Jeno kini tengah memperhatikan seorang pria yang tengah sibuk berkutat dengan benda tajam di tangannya, membelah buah apel segar yang diberi beberapa teman saat menjenguknya beberapa hari yang lalu.
Karena tak sempat di makan saat berada di rumah sakit, Jeno kini lebih baik membawanya sebagai bekal piknik untuknya dipantai.
Ya, Jaehyun mengajaknya berlibur. Pria itu bersih kukuh mengajaknya jalan-jalan, Katanya sih agar trauma dan stress Jeno hilang.
Namun bukan Jaehyun jika tidak memiliki maksud terselubung, sebenarnya Jaehyun sambil modus, agar ia memiliki waktu banyak berduaan dengan Jeno, ia ingin moment di pantai ini akan membuat dirinya dan Jeno semakin intim dan terlihat seperti pasangan paling romantis dan bahagia di muka bumi ini.Jaehyun tidak mungkin hanya fokus pada buah apel yang tengah ia kupas, matanya sesekali melirik pada Jeno yang kini tengah tertidur di atas pasir pantai, matanya yang indah itu kini tengah terpejam tenang, surai hitam yang terobang ambing terbawa angin itu membuat Jeno seribu kali lebih menawan dibawah kilauan sinar matahari yang perlahan mulai terbenam, menjelang malam.
"Jaehyun, kau takut monster tidak?"
celetuknya polos tanpa berpikir, bibirnya terus berceloteh, namun matanya masih saja setia terpejam.Jaehyun tersenyum, tangannya kini menyuapi Jeno, agar mudah melahap buah apel itu.
"Tidak." jawabnya singkat.
'Karena apalagi yang harus aku takutkan, jika monster itu adalah diriku sendiri, Lee Jeno..'
Miris sekali rasanya jika harus mengingat fakta yang nyata itu, Jaehyun menggelengkan kepalanya cepat, berusaha untuk menjaga mood nya agar tetap bagus untuk terus menghibur dan membuat Jeno bahagia selama berlibur disini.
"Kenapa? kau bermimpi buruk tentang monster tadi siang?"
Jeno menggelengkan kepalanya, bibirnya kini mengerucut.
"T- tidak, kalaupun mimpi monster, aku tidak takut tuh!" bantahnya gemas, mengelak jika ia disebut ketakutan.
Jaehyun kini tersenyum bangga, memeluk badan ringkih itu perlahan sambil mengelus surai hitam itu dengan lembut. Matanya terpejam tenang membenamkan kepalanya di ceruk leher Jeno. Nafasnya yang biasa setengah terpenggal kini berhembus dengan sangat nyaman saat berada di dekat semestanya.
"Jangan takut apapun Jeno, saya bakalan selalu ada di samping kamu..
entah sampai kapan, namun yang saya harapkan adalah selamanya." bisiknya di telinga Jeno, wajahnya kini kembali terbenam di antara leher jenjang itu dengan nyaman.Bagi Jaehyun tidak ada hal apapun yang lebih menakutkan dari kehilangan semestanya.
Tetapi mungkin ada . .
Yaitu, bila suatu saat Jeno akan membencinya seumur hidup.
Jika ia tau tentang perbuatan keluarganya dimasalalu, yang dengan seenaknya merampas mimpi dan juga dunia indah kecil miliknya dahulu.
keluarga kecil harmonis, yang harus hancur mengenaskan karena persitiwa pembunuhan.
membuat seorang anak kecil yang hidup bahagia, kini harus hidup menderita sebatang kara.Di tengah lamunan Jaehyun, Jeno kini dengan tiba-tiba menarik lengannya untuk digenggam erat, membuatnya hangat.
"Jae, aku tidak takut monster apapun"
Ucapnya dengan raut serius."Aku hanya takut.. Jika suatu hari, saat aku terbangun, aku tidak akan bisa melihat lagi wajah sialan mu itu" Jeno tertawa geli.
Namun di tengah tawanya yang semakin kencang, isak tangis itu datang dengan tiba-tiba.
Jeno menangis di tengah tawanya. Sedangkan pria yang lebih tua itu kini tertegun diam, melihat bagaimana cara semestanya bercerita tentang ketakutannya."Kau tau, apa yang aku pikirkan saat karin mencoba membunuhku malam itu, saat hujan badai?" tanya Jeno.
Pandangan pria bermata sabit itu kini menatap lurus pada Netra Jaehyun, wajah sendu itu kini semakin terisak sedih saat mengingat bagaimana kejadian malam itu, malam dimana ia sekarat dan hampir kehilangan nyawanya, dengan cara yang sama seperti saat ia kehilangan kedua orang tuanya dahulu.
"A- aaku berfikir, saat malam itu aku akan mati tanpa melihat wajahmu untuk terakhir kalinya, aku hanya akan mati sendirian dan kedinginan di bawah hujan badai dan angin kencang malam itu.." Ucapnya gemetar, tangisnya kini turun semakin deras membasahi wajahnya.
Suara deburan ombak itu kini terdengar semakin kencang, bagai latar lagu untuk memecah keheningan di antara dua insan tuhan. Yang kini tengah berbincang tentang bagaimana rasanya hampir kehilangan orang yang ia sayang.
"Aku tidak masalah jika harus mati. Namun aku lebih baik mati di tanganmu daripada mati tanpamu, Jaehyun- aku jatuh cinta."
"Aku jatuh cinta padamu, aku gay sekarang!" maki Jeno, berteriak pada dirinya sendiri.
Pria yang lebih muda itu kini memalingkan wajahnya malu, ia dengan cepat membersihkan wajahnya agar tampak tak terlalu jelek karena terus menangis tanpa henti tadi.
"sialan, malu banget ngentot!" ocehnya ribut.
Jeno kini berdiri meninggalkan Jaehyun yang masih setia mematung bingung di tempat semula.
"SAYA JUGA MENCINTAIMU LEE JENO! SAYA SANGAT MENCINTAI KAMUU..!!" teriak Jaehyun heboh, dirinya kini ikut berlarian mengejar Jeno yang berjalan semakin jauh.
"TUNGGU SUAMI MUU SAYANGG!"
REAKSI GUE KETIKA KOMEN SAMA VOTENYA DIKIT PADAHAL SUDAH BERJUANG UNTUK UPDATE :
KOMEN APA GUE BUAT SAD ENDING LU PADA!
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY U SO OBSSESED WITH ME? (JAENO)
Fanfictionbagaimana bisa seorang mafia juga sekaligus seorang pengusaha terkenal memiliki obsesi yang besar kepada seorang berandal sma yang selalu membuat onar dan menyusahkan. [BXB\ 18+ AREA] JAEHYUN - JENO.