"Ona tolongin gue! Aah aduh! Aduh!" Juan meringis saat bokongnya dipukul menggunakan sapu kelas, oleh Mila.
Juan dan Mila semakin lama terlihat akrab, dilihat bagaimana mereka sering bertikai selayaknya Juan mengganggu hari-hari Viona.
Karena jarang menghabiskan waktu bersama saat liburan musim panas, tentu saja Juan melancarkan kembali aksi usilnya. Sekalipun lanjut menjahili Mila, teman sebangku Viona.
"Terus Mil! Itu tuh timpuk aja kepalanya!" Viona semakin memprovokasi kegiatan itu saat Ia duduk santai dengan cemilan di meja kelas
Juan yang sudah menggunakan kedua tangan sebagai perisai, menghindar dari Mila dan bersembunyi di balik punggung Viona.
"Gila ya lu sangar banget! Jomblo seumur hidup baru tau rasa lu, jelek!" ucap Juan kepada gadis berambut hitam panjang, Mila.
Viona terkekeh menikmati pertunjukan singkat itu. Namun akhirnya Ia mencoba melerai mereka berdua.
"Udah..udah, ntar kalian yang jodoh berdua gimana hayo?" Viona masih cekikikan sampai tersedak cemilan
Mila memicingkan mata mendengar ucapan Viona. Gadis itu masih standby dengan perkakasnya.
"Pantes aja Viona jengah ama lu tiap hari, kerjanya ngerusuhin orang mulu!" ucap Mila
Perkaranya adalah saat Mila sedang santai duduk sambil menggambar, Juan tiba-tiba datang ke kelas mereka.
Niatnya ingin menjahili Viona seperti biasa, tetapi melihat Mila yang begitu fokus mengalihkan perhatian Juan.
Patut saja laki-laki itu kemudian bersendawa tepat di telinga Mila. Tanpa sadar menumpahkan satu tetes air lelehan stick ice yang di makan Juan ke gambar gadis itu.
Wajar saja Mila mengamuk.
"Udah..udah. Lu sih, Ju. Iseng banget ngejailin dia." Viona mencoba melerai
Mila kembali duduk di sebelah Viona dengan raut wajah kusut. Gadis itu masih kesal.
"Iyeee maaf ga sengaja, masih untung bukan iler gue yang jatoh." Juan mengemut santai es yang masih tersisa saat duduk di hadapan mereka.
Tatapan Mila kembali menajam melihat Juan. Laki-laki itu masih saja dengan mode usil, menjulurkan lidah.
Tak lama mereka duduk diam, Ghiffar muncul di balik pintu kelas Viona dan ikut bergabung duduk.
"Mil, pulang sekolah lu kemana?" tanya Ghiffar menatap gadis itu dengan menopang dagu
Juan menghentikan gigitan esnya, Ia menoyor pelan kepala Ghiffar.
"Mau lu kardusin apa lagi anak orang?!" Juan mengerutkan hidung
Pasalnya, Mila dan Ghiffar sama-sama anak OSIS. Ghiffar bergabung ke organisasi sejak tahun pertama, sementara Mila di tahun kedua.
Jadilah mereka mulai akrab, berhubung lingkaran pertemanan mereka tidak jauh dari Juan dan Viona.
Viona dan Mila menghela nafas bersamaan. Kedua gadis itu saling bertukar pandang, saling mengerti apa yang ada di benak mereka.
"Hadeh. Mau nemenin Vio." Jawab Mila singkat
"Mau kemana beb?" tanya Juan mengalihkan perhatian ke Viona dengan wajah polos, masih dengan emutan es di tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerely, JH.
FanfictionJuan Hardika, membuat orang yang paling berarti dalam hidupnya harus menunggu untuk mendapatkan sebuah jawaban. Namun laki-laki itu tetap diam tanpa suara sepatah katapun, dalam sebuah penantian yang begitu panjang. Haruskah mereka mengandalkan tak...