Maaf, bapak, ibu, ini sudah saatnya bayi menerima ASI setelah IMD. Bapak juga dipersilahkan untuk melakukan skin to skin pada bayi ". Ucap suster itu. Pasangan suami istri tersebut mengangguk.

Suster ber-name tag Risna Aulia itu melakukan sesuatu agar sang bayi terbangun dan menangis. Setelah bayi mengeluarkan suaranya, ia membawanya menuju ranjang dan meletakan sang bayi diatas tubuh ibunya.

" Biarkan bayi mencari letak persusuan sendiri ya bu. Tanpa dibantu dan diarahkan " suster itu tersenyum tipis.

Hanna mengangguk saja. Ia lantas menatap sang putra yang tengah mencari-cari puncak dadanya. Setelah didapat, putra tampannya itu segera mengemut dan menyedot puncak dada Hanna dengan cukup kuat.

Wanita itu meringis karena hal tersebut. Maklum saja, ia baru pertama kali menyusui bayi.

Setelah beberapa lama, Zayn akhirnya melepaskan puncak dada Hanna. Mungkin ia sudah merasa kenyang. Hanna kembali membenarkan pakaiannya yang terbuka. Ia lantas mencium seluruh wajah mungil putranya yang tengah menatap dengan mata yang jernih dan bulat.

Tangan bayi mungil itu menggapai-gapai mencari wajah ibunya. Setelah dirasa ketemu, Zayn membelai dan menepuk pelan pipi Hanna. Wanita itu terkekeh dan mengusap kepala putranya. Ia lalu memanggil Davin yang sejak tadi diam memperhatikan.

" Bapak boleh melakukan skin ship pada bayi ya pak. Usahakan jangan terlalu erat memeluk bayinya ". Ucap suster sambil mengambil Zayn dari atas tubuh Hanna dan memberikannya pada Davin.

Pria itu menerima bayinya dengan ragu. Ini pertama kalinya ia menggendong seorang bayi yang baru lahir. Kentara sekali saat dirinya menggendong Zayn dengan kaku dan penuh kehati-hatian.

" Santai saja pak. Ini wajar untuk seorang yang baru pertama kali menjadi orang tua. Apalagi, mungkin bapak baru pertama kali menggendong bayi. Lama kelamaan bapak akan terbiasa. Lakukan ini secara rutin ya pak. Ini juga akan membantu bunda saat bunda sedang melakukan kegiatan lain ". Ujar suster Risna.

Davin mengangguk. Ia memfokuskan pandangnya pada sang putra. Wajah mungil bayi itu sangat mirip dengannya. Hanya beberapa bagian saja yang mungkin mirip dengan Hanna.

 Hanya beberapa bagian saja yang mungkin mirip dengan Hanna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba hati Davin menjadi menghangat. Mata pria itu bahkan sudah berkaca-kaca, ia terharu. Tidak menyangka jika Allah akan memberikan kepercayaan pada ia dan istrinya secepat ini.

" Wah cucu oma udah bangun ya " seru mama Ana yang baru saja datang bersama dengan papa Damar.

Wanita paruh baya itu berjalan mendekat pada Davin yang sedang menggendong bayinya. Ia juga menyapa Hanna sebentar sebelum perhatiannya teralih pada bayi mungil dalam dekapan putra sulungnya tersebut.

" Aduuh lucunya cucu oma. Ganteng baget sih. Mirip kamu waktu bayi ya Vin " mama Ana menoel-noel pipi gembul bayi itu.

Zayn yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bersuara riang dengan suara khas bayinya.

" Emang iya ma? " Davin mengernyit. Oh ayo lah, ia tak tahu bagaimana wajahnya saat bayi. Lagipula, menurut Davin semua wajah bayi terlihat sama saat baru lahir.

" Iya. Sayangnya mama gak punya fotonya. Waktu itu kan kamera juga belum terlalu umum " . Jelas mama Ana. " Oh iya, nama bayi kalian siapa , Na? ".

" Zayn mah. Zayn Arkan Alfathih ".

" Waah namanya bagus. Hallo baby Zayn. Nanti main sama oma ya. Kita berenang bareng " ucap Mama Ana heboh. Wanita itu memang menyenangi olahraga renang. Jadi tak heran jika lemari pakaiannya penuh dengan pakaian renang dan juga tubuh Mama Ana itu terlihat tinggi serta sedikit gelap. Maklum, mantan atlet yang sudah pensiun.

" Ck, yang ada baby Zayn tenggelam kalo kamu aja renang, ma. Kolam punya kamu aja dalamnya hampir dua meter kok " celetuk papa Damar.

Mama Ana terkekeh. Benar juga ya. Kolam yang ada dirumahnya bahkan menenggelamkan orang dewasa seperti Ana, apalagi jika hanya seorang bayi seperti Zayn. Sudah tenggelam ya tidak akan kembali lagi kepermukaan.

" Oh iya, keluarga Hanna yang di Sukabumi sudah diberi tahu Vin? " tanya papa Damar.

Davin menggeleng. Ia belum sempat memberitahu ibu Hanna. Tadi ia sangat panik dan langsung membawa istrinya kerumah sakit. Ponselnya juga tertinggal dirumah.

" Saya belum sempat. Ponsel saya juga tertinggal dirumah ".

" Ck, ya sudah. Biar mama saja yang kasih tahu ".

Selepas itu, mama Ana terlihat mengambil ponselnya dan berpamitan keluar.

" Arish mana pah? " Hanna bertanya. Dan itu membuat Davin langsung menatap tajam pada istrinya. Ia masih sering cemburu.

" Tatapan kamu itu biasa saja Vin. Kasihan istrimu jika kamu menatapnya seperti itu " Davin langsung menetralkan tatapannya. Ia juga beralih mengajak sang putra untuk berbicara. Papa Damar yang melihat hal tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya. " Arish ke kampus. Katanya dia ada kepentingan menyangkut hari wisudanya ".

Hanna mengangguk singkat. " Mas, bawa Zayn-nya kesini dong. Aku mau lihat juga ". Pintanya.

Davin langsung menurut. Ia mendekatkan baby Zayn dan menaruh bayi laki-laki itu disamping ibunya.

" Hallo sayang. Aduuh gantengnya anak bunda dan ayah ". Hanna menciumi wajah putranya. Baby Zayn sepertinya senang diperlakukan seperti itu oleh sang ibu. Ia bahkan tertawa tanpa suara.

" Kenapa gak mirip sama kamu saja ya ,Na. Kenapa coba harus mirip sama Davin " ucap Papa Damar sambil memegang tangan mungil baby Zayn.

" Saya kan ayahnya. Ya wajar lah kalau Zayn mirip dengan saya. Kalau dia mirip sama papa, itu pantas untuk diprotes ". Pria satu anak itu bercanda dengan wajahnya yang datar.

" Ya tidak apa-apa mirip sama papa. Itu berarti darah papa itu lebih kuat daripada darah kamu. Papa juga ganteng kok, jadi gak masalah. Lagipula orang-orang juga akan langsung tahu bahwa Zayn ini keturunan keluarga Alfathih karena kemiripannya dengan papa ". Papa Damar berucap sambil membanggakan diri.

Davin memutar bola matanya mendengar kenarsisan sang papa. " Terserah ".

Ceklek.

Pintu ruangan itu terbuka tiba-tiba.

" Hallo ponakan gantengku ".

Sukabumi
10 Februari 2022

Perfect Parents: Hanna's Family ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang