Satu bulan sudah malam sepi ini Jaehyun lewati sendiri, musim dingin bahkan sebentar lagi akan datang menghampiri.
Bukankah seharusnya kekasihnya berada di sisinya malam ini?
Memeluk pinggangnya sambil berbincang di malam hari tentang kenapa salju bisa turun dari langit, apa santa yang membuatnya? Atau peri kelinci kecil di langit?Jaehyun sangat rindu memeluk kekasihnya yang kini masih saja setia menutup matanya rapat.
Jaehyun kadang berpikir,
'apakah Jeno sudah tidak ingin melihat wajahnya lagi?'Lagi-lagi ia heran, 'apa dalam mimpi Jeno ada sosok yang lebih tampan dan lebih menyenangkan darinya? Malam ini dalam mimpinya Jeno sedang apa ya?'
Pikiran anak lelaki itu kini di buat kelimpungan karena merindukan kekasihnya.
..
Pagi harinya Jaehyun terbangun karena suara panggilan telfon yang berdering di samping kasurnya.
Tak langsung menjawab, ia sedikit mengulur waktu untuk mengumpulkan nyawanya dulu yang sempat hilang, untuk memastikan siapa yang menelfonnya di pagi hari."Dengan wali Lee Jeno?" Tanya seseorang di sebrang telfon.
"Dengan saya sendiri, ada apa? Apakah kondisinya memburuk lagi?"
Tanya Jaehyun sedikit panik, sambil bersiap memakai pakaian yang sedikit layak untuk menyambangi kekasihnya di rumah sakit."Pasien Lee Jeno sudah sadarkan diri pagi ini tuan"
Hening, entah apa yang harus Jaehyun lakukan? Hatinya sangat berbahagia.
Amat bahagia, termikasih tuhan.
"Saya akan segera kesana, terimakasih banyak"
Panggilan telfon itu di tutup, senyumnya sepanjang perjalanan kini tak pernah luntur, bahkan dengan niat yang besar Jaehyun tak lupa mampir ke sebuah toko bunga untuk menghampiri kekasihnya dengan sedikit kejutan.
Tak selang beberapa lama kini kedua kakinya sudah sampai di depan ruangan dimana kekasihnya di rawat, Jaehyun berdebar, bahkan ia dengan riang menghitung dari satu sampai tiga untuk membuka pintu di hadapanya.
'satu...'
'duaa..'
'tigaaaa'
"SAYANGGG! SA- "
bunga yang berada di genggamanya pun kini terjatuh.
"Jaeee!!!" ucap Jeno riang sambil meringis pelan karena terlalu antusias melihat kekasihnya.
Sedangkan Jaehyun kini tak terlihat senang sedikitpun dengan kedatangan seorang tamu tak di undang, yang kini nampak duduk tenang di samping kekasihnya.
"Keluar" ucapnya sinis.
Jaehyun kini memandang tak suka, saat sang kaka tersenyum ke arahnya dengan senyuman picik.
"KELUAR!"
Jeno tersentak, ia hanya bisa terdiam bingung dengan situasi di hadapannya.
Tadi pagi saat sadarkan diri seseorang tiba-tiba sudah berada di sebelahnya.
Nampak asing, namun tak lama pria itu memperkenalkan dirinya sebagai kakak dari kekasihnya.'Kakak ipar hihihi' kira-kira begitu pikir Jeno.
Yunoh membawakan banyak hadiah, bahkan pria jangkung itu menceritakan masa kecil Jaehyun padanya seperti dongeng yangw menyenangkan.
Namun nampaknya hubungan keduanya tidak terlalu baik, sepertinya Jeno membuat kesalahan.Jaehyun kini menyeret Yunoh keluar dari ruangan dengan kasar, Lenganya kini bahkan dengan erat menarik kerah kemeja kakanya yang hanya menampakan senyum yang selalu terlihat sama.
Sinis
Dan picik.
"Jangan berani nyentuh milik gue Brengsek!"
Yunoh hahya menaikan bahunya tak peduli, tawanya yang merdu kini mengalun seperti lagu.
"Sampai kapan? Gue tau lo cuma merasa bersalah Jaehyun.. Jangan melewati batas"
"Inget perjanjian awal, Jangan libatin perasaan. Atau semua rencananya bakalan berantakan"
"Kalau lo gabisa bunuh satu orang yang tersisa dari keluarga pengkhianat, biar gue yang ambil alih, lo ga becus Jaehyun.. buang-buang waktu"
Jung Yunoh
Sedikit dulu aje yaa.. biar pada penasaran! Jangan lupa komen woy! Gibeng nih palanya yang cuma baca doang kaga nge vote apalagi komen😡
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY U SO OBSSESED WITH ME? (JAENO)
Fanfictionbagaimana bisa seorang mafia juga sekaligus seorang pengusaha terkenal memiliki obsesi yang besar kepada seorang berandal sma yang selalu membuat onar dan menyusahkan. [BXB\ 18+ AREA] JAEHYUN - JENO.