bagaimana bisa seorang mafia juga sekaligus seorang pengusaha terkenal memiliki obsesi yang besar kepada seorang berandal sma yang selalu membuat onar dan menyusahkan.
[BXB\ 18+ AREA]
JAEHYUN - JENO.
Berisik suara kenalpot motor itu kini memenuhi area parkiran, membuat pagi yang seharusnya tenang kini ricuh dan gaduh.
Siapa lagi kalau bukan karena ulah motor besar milik anak-anak Aldeous, yang selalu suka mencari perhatian dan menarik atensi orang lain karena pesonanya yang berandal dan urakan, tetapi tampan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sana, tentu saja sebagai ketua seorang Lee Jeno selalu ada di barisan terdepan bersama saudara tirinya Na Jaemin, dan sisanya tentu saja si berisik haechan, si receh chenle dan juga si dingin jisung, sebagai pelengkap.
Kelima-nya mungkin bisa di juluki 'the most bf material' di sekolahan ini, tetapi setelah Mark lee si ketua osis yang serba bisa pastinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARK LEE - Ketua Osis yang terkenal pintar dan serba bisa, termasuk bisa menarik perhatian para wanita di sekolahnya. - Sangat senang bila sudah berdebat dengan Lee Jeno yang keras kepala dan kasar - Di juluki ' the most bf material' oleh seisi sekolah kecuali, Lee Jeno!
"Na, lu duluan aja sama anak-anak ke kelas, gw mau kencing dulu" Ucap Jeno sambil menepuk punggung Jaemin sekilas.
Sepeninggalan Jeno, tanpa sadar seseorang sudah memperhatikannya sedari tadi, saat Jeno membuat kericuhan di parkiran.
"Wajah menggemaskan, pantat juga lumayan . . tapi tidak seimbang dengan prilakunya yang brandal, Ckk sayang sekali" ucapnya sarkas, lalu kembali berjalan untuk memasuki Ruang Rapat Multimedia.
Jeno cukup menghabiskan waktu dua menit untuk membuang air seninya, yang sedari tadi ia tahan di perjalanan.
"Allhamdulillah lega bener si Joni" senyumnya merekah kembali, karena Joninya kini sudah lega dan tak lagi murung.
Suara langkah sepatu kini terdengar memasuki toilet, jeno yang sudah selsai memutuskan untuk melangkah keluar. Namun sentuhan tangan seseorang di pantatnya sedikit membuatnya terkejut dan marah.
"WOY ANJING! MAKSUD LU APA NGEREMES PANTAT GW KAYA GITU? LU PIKIR SOPAN BEGITU HAH!" teriak Jeno sambil menarik kerah kemeja pria itu, dengan penuh emosi.
"Kemejaku bisa kusut jika kamu terus meremasnya seperti itu." ucapnya santai, membuat emosi Jeno kini semakin meluap dan murka.
Ia tidak terima di lecehkan seperti itu, apalagi yang melecehkan sesama lLelaki, kalau Wanita sih tidak masalah.
'BRENGSEK BANGET LU, UDAH GAY MESUM, KOLOT, JELEK, BANGSAT!"
satu pukulan kini sudah mendarat di wajah jaehyun, tentu saja pukulan itu terus berlanjut. Tetapi tidak ada perlawanan dari Jaehyun, Ia hanya meringis sesekali sambil terus memandangi wajah manis itu dengan tersenyum kagum seakan terpesona.
Gemas sekali, meskipun pukulannya seperti Kingkong, tidak masalah wajahnya tetap seperti Anak Anjing Samoyed.
Kericuhan itu sampai di telinga kepala sekolah, atas laporan dari salah satu siswa yang hendak masuk kedalam toilet beberapa menit yang lalu.
Tentu saja sudah kalian tebak siapa yang terkena marah dan hampir di skors dari sekolah, Bahkan mungkin sampai di D.O dari sekolah?
"Pak, dia yang megang pantat saya masa saya yang di D.O, ini udah masuk pelecehan anak Pak!!" ucap jeno marah, sambil menggebrak meja membuat semua Guru yang mendampingi jeno kini sedikit bergetar ketakutan.
"Yang sopan ya kamu nak Jeno, Pak Jaehyun ini adalah penyumbang dana paling banyak di Sekolah kita, jangan kamu fitnah seperti itu!"
Mendengar perdebatan kepala sekolah, dan anak sma berandal itu menjadi tontonan menyenangkan bagi Jaehyun.
Tidak ada pembelaan maupun pernyataan, yang Jaehyun lakukan sedari tadi hanya terus tersenyum sambil memandangi wajah marah Lee Jeno, yang memerah.
"Ada syarat yang harus kamu lakukan kalau kamu gamau di d.o dari sekolah ini." Ujar Jaehyun yang bangkit dari duduknya, lalu sedikit menunduk di hadapan wajah Lee Jeno, untuk membisikan sesuatu.
Jeno menaikan kedua alisnya di hadapan pria berjas hitam itu, seakan menunggu kelanjutan dari kalimat yang akan pria itu ucapkan.
