40

288 46 26
                                    

Tutur batinku tak akan salah

Silakan pergi, ku tak rasa kalah

Namun, percayalah, sejauh mana kau mencari

Takkan kau temukan yang sebaik ini

-Muhammad Ghifari Nur Raditya-

Tak berapa lama mobil yang mereka tumpangi berhenti di gerbang depan pelabuhan Sanur.

Begitu banyak orang lalu lalang tidak berjalan begitu jauh mata Rangga menangkap sosok mbak Windy yang sudah menunggu mereka.

Perempuan itu tersenyum simpul kepada mereka

"Selamat pagi Mas, Mbak sudah siap memulai petualangan?" kekehnya

"SIAP" Sorai Radit dan Fannan tak kalah antusias

"Mari ikut saya" ajak mbak Windy mereka menuju satu loket Fast Boat untuk mendaftarkan diri dan melakukan pembayaran

Setelah itu, petugas loket Fast Boat memberi enam tiket tanpa lupa tersenyum, semua bergegas menuju ke arah fast boat.

Tanpa aba-aba dari siapapun, Rangga mengulurkan tangannya untuk membantu perempuan cantik yang rambutnya di cepol asal dan tidak lupa mengalungkan kamera Pentax pemberian Rangga beberapa waktu lalu.

Kapal ini begitu padat namun perlakuan kecil ini membuat dada pelita menghangat. Sasa benar, ia benar-benar beruntung. Sangat beruntung.

"Kok bengong, ayo" ajak Rangga membuyarkan lamunan pelita.

Dibelakangnya ada Fannan yang berjalan sambil asyik mengunyah makanan kecil yang beli di depan pelabuhan tadi.

"Rasanya gurih, enak. Dit ini enak mau ngga?" tawar Fannan pada sahabatnya yang berada tepat di belakangnya.

"Hmm.." jawab laki-laki itu.

Dia tidak peduli dengan tingkah laku Fannan yang asyik mengunyah. Radit malah fokus pada gadis galak, hiperaktif yang penyayang.

"Sini tangannya," tawar Radit pada Sasa.

"Ngga usah" tolak Sasa

"Astaghfirullah, Duh Gusti naha di bumi seueur pisan budak awewe bandel Kahartos, maklum ayeuna mah jaman emansipasi, sadaya wanoja tiasa mandiri tapi geulis tangga ieu pisan leueur"

"Hahahaha" Fannan terbahak mendengar keluh kesah sahabatnya itu menghadapi Sasa yang keras kepalanya tidak jauh beda dari Pelita

"Mas, are you okay?" tanya Sasa bingung

"Aman, buruan ulurin aja tangan kamu sebelum ada tanduk di kepala Radit."
pinta Fannan pada Sasa.

Akhirnya, resepsionis hotel The Heaven Resort and Suites itupun mengikuti saran Fannan. Dan Fast Boat yang mereka tumpangi pun mulai menyebrang ke Nusa Penida

"Itu kenapa?" Tanya Pelita pada Rangga

Laki-laki itu cuma memberikan senyum asimetris andalannya sebagai jawaban

"Ihhhhhhhh kamu ditanyain bukannya jawab malah senyum-senyum gitu."

"Laaahhh dia ngambek yampun ta kamu lucu bangeeeddd sihhhh. Pengen aku gigit tahu gak??"

"Lucu kamu bilang, emangnya aku badut!!" Gerutu Pelita

Rangga pun tidak bisa lagi menahan tawanya

"Tuh kan makin jadi, dibilangin malah ngakak"

"Kalo ditanya tuh jawab bukannya senyum senyum gitu. Awas loh ntar kamu didiagnosa menderita depresi ringan sama dokter kejiwaan"

"Gapapa asal kamu yang jadi perawatnya aku ikhlas"

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang