Kemarin Gara tidak bisa membujuk Nara untuk makan bersama, namun hari ini laki-laki itu mencoba lagi.
Gara sudah mencari Nara di kelasnya, namun gadis itu tidak berada di sana. Dari jauh, Gara melihat Allisya yang tengah berdiri di depan toilet perempuan.
Langsung saja Gara menghampiri gadis itu, mungkin dia tau keberadaan Nara.
"Nara dimana?" Tanya Gara langsung.
"Di dalem" Allisya menunjuk toilet perempuan.
"ALLISYA AKU HAIDD TERNYATA, GAK BAWA PEMBALUT" Teriak Nara dari dalam yang bisa di dengar samar oleh mereka berdua, karena pintu toilet terbuka sebagian.
"TUNGGU, GUE BELI DULU DI KOPERASI" Jawab Allisya.
"Koperasi tutup" Beritahu Gara.
"Terus gimana? Dia nggak bawa pembalut Gar" Balas Allisya.
"Suruh dia tunggu, gue cari dulu"
"Okee"
Gara berlari keluar dari gedung sekolah, "Pak tolong buka gerbangnya, saya mau ke minimarket depan" Pinta Gara pada satpam.
"10 menit aja ya, kalau lebih dari itu kamu nggak boleh masuk lagi" Jawab satpam.
"Tenang aja pak" Balas Gara.
"Cepat Gara, kamu sudah keseringan bolos" Ucap satpam itu.
"Hehehe" Gara tertawa sebelum kembali berlari keluar dari gerbang.
Untung saja, minimarket tersebut hanya berjarak 200 meter dari sekolah. Namun Gara sudah ngos-ngosan karena terus berlari dari lantai dua hingga jalan raya.
Gara membuka pintu minimarket, udara dingin menyapu badan Gara yang berkeringat.
Laki-laki itu langsung mengunjungi rak berisi barang-barang wanita, Gara terlihat bingung kala melihat banyak sekali merk pembalut yang berada disana.
"Dih banyak banget anjir, gue harus beli yang mana?" Beo Gara.
Sibuk memikirkan mana pembalut yang akan dia beli, ponsel Gara berdering.
"Apaan Las?"
"Lo dimana bego, ini Kenzo sama Arsen berantem. Gue gak bisa misahin nya" Jelas Laskar.
"Ck gue di minimarket depan, beli pembalut" Beritahu Gara.
"Lah lo haid?"
"Tolol gue mana bisa haid" Gara mendelik kesal.
"Yaudah buru ke sekolah"
"Ya"
Tut.
Gara kembali menatap rak berisi banyak merk pembalut, lalu memilih acak salah satu dari mereka.
"Ini buat mas nya?" Tanya kasir melihat Gara meletakkan pembalut itu untuk di bayar.
"Gak liat gue laki-laki mbak, gak pernah belajar IPA?!" Protes Gara.
"M-maaf mas, i-ini totalnya 20 ribu" Kasir itu terlihat takut melihat perubahan raut wajah Gara.
Setelah transaksi selesai, Gara segera berlari untuk pulang ke sekolah. Untung saja dia sampai kurang dari 10 menit, pak satpam masih memperbolehkan nya masuk.
"Capek juga ternyata" Gara membungkuk sambil menyentuh lututnya, napas laki-laki itu masih tidak teratur.
"Allisya"
Tok tok tok..
"Sya" Panggil Gara karena Allisya tidak ada di depan kamar mandi, dia pikir gadis itu berada di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYAGANA
Teen FictionSebelum baca follow dulu ya! "Cantik" Arsen berkata pelan. "H-hah?" Tanya Allisya bingung. "Warna mata lo cantik" Perjelas Arsen. "Gue suka" ~ "Lo siapa berani perintah gue?" "Garaa kali ini aja deh, aku janji!" Mohon Nara. "Gue bilang gak ya nggak...