"Kamu ibu hukum terlebih dulu, berdiri di tengah lapangan sampai orang tua kamu datang kemari" Perintah Bu Citra.
"Bu saya bisa lakuin hukuman apa aja yang ibu mau, tapi jangan panggil Daddy saya kesini" Mohon Gara.
Bukan karena dia takut, tapi Gaver pasti akan membandingkan Gara dengan Bara. Dan Gara sangat tidak suka akan hal itu, salah satu faktor yang membuat Gara benci dengan kakaknya Bara.
"Untuk kali ini tidak bisa, segera kamu ke lapangan Gara!" Perintah bu Citra.
Gara dengan malas melangkahkan kakinya keluar dari ruang guru, dan menuruti perintah Bu Citra.
Berdiri di tengah lapangan dengan pancaran matahari yang terik.
Arsen dan Laskar menghampiri Gara, kebetulan jam pertama dan kedua kelas mereka kosong.
"Gar lo gak papa?" Arsen bertanya.
"Hm"
"Lo kenapa bisa berantem kayak gitu Gar, sama Ali lagi" Ucap Laskar.
"Dia kurang ajar" Jawab Gara.
"Ortu lo di panggil?"
"Iya"
"Lo–"
"Las jangan banyak tanya dulu" Nasihat Arsen.
"Lo berdua balik ke kelas aja, kalo disini takut kena hukum" Beritahu Gara.
"Sanss Gar, gak masalah gue dihukum bareng lo" Balas Arsen.
"Sinting, sana balik" Usir Gara.
"Balik, gue gak papa bentar lagi juga bokap dateng"
"Kalo lo haus atau apa chat gue" Titah Arsen.
"Jangan pingsan loh Gar HAHAHAA" Laskar tertawa.
"Lo kira gue apaan cuma gini doang pingsan?" Balas Gara tenang.
"Gar Gar, tau gue lo kayak gini karena apa" Tambah Laskar meledek.
"Banyak omong lo Las"
"Bercanda Beb"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYAGANA
Novela JuvenilSebelum baca follow dulu ya! "Cantik" Arsen berkata pelan. "H-hah?" Tanya Allisya bingung. "Warna mata lo cantik" Perjelas Arsen. "Gue suka" ~ "Lo siapa berani perintah gue?" "Garaa kali ini aja deh, aku janji!" Mohon Nara. "Gue bilang gak ya nggak...