| 5

85 17 0
                                    

Festival Musim Semi kali ini cukup ramai. Beberapa orang tua tampak membawa keluarga mereka mengitari taman kota.

Beragam kegiatan acara dipenuhi oleh berbagai kalangan masyarakat. Karena weekend, jadi anak-anak sekolah dapat ikut menyaksikan pertunjukkan kesukaan mereka.

Mulai dari penampilan musik, opera singkat, tampilan tari tradisional, atau bahkan sekedar mencoba jajanan di stand makanan yang berjejer.

Tentu saja untuk saat ini yang lebih menarik adalah pilihan terakhir.

Seorang laki-laki bertubuh jangkung menghampiri gadis yang tengah asik menyantap jajanannya.

"Wihiii phewwitt ceueee kenalan donks" godanya

"Maem apaan tuch" sambungnya lagi

"Kok jutek banget sih lagi terang bulan ya"

Masih tak di gubris.

"Mbak, telinganya pernah jadi relawan eksperimen tambal ban ya?" Laki-laki itu masih berusaha

"Vionaaaa!" panggil laki-laki itu menyebut nama sang gadis

Viona menoleh menatap laki-laki itu penuh kekesalan bahkan segerobak hadiah pun tak akan dapat mengurangi rasa kesal saat ini.

Siapa lagi makhluk yang sering mengacaukan hari-hari jika bukan sang pemilik rambut cokelat pirang di hadapan Viona saat ini.

"Apa?"

"Dih, lo marah? ngambek? Gitu aja ngambek" ucap laki-laki itu enteng

"Cih emang situ siapa"

"Oonnn sorry deh kalo gue molor. Ya gimana namanya kebablasan tidurnya?" laki-laki itu kini memohon dengan wajah cemberut

"Sirry giwi milir. Ju, kita tuh janjian dateng jam 9 supaya bisa nonton opera singkat, dan sekarang udah jam 12. Lu molor apa mati suri?"

Viona benar-benar melampiaskan rasa kesal itu pada Juan yang kini menghela napas pasrah.

"Iya maaf seriusan.. semalem gue keasikan main game. Tau-tau waktu mau tidur eh matahari ketawa.." balas Juan lirih

"Bodo amat, gue kesel. Pokoknya hari ini lu jauh-jauh gih, jangan ganggu gue." balas Viona seraya menghampiri stand makanan lain

"Dih kok gitu?! Elu juga ninggalin gue pergi duluan, nih buktinya kan lu udah nyampe duluan disini!" Juan malah tak terima

"Ya ngapain juga nungguin lutung hampir satu jam? Dihubungin sampe handphone gue meledak juga gabakal ada balesan."

"Oonaa udah ah ini kan sekarang gue udah nyampe, masa kita ga jadi main gara-gara lu ngambek?"

Sebenarnya Viona juga merasa bersalah karena akhirnya lebih dulu ke festival dan meninggalkan Juan.

Tapi Juan lebih salah karena mengingkari janji mereka untuk datang tepat waktu.

"Ya. Yaudah" balasnya singkat masih dengan wajah yang datar

"Hehe thank you. Senyum dong masa mau dikalahin sama matahari"

Juan masih berusaha membujuk Viona, kali ini mencairkan suasana dengan mencubit pipi sang gadis.

"Ogah" Viona masih kesal.

"Bagi dong, gue belum sempet makan apapun karena ngebut kesini" pinta Juan saat melihat Viona menikmati waffle coklat.

"Depan mata lu itu dijual tinggal beli"

"Ga ah enakan yang gratisannn"

Juan mencuri satu gigitan waffle yang Viona pegang.

"Lain kali kalo lu gayakin bisa jalan pagi ya tinggal ngabarin. Jadi ga nunggu lama dan malah jadi sebel sama lu"

Sincerely, JH.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang