10

456 75 37
                                    

Kamu adalah buku teka-teki yang sedang aku mainkan, semakin lama aku semakin tidak percaya bahwa kamu benar-benar penyelamat dari Semesta

- Ni Luh Pelita Desitha Anindya Maheswari-

Pagi ini Rangga bergegas tanpa mengusik kedua sahabatnya yang masih tenggelam dalam mimpinya. Hari ini Rangga akan menjadi relawan dalam acara Bali Sehat Bersama.

Acara ini adalah acara yang di gagas oleh Ikatan Dokter Bali dan Rangga di undang untuk menjadi bagian dari 49 dokter yang akan memberikan pelayanan vaksinasi secara gratis kepada anak-anak dan orang-orang yang tidak mampu, serta memberikan edukasi berupa PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Undangan tersebut ia terima dari teman sejawatnya yang kini sudah menjadi manajer operasional salah satu rumah sakit swasta di Denpasar.

***

Di tempat lain Pelita pun bersemangat untuk memulai lagi harinya dengan harapan baru seperti senyum yang kini terlukis indah di wajahnya yang teduh tapi baru setengah jalan.

Bruuukkk.. bunyi hantaman keras di depan Pelita, tanpa aba-aba Pelita langsung dengan cepat mencari tahu asal suara mengerikan itu

Betapa hancurnya Pelita melihat anak laki-laki yang masih menggunakan seragam merah putihnya bersimbah darah

"Permisi.. maaf permisi ini ada apa ya Pak?" tanya Pelita kepada salah satu warga

"Adik ini korban tabrak lari" jawab Bapak itu cepat

Setelah mendengar itu Pelita segera meminta siapapun untuk mencegat mobil yang sedang lalu lalang di depan mereka

"Maaf Mas, boleh bantu saya? Ada anak yang baru saja jadi korban tabrak lari " tanya warga pada Rangga

"Boleh, silahkan Pak" jawab Rangga sambil membuka kunci pintu mobilnya tersebut.

"Terima kasih semoga Gusti Allah melindungi Mas"

"Permisi... Permisi... Mbak ayo kita angkat anak itu ke mobil itu, saya sudah mendapatkan tumpangan"

"Namanya Umar Pak" sela Pelita.

"Tapi dia terlalu kehilangan banyak darah kita harus memberikan pertolongan pertama atau dia tidak akan tertolong"

"Tapi, di sini tidak ada paramedis" sela salah satu ibu yang tampak begitu khawatir dengan kondisi Umar

"Saya, dokter Rangga Pradipta, dokter umum Rumah Sakit Jakarta Medika" jawab Rangga cepat sambil memperlihatkan kartu pengenalnya. Rangga yang menunggu lama di mobil, akhirnya turun menyusuri kerumunan warga yang khawatir dengan keadaan Umar.

"Ta, kamu ambil P3K di mobil saya kita harus segera menghentikan pendarahan di kepala Umar" perintah Rangga pada Pelita

Pelita masih tetap tidak bergerak otaknya masih mencerna apa saja yang baru dia dengar dan di lihat. Laki-laki didepannya ini penuh misteri Rangga Pradipta tak ubahnya teka-teki yang harus ia pecahkan.

"Ni Luh Pelita Desitha Anindya Maheswari cepat ambil kotak P3K di mobil saya atau Umar hanya tinggal nama"

Selang beberapa saat, Pelita kembali dengan kotak P3K di tangannya.

Rangga menangkap kepanikan luar biasa di wajah perempuan yang telah membuat hidupnya berubah.

"Tenang, Insya Allah Umar akan baik-baik saja sekarang kamu bantu saya untuk menghentikan pendarahan ini"

Ia memberikan tekanan pada luka sobekan di kepala Umar dengan saputangan yang ia bawa kemanapun. Setelah itu ia meminta Pelita mengangkat kepala Umar dan membuat kepalanya sejajar dengan dada

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang