Berita itu menyebar cukup cepat, dari mulut ke mulut maupun media sosial.
Entahlah. Kini ponselnya terus memunculkan nontifikasi tanpa henti, Hujatan dan cacian di laman instagramnya itu semakin membuatnya lelah dan hanya mampu menatap datar layar ponsel itu yang sebentar lagi mungkin akan rusak karena Jeno terus saja membantingnya sedari tadi agar ponsel itu mati, dan berhenti berdering.Jam sudah menunjukan jam tiga pagi, namun matanya kini masih enggan untuk menutup damai.
Mentalnya benar-benar rusak, tidak ada siapapun yang bisa di percaya di dunia ini setelah Jeno kehilangan teman-temannya yang sudah menjadi dunia untuk semestanya yang selalu kelabu.
Mungkin benar yang jaehyun ucapkah, Jangan pernah percaya pada siapapun.
Karena jika sudah mempercai orang itu, saat kau di khianati, sakitnya benar-benar seperti siksa kubur.
Entahlah bagaimana sakitnya siksa kubur, Jaehyun mungkin sudah mengalaminya di kehidupan yang lalu. Pria itu benar-benar sangat idiot, namun selalu berhasil membuatnya tertawa seperti orang bodoh.
Setidaknya pria itu lebih baik dari teman-temanya yang kini membiarkanya menderita sendirian.
Diluar kini sedang hujan, namun fikiran liarnya entah mengapa malah mengajaknya untuk menari di bawah hujan yang kini turun semakin deras dari langit malam.
Kakinya kini tidak berhenti bergerak ke kiri dan kekanan, wajahnya yang mendongak tak hentinya terkena tetesan hujan yang membuatnya tersenyum pilu, di tengah tangisannya.
Setidaknya, tidak ada siapapun yang melihat sisi rapuhnya di jam tiga pagi
Dengan hujan sederas ini bukan?**
Jaehyun kini tengah berjalan ke arah kamar Jeno untuk memastikan pria kecil itu tidur dengan nyenyak, di tengah hujan yang kini turun dengan deras di luar sana, membuat bunyi berisik di atas genting yang mungkin sangat menggangu tidur kekasihnya.Pintu itu terbuka perlahan saat jaehyun mendorongnya, namun tak ada yang ingin ia lihat disana.
Jeno menghilang.
Jaehyun yang panik kini berusaha mencari pria itu dimana pun di dalam rumah, bahkan pria itu dengan telaten mengecek tempat-tempat yang ia kunjungi sebanyak tiga kali.
Namun saat melintasi jendela dari lantai atas, matanya melirik sekilas seseorang yang kini sedang asik menari di tengah hujan dengan badan yang basah kuyup. Jaehyun lalu bergegas untuk menghampiri Jeno dengan sebuah payung di genggamannya.
"Aku mencarimu sedari tadi sampai pusing tau!" ucapnya kesal, sambil menarik badan jeno kedalam dekapannya di bawah payung berwarna hitam kelam itu.
"Nakal sekali, Hujan-hujanan di pagi buta begini, bagaimana kalau nanti kau sakit Jung jeno?!" ucapnya tanpa jeda, membuat Jeno kini terdiam bingung menatap wajah pria tinggi itu di hadapannya.
"kau bicara apa? Aku tidak bisa dengar!"
"TELINGAKU KEMASUKAN AIR HUJAN!" teriaknya kencang agar Jaehyun mendengarnya.
Padahal sebenarnya tanpa berteriakpun Jaehyun dapat mendengar apa yang di katakan Jeno, namun memang telinga jeno saja yang bermasalah karena kemasukan air hujan, jadi suara-suara yang ia dengar akan meredam dan tak terdengar.
Jaehyun kini hanya mampu menghela nafasnya kasar, biasanya hanya di senggol sedikit saja oleh orang lain Jaehyun akan mengamuk dan memukuli orang tersebut sampai mati.
Namun sepertinya kali ini kesabarannya cukup... Luar biasa untuk meladeni pria yang tengah basah kuyup seperti tikus got kecil di hadapannya.
Namun, tikus got yang kali ini terlalu menggemaskan!
Jaehyun tidak kuat... AAAAAAAl!
Mungkin batinnya kini sedang berteriak, namun wajah dinginnya itu tetap saja masih setia menjadi tameng untuk menjaga harga dirinya, sebagai seorang mafia yang tengah di mabuk cinta.
Jeno tersenyum saat debaran tak normal itu terdengar di telinganya yang kini menempel tepat di dada Jaehyun.
"Kenapa kau berdebar?" tanyanya so lugu, sambil menahan tawanya yang hampir saja meledak.
"T- tidak, telingamu saja yang bermasalah karena kemasukan air hujan!" sangkalnya dengan cepat, lalu sedikit mendorong Jeno agar menjauh dari dadanya yang semakin berdebar kencang tak karuan.
Keduanya kini saling berpandang canggung. Jaehyun meletakan payung itu, lalu mendekap pinggang ramping jeno canggung, untuk membawanya kembali berdansa di bawah guyuran hujan yang turun semakin deras.
Jeno tertegun, dadanya terasa hangat saat Jaehyun mengerti apa yang Jeno inginkan.
Wajah keduanya kini saling menatap satu sama lain, derasnya hujan semakin membuat Jaehyun terlihat tampan dengan rambut basah dan juga kemeja tembus pandang yang menampakan badan perkasa yang selalu menjadi dambaan para wanita di luar sana.
Langkah keduanya terhenti saat lengan lentik itu menyentuh wajah sang dominant secara perlahan dan penuh hati-hati. Nafasnya yang terengah kini bahkan terdengar sampai di telinga Jaehyun yang tengah memejamkan matanya damai saat lengan itu menyapa wajahnya tepat di bawah rintik hujan yang turut hadir di antara kisah cinta keduanya, yang tak seharusnya ada.
Namun terkadang takdir tuhan lebih nyata daripada rencana manusia. Jeno kini menempelkan bibirnya tepat di antara bibir tebal milik Jaehyun yang kini spontan membuka matanya terkejut.
" i fell in love with u, i dont know how, i dont why..."
"cause i jus did, Jung Jaehyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY U SO OBSSESED WITH ME? (JAENO)
Fanfictionbagaimana bisa seorang mafia juga sekaligus seorang pengusaha terkenal memiliki obsesi yang besar kepada seorang berandal sma yang selalu membuat onar dan menyusahkan. [BXB\ 18+ AREA] JAEHYUN - JENO.