Usai perbincangan tadi sore, Jaehyun mengajaknya untuk kembali ke penginapan.
Jaehyun berencana akan mengajaknya untuk makan malam di salah satu restoran, di pinggir pantai.
Tentu saja dengan senang hati Jeno menerima ajakan itu, bahkan dengan kepala sadar Jeno kini sudah berdandan dan berpakaian dengan sangat rapih untuk kencan pertamanya malam ini, bersama sang kekasih.Entahlah, meski masih terasa aneh untuk menyebutnya begitu, namun faktanya adalah, ia dan Jaehyun kini adalah pasangan kekasih.
Jaehyun kini tengah menunggu Jeno tepat di depan pintu kamar kamar, tangannya kini ia sembunyikan di belakang badannya untuk memberi sedikit kejutan kecil pada sang-kekasih.
Tak perlu menunggu lama, seseorang kini muncul di hadapannya tanpa sepatah kata-pun, hanya ada senyuman malu dan juga pipi yang merona karena malu.
Jaehyun mematung terkejut, bibirnya kini tersenyum lebar, sampai tak terasa badannya bahkan hampir limbung karena terpesona oleh kecantikan Jeno yang sudah bak dewi bulan yang menyihir hatinya.
Jeno tertawa geli, ia kini menutup pintu kamar dan segera menghampiri Jaehyun.
"ayo, katanya tadi nyuruh gue cepet -cepet!" omel Jeno kesal.
Jaehyun yang masih berada di ambang kesadaran kini tiba-tiba menyerahkan buket bunga yang ia sembunyikan sedari tadi.
Jaehyun sudah tak dapat lagi menyembunyikan senyumannya.
Malam ini ia sangat bahagia, sangat."Beautifull flower, for my beautifull boy."
Keduanya terdiam canggung, Jeno tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah lain, matanya kini sudah memerah karena menahan tangis haru.
Jujur saja, ia belum pernah di perlakukan begitu spesial oleh seseorang selama ini, bahkan buket bunga yang ia pegang itu kini, adalah buket bunga pertama yang ia dapatkan dari seseorang yang begitu berarti baginya.Jeno kini memeluk erat tubuh Jaehyun, wajahnya kini terbenam nyaman di antara ceruk leher pria yang lebih tua itu.
Tangisnya pecah, bahkan bahunya kini sedikit bergetar karena tak kuasa menahan rasa haru yang begitu besar."Makasih Jaehyun, makasih untuk semuanya. Makasih karena lo udah mau hadir di hidup gue, dan jadi bagian cerita paling indah di dalam hidup gue." ucapnya sambil ter-isak.
pelukan itu kini terlepas, kedua matanya yang sudah di penuhi oleh air mata itu kini menatap netra Jaehyun dengan tulus, "selamanya, gue bakalan berusaha untuk jadi pelengkap di setiap kekurangan lo, sebagaimana yang lo lakuin selama ini"
"tolong jadiin gue pelabuhan terakhir lo saat lo pergi jauh Jae, jadiin gue tempat hangat dikala musim dingin, dan jadiin gue rumah ternyaman saat lu kehilangan rumah untuk beristirahat." finalnya.
Jaehyun kini tersenyum memandangi bagaimana semestanya menangis untuknya, menawarkan dirinya menjadi satu-satunya tempat ternyaman saat dirinya terpuruk.
Netranya kini ikut memerah, matanya yang sedari tadi menahan tangis kini berhasil tumbang di hadapan sang kekasih."terimakasih sayang, terimakasih untuk kehangatan yang selama ini kamu kasih, saya bahagia Jeno."
Tangisan haru yang menyentuh hati itu berlangsung cukup lama, tidak ada rasa malu ataupun gengsi lagi di antara keduanya, bahkan disaat moment itu tiba, keduanya semakin berani berani untuk menunjukan seberapa besar kasih sayang yang mereka miliki.
Jaehyun kini menggengam erat tangan Jeno, bahkan keduanya sesekali tertawa karena obrolan kecil. Hingga tak beberapa lama keduanya kini sudah sampai di tempat tujuan.
Dimana disana sudah ada kejutan besar yang sudah Jaehyun siapkan untuk Jeno.
Jeno kini berlari dengan cepat ke arah tenda tersebut, Jarinya kini menyentuh tenda itu dengan mata yang berbinar.
Sedangkan Jaehyun yang masih berada cukup jauh itu kini tertawa senang melihat reaksi kekasihnya, sesuai dengan apa yang ia harapkan.Jeno begitu senang saat melihat tenda tersebut, ia jadi ingat dahulu saat masih tinggal di panti asuhan, dimana disana ia bersama teman-temannya bergotong royong membuat tenda tersebut dari beberapa potong balok kayu bekas dan juga kain yang sudah tak terpakai.
Namun saat tenda itu sudah Jadi, Jeno dilarang ikut bermain, mereka menganggap bahwa Jeno adalah hanya anak baru yang menyedihkan dan sangat mudah di bodohi.Memang mereka sangat picik, padahal Jeno sudah membantu, namun ia malah tidak di perbolehkan untuk ikut bermain di tenda itu.
Dan sejak saat itu pula Jeno berjanji bila ia tumbuh besar nanti, ia akan mempunyai tenda yang keren,lebih keren dari tendanya dahulu.Sampai akhirnya keinginannya itu terwujud melalui sang kekasih, Jaehyun memang luar biasa.
Jaehyun kini berjongkok, ia tertawa melihat Jeno yang tengah bersembunyi di dalam tenda sambil tertawa riang.
Lenganya kini terulur untuk mengacak rambut sang-kekasih karena kepalang gemas."waktu bermainnya sudah habis sayang, ayo kita makan terlebih dahulu."
Jeno mengangguk nurut, ia langsung duduk di samping Jaehyun, mendusalkan hidungnya pada dada sang kekasih sambil terus mengucapkan banyak terimakasih.
"Terimakasih, daddy!"
°°°
GATAU KENAPA, MENURUT GUE INI PART TER-SOSWEET YANG PERNAH GUE TULIS WOY.
bawaanya pengen nangis aja, apalgi pas Jeno di kasih bunga, dan dia janji bakalan jadi rumah ternyaman buat Jaehyun :(
So guys! buat kalian yang belum follow gue, ayo follow!!! biar dapet terus update-an dari cerita gue yang lain, yang pastinya mungkin gabakalan kalah rame dari book ini.
Gue harap kalian bisa menghargai tulisan gue hari ini dengan komen yang banyak dan jangan lupa vote cerita gue!!
Makasih guys, Jangan bosen-bosen nunggu ya!
bye-byeee @esoklusa
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY U SO OBSSESED WITH ME? (JAENO)
Fanfictionbagaimana bisa seorang mafia juga sekaligus seorang pengusaha terkenal memiliki obsesi yang besar kepada seorang berandal sma yang selalu membuat onar dan menyusahkan. [BXB\ 18+ AREA] JAEHYUN - JENO.