20

366 71 66
                                    

Membahagiakanmu adalah tujuanku dan aku akan berusaha keras untuk itu

-Rangga Pradipta-

Meeting room

The Heaven Resort and Suites Hotel

"Selamat sore Pak" tanya Rangga pada Pak Arman manager operasional hotel.

"Selamat sore Mas" sahut Pak Arman tak kalah santun.

"Bisa kita mulai meeting sekarang?" tanya Rangga lagi memastikan kesiapan anggota rapat yang ada di depannya sambil tersenyum.

"Bisa Mas" sahut Pak Arman mantap.

"Oke, saya mau The Heaven Resort and Suites kembali menyelenggarakan kegiatan sosial untuk anak-anak berkebutuhan khusus" mulailah Rangga menjelaskan apa yang ingin ia lakukan.

Karena waktunya tidak lama, kurang lebih seminggu lagi ia akan meninggalkan Bali dan kembali ke rutinitas semua sebagai seorang dokter muda di rumah sakit Jakarta Medika.

Hanya Rangga yang kembali ke Jakarta sebab kedua sahabatnya masih punya tanggung jawab untuk mendesain sebuah rumah di kawasan Tabanan Bali. Kalo tidak salah, minggu depan barulah Radit dan Fannan menjumpai kliennya itu.

Mereka adalah pasangan pengantin baru yang ingin memiliki rumah bernuansa minimalis, ramah lingkungan dan kental dengan budaya Bali.

Fannan dan Radit adalah mahasiswa fakultas teknik arsitektur interior di universitas Indonesia.

Untuk mengisi dan menambah pundi-pundi rupiah, ketiga sahabat ini membuka perusahaan desain interior dimana Rangga Pradipta sebagai donatur utama agar perusahaan desain interior ini tetap jalan.

Inbeautiful Design Nama perusahaan desain interior milik mereka yang bisa dibilang punya reputasi bagus untuk perusahaan desain interior yang baru saja di rintis. Dan klien asal Tabanan adalah klien ke dua puluh lima sejak awal perusahaan ini di rintis. Setelah pekerjaannya di sini rampung kedua sahabatnya itu akan kembali ke Jakarta.

"Saya mau The Heaven Resort and Suites memfasilitasi anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar table manners yang baik."

"Kita kumpulkan semua anak-anak berkebutuhan khusus yang ada dikawasan Canggu dan sekitarnya dan pastikan semua dari mereka benar-benar menikmati acara itu."

"Baik Mas" sahut Pak Arman setelah mendengar penjelasan rinci tentang kegiatan sosial yang kembali akan diadakan di sini.

Melihat bagaimana Rangga memimpin rapat dan idenya membangun citra baik untuk The Heaven Resort and Suites, Pak Arman seperti melihat David Pradipta muda yang visioner dan penuh kasih.

Setelah itu Rangga menutup rapat ini dan mengucapkan terima kasih serta harapannya agar acara kali ini pun bisa sukses seperti acara penggalangan dana untuk panti asuhan Harapan Bunda tempo hari.

"Pak Arman tunggu" sela Rangga saat laki-laki itu sesaat setelah ia menarik pintu ruang rapat The Heaven Resort and Suites.

"Iya Mas?" sahut Pak Arman

"Rombongan mahasiswa seni Universitas Tokyo sudah bertolak ke negaranya belum?" tanya Rangga sambil terus berjalan.

"Kalau menurut jadwal mereka akan bertolak dari bandara dan kembali ke negaranya lusa."

"Oh, begitu, terima kasih Pak" sahut Rangga.

"Sama-sama Mas saya permisi duluan soalnya saya masih punya banyak pekerjaan" jawab Pak Arman lagi

"Mari, silahkan Pak" sahut Rangga santun

"Ta, aku akan jadi jembatan agar impianmu lebih dekat dan aku janji anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di sekitar kita akan bisa diterima dan hidup berdampingan dengan orang-orang yang tidak terlahir sebagai seorang anak istimewa." ucap Rangga dalam hati

✨✨✨✨✨

Ditempat lain, Daffa sibuk dengan laptopnya mengulik siapa dan bagaimana kehidupan seorang Rangga Pradipta. Sudah hampir setengah jam ia berkutat dengan laptopnya namun artikel yang ia temukan hampir sama semua.

"Semesterius itukah seorang anak pewaris tunggal kerajaan bisnis David Pradipta sehingga tidak mudah seseorang mengulik kehidupan pribadinya.?" tanya Daffa terheran-heran

****
Jika Daffa berjuang keras menemukan informasi akurat tentang Rangga, kedua sahabatnya Rangga malah sibuk menertawakan mimik wajah Daffa tadi ketika mereka bertemu.

"Lo yakin Dit, dia akan berhenti gangguin kita?" tanya Fannan.

"Engga," sahut Radit singkat

"Tapi— kalau perkiraan gue benar, berarti dia ngga sayang sama dirinya dan siap untuk jadi samsak tinju gue" tambah Radit lagi.

"Gue ngga akan berhenti jadi pelindung Rangga."

"Iya meskipun gue tahu si monyet ganteng itu bisa jaga dirinya, tapi gue tetap mau jagain dia dengan tangan dan usaha gue sendiri."

✨✨✨✨✨

3 hari kemudian~

Membaca ini ada desir asing yang memenuhi hati Pelita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membaca ini ada desir asing yang memenuhi hati Pelita. Lagi dan lagi Tuhan memperlihatkan bahwa laki-laki itu benar-benar memiliki hati layaknya seorang malaikat.

Lalu, apakah adil ia memberikan label buruk setelah apa yang ia lihat dan semesta perlihatkan?

Tanpa pikir panjang ia mengambil telepon genggamnya miliknya dan mulai menghubungi laki-laki itu

Tiga kali dering panggilan itu dijawab, di ujung sana laki-laki itu menggodanya

"Halo, Sassy girl, kenapa telepon kangen ya?" godanya

"Ga, kita bisa ketemu?" tanya Pelita malu-malu

"Sure, kapan dimana?" tanya Rangga lagi tak kalah antusias

"Satu jam lagi di restoran dekat kantor" sahut pelita kemudian menutup panggilan itu cepat sebelum laki-laki itu menggodanya lebih jauh.

****

Setengah jam kemudian~

Kembali kesini restoran yang berada tidak jauh dari Grand Bali Event Organizer

"Hi, cantik, udah lama ya?" tanya Rangga pada Pelita

"Ngga kok, aku baru aja nyampe" jawab Pelita sekenanya

Setelah Rangga duduk dan memesan makanan, Pelita menyodorkan sebuah surat kabar yang menjadi alasan utama mengapa ia mengajak laki-laki ini untuk makan siang bersama.

"Ga, kamu serius ngelakuin ini semua?" tanya Pelita tidak percaya.

"Iya" sahut Rangga cepat.

"Membahagiakanmu adalah tujuanku dan aku akan berusaha keras untuk itu dan aku tahu kamu ingin orang lain punya kesadaran dan kelapangan hati untuk menerima anak special itu dan inilah caraku untuk membantu kamu agar impianmu itu tercapai."

Pelita tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya dan ia kehilangan kata, ia refleks, dan memeluk Rangga Pradipta, sebagai tanda bahwa ia benar-benar bangga dan bahagia atas apa yang sudah dilakukan laki-laki itu untuk banyak orang.

Bunda Citra benar, terlepas dari bagaimana kesan pertama yang tercipta di antara mereka Tuhan memang mengirimkan laki-laki ini sebagai jembatan untuk semua impian kecil Pelita.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang