19

331 55 40
                                    

Persahabatan itu murni ikatan yang berasal dari hati bukan karena materi, strata seseorang. Sekali seseorang menganggap kamu sebagai sahabatnya berarti ikatan kalian itu abadi karena hati dan budilah yang menjadi perekatnya

-Muhammad Ghifari Nur Raditya

"Aku antar kamu pulang," ini bukan tawaran nada bicara laki-laki di depan Pelita ini lebih ke atasan yang memberikan arahan kepada bawahannya dan ia tidak pernah punya pilihan lain selain mengiyakan dan mengerjakan semua perintah itu bukan?

"Terserah," dari beberapa pertemuan mereka, Pelita tahu betul bahwa laki-laki ini tidak suka bantahan. Kalaupun kalian membantah apapun yang dia inginkan, maka ia akan punya seribu satu cara agar penolakan itu berubah menjadi penerimaan.

"Tapi semuanya ngga bisa bikin kamu masuk kategori cowok idamannya Ni Luh Pelita Deshita Anindya Maheswari ingat itu" jawab Pelita

"Hahaha, jalani aja dulu, coba kenal kalo sayang nanti itu bonus" jawab Rangga tenang.

"Lagian nganterin kamu pulang bukan karena mau bikin kamu terkesan kok. Ini tuh tanggung jawab tahu, karena setiap laki-laki harus memastikan perempuannya sampai tujuan dengan selamat. Dan yang harus kamu tahu, aku ngga perlu effort lebih untuk membuat perempuan terkesan. Karena aku bisa membuat perempuan terkesan sejak awal." tambah Rangga lagi dengan segala ke-narsisan-nya.

"IHHH pede banget emang situ okay?"

"Jelasss... Rangga Pradipta dokter muda yang meraih predikat sebagai lulusan Suma Cumlaude Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia"

"Jangan lupa anak tunggal David Pradipta" tambah Pelita sambil tertawa kecil.

Andai pelita tahu bagaimana gembira Rangga memiliki waktu bercengkrama dengannya tanpa ada adu urat diantara mereka. Dan jika boleh Rangga ingin waktu berhenti di sini.

"Yuk, masuk soalnya aku ada janji rapat setengah jam lagi untuk acara besar hotel." Ucap Rangga sambil membukakan pintu mobil sebelah kirinya itu.

"Hmm, acara apa?"

"Kegiatan sosial Sassy girl."

Pelita tidak bertanya lebih jauh karena memang sejak dulu The Heaven Resort and Suites selalu berperan aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan sosial.

Setelah mengantarkan Pelita pulang, Rangga tidak mampir ia hanya menitipkan salam ke ibu ayah dan Yasmin.

Setelah sampai di hotel, ia segera membersihkan diri dan menuju ke meeting room hotel.

Karena setelah acara penggalangan dana untuk panti asuhan Harapan Bunda selesai. Rangga berpikir untuk membuat sebuah acara sosial yang kembali di sponsori oleh The Heaven Resort and Suites.

Hotel bintang lima yang punya reputasi sangat baik.

✨✨✨✨✨

Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Daffa berniat untuk meregangkan otot-ototnya sembari menunggu waktu pulang kantor yang akan tiba lima belas menit lagi.

Ia membuka handphonenya, sejak kejadian di The Heaven Resort and Suites tadi siang, ia memilih untuk mengacuhkan benda pipih itu.

Ada pesan dan panggilan tak terjawab, ia bergegas membuka pesan WhatsApp itu.

Siapa yang mengirimi ia pesan seperti ini tanya Daffa dalam hati sambil kepalanya menerka nerka siapa orang misterius itu.

Ada pesan baru lagi, pesan itu berisi lokasi dimana orang misterius itu ingin bertemu dengan Daffa.

Akhirnya jam dinding ruangannya sudah menunjukkan pukul lima sore. Daffa langsung melakukan finger print dan bergegas meninggalkan kantor redaksi majalah ini untuk menuju lokasi yang diberikan oleh orang misterius itu.

Setelah tiba di tempat yang di berikan oleh orang misterius itu

Tanpa pikir panjang Daffa langsung menelpon dan dalam dua dering panggilan itu pun dijawab

"Halo, gue udah di sini"

"Bagus" sahut orang misterius itu tidak kalah galak dan panggilan itu pun langsung dimatikan.

Tidak perlu menunggu lama, orang misterius itu pun datang dan betapa terkejutnya Daffa mengetahui bahwa yang mengajaknya bertemu adalah sahabat dari Rangga Pradipta, laki-laki yang sudah merebut hati Pelita, sahabatnya sekaligus perempuan yang ia cintai sejak lama.

"Ha-ha-ha kalian rupanya, antek-anteknya anak Mami Rangga Pradipta." ejek Daffa.

"Kalian mau apa?" lagi lagi Daffa memprovokasi Radit dan Fannan dengan perkataannya.

Radit sudah tidak tahan lagi, ia sudah tidak bisa menyembunyikan kemarahannya setelah dengan mudahnya Daffa menghina Mamanya Rangga. Tanpa ba-bi-bu satu pukulan keras mendarat di wajah Daffa.

"WOY, berengsek Lu dengerin gue baik-baik ya jauhin Pelita, Sasa dan Rangga atau bukan cuma wajah ganteng Lo yang gue bikin hancur tapi tulang rusuk Lo gue patahin."

"Gue bukan antek-anteknya Rangga, gue sahabatnya. Dan Lo harus tahu Persahabatan itu murni ikatan yang berasal dari hati bukan karena materi, strata seseorang. Sekali seseorang menganggap kamu sebagai sahabatnya berarti ikatan kalian itu abadi karena hati dan budilah yang menjadi perekatnya."

"Rangga bilang Lo itu sahabatnya Pelita dan gue dengar Lo juga anak dari salah satu dokter ahli jantung terbaik di sini, tapi kenyataannya kelakuan Lo ngga sebaik nama ayah Lo."

"Brengsek!!" sela Daffa dengan penuh amarah.

"Hahaha. santai Bos, santai."

"Nih," pukul ejek Radit sambil menyodorkan wajahnya kepada Daffa

"Lo bilang Rangga tidak cocok dengan Pelita. Jadi cowok seperti apa yang cocok jadi pacarnya Pelita Daffa Risjad?" tanya Fannan

"Kayak Lo, Hahaha jangan ngimpi Bos. Lo kira kita ngga tahu sepak terjangnya Lo"

"Lo selalu berkilah kalo Lo cinta sama pelita, pelita satu-satunya cewek yang bisa buat Lo jatuh cinta tapi jujur sama perasaan Lo sendiri aja ngga bisa."

"Mas, gue kasih tahu ya sekali Lo jatuh cinta maka Lo harus berani mengambil keputusan dan sikap sebab cinta itu hanya ada dua yaitu; memperjuangkan atau mengikhlaskan dan menurut gue kalo saingannya Rangga Pradipta mending Lo mundur pelan pelan daripada Lo makin sakit hati."

"Hahahaha," sahut Radit melihat bagaimana amarah yang terlihat jelas di wajah lawannya kedua sahabat ini semakin membuat keruh keadaan.

"Lo sahabatnya Pelita itu artinya Lo pasti ngelakuin apapun yang buat bikin dia bahagia termasuk ngelepas dia. Kalo Lo belum bisa melakukan itu artinya Lo bukan sahabatnya, Lo hanya seorang laki-laki yang mencintai pelita dan terintimidasi oleh kehadiran Rangga."

"Gue sahabatnya Rangga dan gue bakal ngelakuin apa aja buat memastikan bahwa Rangga bahagia" papar Radit

"Termasuk menyingkirkan Lo dari hidup Pelita kalo berani berbuat kelewatan batas"

"Ini bukan gertakan tapi peringatan buat Lo Daffa Risjad"

Setelah itu Radit dan Fannan melakukan tos dan bergegas menuju taksi online yang sudah menunggu mereka.

****

Daffa, masih dengan kemarahan yang semakin lama semakin membabi buta.

Dia berjanji akan menemukan bukti bahwa laki-laki berengsek itu tidak benar-benar tulus kepada Pelita. Karena dia tahu betul bahwa sahabatnya sekaligus perempuan yang paling dia sayangi itu tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.

-Sebelum kalian memberikan bukti kepadanya pastikan bukti yang kalian punya kuat jika tidak maka tidak akan mengubah persepsi terhadap sesuatu-

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang