"Dia Kating gue sama Randy dulu waktu di SMP."
Ketiga teman itu menyimak perkataan Juan dengan seksama. Mereka menghentikan kegiatan makan bubur yang sedari tadi belum habis.
"...dan pernah ada kasus sama kita." sambung Juan lagi, mengalihkan pandangan ke sembarang arah.
Randy memfokuskan pandangan ke Juan yang ada di hadapannya. Mencoba mengurangi sedikit rasa campur aduk seraya mengungkit masa lalu.
"Ju?" Panggil Randy
Juan menoleh. Seakan mengerti maksud dari panggilan Randy, Juan mengangguk pelan.
"Waktu itu.. " Randy mengambil alih untuk bercerita
"...Tara pernah jadian sama sepupu gue, Hani. Mereka jadian hampir setahun, Tara udah tingkat akhir."
Menggali kembali masa lalu yang sudah di kubur jauh-jauh memang sangat menyakitkan. Terlebih lagi jika kenangan itu memberikan goresan.
"Karena Hani itu fisiknya lemah, dia sering sakit."
"..di awal gue udah ragu. Gue mantau perkembangan hubungan mereka, berharap Tara bisa jadi sosok yang bisa selalu nemenin Hani."
"Makin lama.. di saat yang lain pada sibuk ujian semester, Hani malah dirawat di rumah sakit."
Terdengar nafas Randy begitu berat. Ia bahkan menahan rasa gemuruh yang memenuhi dada hingga sesak.
"..dan selama gue sering jengukin Hani, Tara ga pernah ada." sambungnya
Saat kalimat itu dilontarkan, Juan menatap Viona dan Ghiffar bergantian.
"dan brengseknya dia jalan sama cewe lain." sambung Juan mengepalkan tangan kanan menahan amarah.
Juan dan Randy kembali saling membalas tatapan, memberikan isyarat untuk terus melanjutkan cerita ini. Meskipun berat.
Viona dan Ghiffar menyimak kisah kedua teman mereka penuh perhatian. Tak sadar kini mereka berdua menunjukkan mata yang sendu.
"Hani sempet bahagia banget di awal mereka jadian. Sekalipun kita tau itu kaya cinta monyet."
"Waktu Hani sakit, dia juga ga masalah kalo Tara jarang jenguk. Ga semua orang punya waktu kaya gitu, katanya." Randy melanjutkan bercerita
"..dan Hani gapernah tau kalo Tara udah sempet jalan sama cewe lain."
"Sampe akhirnya Hani sering nanyain Tara.."
"Gue nemuin Tara maksa supaya jengukin Hani. Ga peduli kalo dia udah sama cewe lain, Hani butuh Tara."
Rasanya Randy tidak sanggup untuk meneruskan cerita ini. Benar-benar harus menggali kembali luka lama.
"Hari itu yang nemenin terakhir Juan." Randy menatap Juan sendu
"Waktu Tara baru dateng.." Randy mencoba mengatur nafas
Juan memfokuskan pandangan ke teman di hadapannya itu. Ia mengambil alih.
"Hani udah duluan pergi." sambung Juan cepat seraya menundukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerely, JH.
FanfictionJuan Hardika, membuat orang yang paling berarti dalam hidupnya harus menunggu untuk mendapatkan sebuah jawaban. Namun laki-laki itu tetap diam tanpa suara sepatah katapun, dalam sebuah penantian yang begitu panjang. Haruskah mereka mengandalkan tak...