Jam kini sudah menunjukan pukul sebelas malam, keringat di dahiku perlahan mulai turun karena rasa lelah.
Sekilas aku melirik keluar jendela untuk sedikit menghirup udara malam yang entah sampai kapan akan aku rasakan.
Dapat kulihat di luar sana ada sekumpulan anak remaja sepertiku yang tengah tersenyum riang bersama-sama, sambil menikmati salah satu hidangan di sebuah resto dimana tempat aku bekerja, sebagai buruh cuci piring untuk menafkahi kehidupan Aku dan Adiku.Sudut bibirku kini terangkat pilu, kadang aku merasa kesal dan marah, mengapa Ibu dan Ayah benar-benar tega meninggalkan ku bersama Yoan berdua dalam kondisi kesusahan dan serba kekurangan. Sedangkan mungkin kini mereka berdua tengah berfoya-foya dengan pasangan barunya yang bergelimang harta, tanpa memikirkan kedua anaknya yang sengsara.
Kalau saat itu aku dan Yoan di berikan pilihan untuk lahir dari rahim yang mana oleh tuhan, mungkin aku dan adiku lebih memilih untuk tidak di lahirkan kedunia dengan keluarga yang berantakan seperti ini.
Bergaul dengan orang-orang kaya di sekolah, tak membuatku ikut bersenang hati seperti mereka yang selalu boros dan menyepelekan uang recehan untuk hal yang tak berguna.
Kadang hati kecilku selalu berteriak, rasanya aku ingin seperti mereka yang selalu berkecukupan tanpa harus bekerja keras, dan memikirkan makanan apa yang akan aku dan adiku makan esok hari.Ponsel di dalam kantong bajuku tiba-tiba berdering, membuat lamunan menyedihkan itu hilang saat nama 'yoan adik kesayangan ku' itu muncul di layar ponsel.
Pekikan anak lelaki dengan gigi ompong dan mata sipit itu membuat tangisku yang hampir turun kini berubah menjadi tawa palsu yang sedikit menyakitkan, disana adiku tengah terbaring dengan sebuah infus dan juga alat bantu pernafasan yang menopang hidupnya selama ini.
Rambutnya yang selalu rontok kandang membuat yohan bersedih dan merasa tak percaya diri, padahal ia selalu terlihat tampan walaupun tanpa rambut.
Adiku yoan, menderita kanker otak sejak lahir.
Jam kerja kini sudah selsai, namun nampaknya malam ini hujan akan turun deras. Dan benar saja, kini hujan itu benar-benar turun dengan deras dari gelapnya langit malam.
Gissele terus saja menggosokan kedua tangannya agar tetap terasa hangat, sampai sebuah kemeja flanel yang terpasang di bahunya secara tiba-tiba berhasil membuatnya terkejut.
Gissele menatap canggung sosok jangkung itu, tangannya hendak menarik kemeja itu kembali. Namun lengan pria di hadapannya itu dengan cepat segera menahannya, dan membiarkan Gissele untuk memakainya sampai hujan reda."gue tau bukan lo pelaku sebenernya, mau cerita?"
**
Tamparan yang di layangkan Haechan kini membuat Gissele memekik kesakitan. pipinya yang semula terlihat normal kini mulai memerah padam karena tamparan kencang yang di berikan pria berkulit tan itu.
Perih yang ia rasakan karena tamparan itu tidak seberapa,
di bandingkan luka di hatinya.
Lebam yang ada di tangan kirinya itu kini semakin terasa sakit saat Haechan menarik lengannya dengan kasar ke arah kantin sekolah yang tengah ramai di kunjungi oleh para siswa di jam makan siang.Rasanya dunia Gissele hancur saat itu juga, pandangan orang-orang seakan menelanjanginya begitu hina.
Wajah seputih salju itu kini hanya terus mampu menunduk tak karuan karena rasa malunya."PERHATIAN SEMUANYA, KENALIN NAMANYA, GISSELE! ORANG YANG NGEJEBAK SAHABAT GUA LEE JENO!" teriak haechan lantang.
Sontak para siswa yang tengah berbincang dan menyantap makananya itu kini semakin antusias saat melihat haechan yang tengah menarik surai coklat itu dengan kencang, agar wajah yang berlinang air mata itu kini terpampang jelas di hadapan para siswa yang semakin gencar memotret pemandangan itu tanpa rasa iba dan belas kasihan.
Rekaman suara yang di bagikan oleh Karin kini sudah tersebar luas di grup angkatan, sebuah rekaman suara yang berisi percakapan antara Jeno dan juga Gissele saat hari kejadian. dimana hari itu Jeno di hakimi dan juga di caci maki karena kesalahan yang bahkan tidak ia lakukan.
Teriakan para siswa dan siswi kini terdengar semakin heboh saat Haechan mulai menampar kembali kedua pipi Gissele di tengah kerumunan. Tidak ada satupun murid yang berminat untuk menolong wanita itu. para siswa kini bahkan hanya bisa diam dan merekam aksi bejat itu untuk membagikannya di internet, untuk keuntungan pribadi.
Nafas gissele terengah saat pukulan-pukulan itu terus melayang di wajahnya yang sudah penuh dengan lebam. Chenle hanya bisa diam saat melihat sahabatnya tengah di selimuti amarah, jika dilawan mungkin keadaan akan semakin memanas jika ia ikut campur.
Jeno dan jisung yang berlarian dari koridor, kini langsung menerobos kerumunan saat melihat Haechan yang semakin gencar melakukan aksinya.
Jeno mendorong badan Haechan menjauh, tangan yang terkepal itu mulai memukuli wajah Haechan dengan membabi buta karena rasa kecewa dan amarahnya.
"Sejak kapan lo berani mukul cewe kaya gini Chan?" lirih Jeno saat melihat Gissele kini jatuh terduduk di samping kakinya.
"SEJAK KAPAN ANJING, JAWAB GUA!"
Jisung bergegas menopang badan Gissele lalu membantunya untuk duduk di kursi kosong, sambil menyodorkan sebotol air putih untuk menenangkannya.
"gua ganyangka selama ini lo pencundang Chan.." ucap Jeno dengan penuh penekanan.
Haechan berusaha mengelak dan menunjukan isi rekaman yang di berikan Karin padanya kemarin malam. Wanita itu bahkan memberi tahu Haechan bahwa alasan Gissele melakukan hal itu karena didasari sakit hati, karena dulu Jeno pernah menolak cintanya.
Gissele yang mendengar itu hanya mampu meringis, lengannya kini bahkan meremat rok sekolahnya dengan erat, tangisnya yang semula tertahan, kini terdengar semakin kencang dan lirih.
Karin mengkhianatinya?
Gissele dan Jisung kini saling beradu tatap, netra sekelam hujan malam kemarin itu, membuat hati Jisung bergetar miris.
Jisung segera merengkuh badan wanita itu, saat netranya kini dapat menangkap bagaimana bahu yang sudah tak sekokoh kemarin malam itu tumbang di dalam dekapannya.
So, wdyt?
.................... Sorry ya, gue baru bisa update gara-gara kemarin gua baru selsai phts!Doain dong biar nilainya bagus! Aminn.
Sok di persilahkan buat yang mau emosi sama si haechan atau si karin! Gebukin aja sampe bonyok.
Btw, lo semua bosen ga sih sama alur cerita gue?
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY U SO OBSSESED WITH ME? (JAENO)
Fanfictionbagaimana bisa seorang mafia juga sekaligus seorang pengusaha terkenal memiliki obsesi yang besar kepada seorang berandal sma yang selalu membuat onar dan menyusahkan. [BXB\ 18+ AREA] JAEHYUN - JENO.