"Mah, liat topi kuning aku yang buat di pake hari ini ngga?!" teriak Viona dari dalam kamarnya
"Ada di deket nakas kamu..Cari nya ngeliat pake mata Vio jangan pake mulut!" sang Ibu ikut berteriak dari ruang tengah
"Ngga adaaa aduhh Maa bantuin deh ini aku buru-buru!"
Sang Ibu menuju kamar Viona dan membantu mencarikan topi kuning yang dimaksud.
"Inii apaaa?!" omel sang Ibu sembari mengambil topi yang terjatuh di antara sisi nakas dan meja belajar
"Seriusan tadi engga ada..."
"Yaudah buruan gih. Nanti ketinggalan bus lagi."
Viona pun bergegas untuk menuju stasiun bus terdekat dari rumahnya.
***
Triiing
Bunyi bel pertama dalam Orientasi Siswa hari kedua. Murid-murid telah rapi dengan seragam olahraga lama mereka hari ini.
Berhubung sekolah belum membagikan seragam baru, kegiatan hari ini boleh mengenakan pakaian lama sewaktu di SMP.
Guru Pembimbing orientasi hari ini mengarahkan murid baru untuk berkumpul. Mereka di bantu Panitia OSIS tentunya.
"Hari ini akan sedikit lebih menguras tenaga dibanding pikiran. Seluruh murid harap lebih bersemangat. Jika ada yang sakit, silahkan melapor ke PMR atau Panitia OSIS yang berjaga." pesan Guru Pembimbing itu kepada seluruh murid.
Seluruh siswa-siswi diinstruksikan berpencar agar segera bergabung menyesuaikan kelompok masing-masing yang sudah ditentukan oleh sekolah.
"Viona!" panggil seorang laki-laki mengalihkan perhatian Viona
"Eh?" Viona bingung
"Ayo disana, kelompok 3 disana." ajaknya
"Oh..oke?" jawabnya masih dalam keadaan bingung
"Gue Juan. Bisa bisanya lu ga nanyain nama gue kemaren haha kalo gue ga ngeliat elu tadi, bakal gimana hayo?"
"Ya yaudah gue nyari kelompoknya sendiri.." balas Viona lirih
"Udah ayok. Udah pada duduk melingkar tuh di kelompok." ajaknya
Siswa siswi sudah bergabung ke dalam kelompok mereka masing-masing. Kelompok 3 terdiri dari 10 orang murid. 6 laki-laki dan 4 perempuan.
Viona, Juan, dan Ghiffar termasuk bagian dari kelompok tersebut.
Setiap kelompok di bimbing oleh Panitia OSIS. Cukup perkenalan sesama murid dan berbagi informasi mengenai kegiatan-kegiatan sekolah.
Panitia meninggalkan setiap kelompok agar mereka berbaur beberapa saat sembari menunggu pengumuman agenda selanjutnya.
"Nih bunga pada mekar tapi kok gue berasa pengap panas banget ya?" ucap Ghiffar menghapus keheningan mereka
"Banyak dosa lu" jawab Juan enteng
"Kalo gitu lu juga dong. Kan kita dosanya barengan." kekeh Ghiffar
"Viona, dari tadi nyerngit mulu kenapa lu kebelet ee'?" sambungnya lagi
Gadis itu hanya menghela napas entah pasrah entah lelah.
"Kalian dulunya juga satu sekolah?" tanya Viona penasaran
"Satu SD. Waktu SMP udah engga, eh taunya sekarang samaan lagi sama ini upil." Juan kini pandangannya menelurusi kelompok lain.
"Oh...." Viona hanya mengangguk paham
"Lu kok sendirian sih? Temenlu ga ada yang masuk sekolah barengan disini?" Ghiffar menatap Viona penuh tanya
Mereka memandang gadis ini penasaran. Dibanding murid perempuan lain yang tampak mengekori teman lama mereka dan saling tertawa ria, Viona hanya berdiam diri sendiri.
"Ah.. engga. Gue baru pindah ke kota ini." balasnya singkat
Juan menatap gadis itu lucu, mencoba sedikit mencairkan suasana.
"Hiih santai kok. Sekarang kan udah kenal kita. Kita bisa jadi temenlu mulai hari ini." balas Juan percaya diri
Ghiffar hanya menatap pasrah teman di sebelahnya dan menimpuk pelan kepala sang empu.
"Somplak! Yang ada ntar dia sesat temenan sama lu!"
"Udah Vii, mendingan sering sama gue aja. Gue lucu imut menggemaskan dan engga bising kayak kodok di sebelah." Ghiffar memicingkan mata ke arah Juan
Tentu saja Juan tak tinggal diam. Ia menoyor kepala Ghiffar sampai laki-laki itu terjungkal ke belakang.
Membuat teman-teman kelompok mengalihkan perhatian mereka dan terkekeh pelan.
"Udahh pokoknya sama kitaa! gue juga males ketemu dia muluuu." Juan mulai menunjukkan tingkahnya yang lebih ekspresif
"Ntar abis ini kita makan bareng ya!" ajaknya lagi
Sementara Viona hanya memandang kedua laki-laki itu tidak biasa.
Ia mengangguk pelan menyetujui ajakan Juan dan tersenyum simpul saat memikirkan, apakah mereka yang akan menemani hari-hari nya selama beberapa tahun ke depan?
"No one knows..." lirih Viona hampir tak terdengar.
Agenda Orientasi selanjutnya adalah pemanasan fisik. Sekolah menginstruksi untuk melakukan lompat tali sebanyak 15 kali, agar murid-murid dapat memacu adrenalin menjadi lebih bersemangat.
Masing-masing siswa sudah membawa perlengkapan, kini mereka mengeluarkan perkakas yang dibutuhkan.
"Gue bisa lebih dari 15 sih." ucap Juan sombong
Ghiffar dan Viona saling menatap, kemudian mereka terkekeh. Seakan saling mengerti apa yang mereka pikirkan saat ini.
"Kok ngetawain? Nih liat."
Juan kini sudah melakukan lompat tali itu, namun saat lompatan ke 8 Ia malah berhenti.
"Aduh! Nyangkut!" teriaknya saat melihat tali bagian bawah sedikit tersangkut di sisi belakang sepatu.
"Kaya jangkung sih..Haha. Nih tukeran pake punya gue aja lebih lebar." kekeh Viona sembari menawarkan jump rope yang Ia pegang.
"Hehehe tencuuu." Juan menyengir memperlihatkan deretan gigi yang rapi.
Viona melanjutkan kegiatan lompat tali itu sambil tertawa melihat Juan dan Ghiffar saling menyerang saat melakukan lompatan.
Gadis itu menunggingkan senyum cerah. Menikmati pertunjukan konyol dari kedua teman baru yang Ia kenal hari ini. Atau mungkin, akan menghiasi hari-hari seterusnya?
****
Kim Doyoung
(Derby Ghiffari a.k.a Ghiffar/Agip)***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerely, JH.
FanfictionJuan Hardika, membuat orang yang paling berarti dalam hidupnya harus menunggu untuk mendapatkan sebuah jawaban. Namun laki-laki itu tetap diam tanpa suara sepatah katapun, dalam sebuah penantian yang begitu panjang. Haruskah mereka mengandalkan tak...