57

164 43 35
                                    


Hari berganti, rasa sesal di dalam hati tidak mau pergi.

-Ni Luh Pelita Desitha Anindya Maheswari-

Rangga akhirnya benar-benar pergi ke Lembang bersama Radit dan Fannan, tapi tubuhnya saja yang di sana bukan pikiran juga hatinya

Lelaki itu tetap saja memikirkan dan merindukan Pelita

****

Sudah hampir dua minggu setelah kejadian di bandara, kedua hati yang masih saling mencintai itu masih berusaha sekuat tenaga untuk membiasakan diri tanpa satu sama lain.

Akhirnya event terakhir bulan ini selesai dan semuanya berjalan dengan baik, acaranya sukses

Sehari setelahnya Mbak Netta mengumpulkan staf Grand Bali Event Organizer untuk membahas tentang persiapan acara donor darah dan ulang tahun Rumah Sakit Jakarta Medika.

"Kemungkinan besar kita akan berada di Jakarta selama lima hari." mendengar ucapan Mbak Netta gadis itu tersenyum, ia berharap waktu itu cukup memperbaiki semua kesalahannya dan memperoleh maaf dari kekasihnya.

Kekasihnya? Apakah masih ada kesempatan untuk menyebut Rangga sebagai kekasihnya, setelah semua yang ia lakukan?

Selepas kepulangan Rangga ke Jakarta, Pelita merasa benar-benar sendirian. Tidak ada lagi Yasmin yang hangat mendengar semua ceritanya, gadis itu memilih tenggelam dalam pemusatan latihan soal untuk masuk ke perguruan tinggi impiannya dengan bantuan segunung buku pendamping dari Rangga tempo hari. Sasa pun begitu, gadis energik itu malah seperti menjaga jarak darinya. Ia benar-benar ditinggalkan.

Dan dengan semua kebenaran yang pelan-pelan berbicara padanya, bahwa sebenarnya yang tidak benar-benar tulus adalah sahabatnya sendiri; Daffa. Kenyataan pahit yang berulang kali Pelita harap hanyalah ilusi.

Apa masih ada kesempatan untuk memperoleh kepercayaan lagi serta maaf dari orang-orang yang ia sakiti hatinya lewat justifikasi sepihak yang tidak berdasar. Apa ia masih layak untuk mendapatkan cinta? Apa ia masih bisa mendekap manisnya maaf? Meskipun ia sepenuhnya tak yakin, tapi Pelita akan berjuang untuk itu.

Jika Pelita berpikir bagaimana cara memperbaiki semuanya, maka berbeda dengan Rangga. Ia tak ubahnya zombie dengan penampilannya tak terurus.

Tatapannya kosong, ia mungkin mengambil jam jaga lebih untuk menghapus bayangan Pelita dari kepalanya, tapi semakin ia mencoba semakin kenangan manis mereka mengambil alih kepalanya.

***

"Huuuuuuuffftt" gadis itu menghela nafas panjang, kemudian perkataan Yasmin beberapa hari lalu seakan menampar Pelita.

"Selamat datang dalam penyesalan akibat keegoisan dan keras kepalamu. Kamu bukan cuma telah kehilangan cinta, tapi kamu juga kehilangan segalanya" ucap sebagian dari dirinya

"Tenang, kamu masih punya begitu banyak kesempatan untuk memperbaiki semuanya"

"Namun, semuanya hanya akan terjadi jika kamu benar-benar ingin dan punya tekad kuat untuk itu" ucap Pelita menyemangati dirinya sendiri

***

Lembang, Bandung

"Lembang tak ubah nya tempat asing, Radit mungkin berhasil membawa ku kesini, menikmati malam dan keramaian, tapi tetap saja aku merasa sendirian. Riuh tawa orang-orang sekitar, cenderung tak terdengar. Yang ada dikepala ku hari ini hanya wajah teduh dengan senyum simpul yang manis." Monolog Rangga pada dirinya sendiri.

Setelah dua hari menghabiskan waktu di Lembang untuk menenangkan pikiran, yang ternyata tidak menghasilkan apa-apa. Rangga, Fannan, dan Radit memutuskan untuk kembali ke Jakarta.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang