Sebelum baca follow dulu ya!
"Cantik" Arsen berkata pelan.
"H-hah?" Tanya Allisya bingung.
"Warna mata lo cantik" Perjelas Arsen.
"Gue suka"
~
"Lo siapa berani perintah gue?"
"Garaa kali ini aja deh, aku janji!" Mohon Nara.
"Gue bilang gak ya nggak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini Nara uring-uringan karena Gara tidak kunjung membalas pesannya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Biasanya Nara sudah tidur, namun karena Gara dia harus menunda jam tidurnya.
"Gara kemana yaa? Abang ada dirumah, kayaknya dia juga dirumah" Monolog Nara.
"Yaudah deh, mungkin nanti pagi Gara bales chat aku" Ucap Nara pada akhirnya.
Nara bangkit lalu melangkah menuju meja belajarnya untuk menyiapkan buku pelajaran besok, tidak sengaja matanya menangkap buku Diary pink milik dirinya.
"Eh iya aku lupa nulis tentang Gara" Nara dengan cepat meraih buku Diary miliknya.
Nara membuka lembar demi lembar buku berwarna pink tersebut, hingga berhenti dihalaman yang sudah terisi urutan kalimat yang tersusun rapih.
Dia mulai menuliskan angka dua puluh empat hingga angka dua puluh tujuh, di lanjut dengan kalimat yang Gara ucapakan saat mereka berada dipantai waktu itu.
Nara menghela nafas, lalu kembali melihat tulisannya lagi.
24. Gara suka pantai 25. Gara gak suka green tea, dia lebih suka taro 26. Gara suka makanan/minuman manis 27.
Nara suka menulis hal-hal yang Gara suka maupun tidak sukai didalam buku Diary miliknya, sudah menjadi kebiasaan nya sejak satu tahun yang lalu.
"Kapan ya Gara suka balik sama aku?" Ucap Nara tiba-tiba.
"Cape juga kaya gini" Lanjut Nara.
"Kalo cape, gak usah di lanjutin" Celetuk Arsen dari arah pintu kamar Nara yang sedikit terbuka.
"Ish abang muncul tiba-tiba kayak setan" Nara menggerutu.
"Awas, nanti malem beneran ada setan dateng tiba-tiba" Arsen mulai menakut-nakuti Nara.
"Bodo gak takut"
"Oke" Kata Arsen sebelum menutup pintu kamar Nara dan berlalu pergi.
Nara dengan cepat membersihkan diri bersiap untuk tidur, setelah selesai mencuci muka dan sebagainya Nara mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur.
Tiba-tiba Nara teringat perkataan Arsen beberapa menit yang lalu, dia jadi takut.
"Gak mungkin!" Ujar Nara meyakinkan diri.
Nara langsung menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut tebal, jantungnya berdebar.
Merasa sedikit sesak, Nara menurunkan selimutnya sebatas leher.
"AAAAAA HANTUUUU" Teriak Nara nyaring kala melihat bayangan laki-laki dibalik tirai jendelanya.
Buru-buru Nara keluar kamar, berlari ke arah kamar tidur kedua orangtuanya.